Hari Terakhir! Warga ASEAN, Ayo Belanja Daring Se-Asia Tenggara!
ASEAN Online Sales Day diharapkan dapat mendorong ritel negara-negara anggota ASEAN lebih dikenal dalam kawasan. Perdagangan digital itu juga diharapkan meningkatkan produktivitas para pelaku usaha.
Oleh
M PASCHALIA JUDITH J
·2 menit baca
KOMPAS/M PASCHALIA JUDITH J
Seorang warga Indonesia membuka laman https://onlineasean.com yang menjadi pelantar ASEAN Online Sales Day (AOSD). Festival belanja dalam jaringan AOSD tahun ini diselenggarakan pada 8-22 Agustus 2023.
Masyarakat Asia Tenggara diajak berbelanja secara dalam jaringan lewat ASEAN Online Sales Day. Hanya dengan gawai dan sambungan internet, festival ini dapat menjadi ajang silaturahmi bagi pedagang dan pembeli lintas batas antarnegara anggota ASEAN tanpa perlu mengeluarkan ongkos untuk ke luar negeri.
ASEAN Online Sales Day (AOSD) dihelat sepanjang 8-22 Agustus 2023. Meskipun telah berlangsung sejak 2020, AOSD baru diluncurkan secara fisik dalam helatan pertemuan Menteri-menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers’ atau AEM Meeting ke-55 di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (19/8/2023). ”A Click to Prosperity” yang berarti sebuah klik untuk kesejahteraan menjadi tema penyelenggaraan AOSD.
Jika penasaran dengan yang dijajakan para pebisnis ASEAN, masyarakat cukup mengunjungi laman https://onlineasean.com/. Setelah sampai di beranda, konsumen diminta mengeklik lokasi domisili dan sampailah di deretan ikon para penjual beragam produk, termasuk penyedia jasa lokapasar.
Terdapat 121 pelaku usaha yang turut serta menjajakan barang dan jasa dagangannya. Para pelaku usaha itu terbagi dalam sembilan kategori, yakni lokapasar; busana; elektronik; rumah, perabotan, dan barang konsumsi (consumer goods); pariwisata dan perjalanan; makanan dan minuman; jasa layanan; kerajinan; serta lainnya.
KOMPAS/M PASCHALIA JUDITH J
Seorang warga Indonesia membuka laman https://onlineasean.com yang menjadi pelantar ASEAN Online Sales Day (AOSD). Festival belanja dalam jaringan AOSD tahun ini diselenggarakan pada 8-22 Agustus 2023.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, penerapan AOSD telah menunjukkan efisiensi revitalisasi ekonomi regional selama pandemi Covid-19 dengan kehadiran ekosistem e-dagang. ”Peluncuran fisik AOSD penting untuk mempromosikan daya tarik produk-produk terbaik di ASEAN,” katanya dalam peluncuran AOSD, Sabtu (19/8/2023).
Ekosistem ekonomi digital, katanya, menjadi capaian ekonomi prioritas karena sejalan dengan rencana pembangunan ekonomi berkelanjutan serta diharapkan dapat menjadi pendorong ekonomi di kawasan. Secara spesifik, dia berharap, AOSD dapat memperluas akses pasar untuk produk-produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta meningkatkan nilai perdagangan dalam kawasan ASEAN.
Selaras dengan harapan AEM, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia sekaligus Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid menilai, penyelenggaraan AOSD dapat mendorong ritel negara-negara anggota ASEAN lebih dikenal dalam kawasan. Harapannya, perdagangan digital tersebut dapat meningkatkan produktivitas para pelaku usaha.
Dia berharap, penyelenggaraan AOSD turut menggunakan kode respons cepat (QR code) ASEAN yang tengah didorong oleh ASEAN-BAC. Dengan demikian, konsumen dan penjual dapat bertransaksi lebih udah karena menggunakan mata uang lokal. Biaya transaksi pun menjadi lebih murah.
KOMPAS/M PASCHALIA JUDITH J
Suasana stan pameran Teh Poci yang menjadi salah satu bisnis peserta ASEAN Online Sales Day (AOSD), Selasa (22/8/2023). Pameran itu berlangsung selama ASEAN Economic Ministers’ (AEM) Meeting ke-55 di Semarang, Jawa Tengah, sepanjang 17-22 Agustus 2023. Festival belanja dalam jaringan AOSD tahun ini diselenggarakan pada 8-22 Agustus 2023.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Shopee Indonesia Christin Djuarto menyatakan, keberadaan lokapasar lintasnegara memberikan kesempatan bagi pelaku usaha, termasuk UMKM, untuk memperluas peluang pasar dan mengembangkan kualitas produk. Shopee memiliki lebih dari 20 juta produk UMKM yang terdaftar di Program Ekspor Shopee yang bisa dibeli oleh konsumen di negara-negara di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Amerika Latin.
Di sisi lain, Head of Center of Innovation and Digital Economy Institute for Development of Economics and Finance Nailul Huda menilai, laman yang digunakan untuk program AOSD sebagai situs agregator yang mengumpulkan informasi mengenai perdagangan daring di suatau negara agar dapat dilihat masyarakat se-ASEAN. Dia juga mengapresiasi produk kerajinan asal Indonesia yang dtunjukkan dalam laman tersebut.
Ke depannya, dia berpendapat, laman AOSD dapat mengurasi produk-produk yang dipajang agar benar-benar berasal dari negara anggota ASEAN. ”Kalau ada platform (yang ditampilkan di laman AOSD) yang banyak barang impornya, negara di luar kawasan tersebut malah lebih untung,” katanya.
Perhelatan belanja daring se-ASEAN yang ingin memajukan UMKM dan pelaku usaha lokal beserta barang dan jasa yang dihasilkan perlu dibarengi dengan pengelolaan laman AOSD yang lebih serius, khususnya dalam proses kurasi. Dengan demikian, laman AOSD dapat mendorong penjualan UMKM dan pelaku usaha lokal secara optimal, bukan hanya seremonial.