Pembangunan Infrastruktur Tumbuhkan Kawasan Industri
Pengembangan kawasan industri terus melaju seiring pesatnya pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandar udara.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pengembangan infrastruktur dinilai mendorong pertumbuhan kawasan industri secara masif. Pembangunan jalan tol, pelabuhan, dan bandar udara telah memperluas kawasan-kawasan industri di sekitarnya.
Berdasarkan Survey Colliers Indonesia, per triwulan II (April-Juni) 2023, pembangunan jalan dan infrastruktur pelabuhan telah mendorong pemekaran wilayah baru kawasan industri. Seiring pengembangan Pelabuhan Bojonegara di Serang dan Pelabuhan Patimban di Subang, pertumbuhan kawasan industri menyasar wilayah tersebut. Di Serang, kawasan industri Wilmar Integrated Industrial Estate dan Bojonegara Industrial Park semakin luas
Senior Associate Director Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto, dalam keterangan pers, akhir pekan lalu, mengemukakan, wilayah timur Jabodetabek tetap dipertahankan daya tariknya sebagai tujuan utama untuk teknologi tinggi, otomotif, dan industri ramah lingkungan. Namun, meningkatnya permintaan lahan industri di daerah ini menyebabkan ketersediaan semakin terbatas. Dampaknya, ekspansi kawasan industri berlanjut ke arah timur, antara lain ke Purwakarta dan Subang.
”Pengembangan lahan kawasan industri mulai bergeser secara bertahap dari Jakarta ke Purwakarta dan Subang. Ekspansi ini sejalan dengan kemajuan pembangunan infrastruktur yang meliputi jalan tol, pelabuhan, dan bandar udara, dan sesuai dengan kebijakan pemerintah,” ujar Ferry.
Ia menambahkan, sejumlah pengembang tengah gencar membangun kawasan industri dengan memanfaatkan akses Pelabuhan Patimban. Di antaranya, Subang Smartpolitan yang dibangun Suryacipta Swadaya, Jatiluhur Industrial Smart City yang dipelopori Wings Group, dan Taifa Industrial Perkebunan. Ketiga proyek pengembangan kawasan industri tersebut mencakup lahan sekitar 652 hektar. Selain itu, dua wilayah di Subang juga tengah disiapkan untuk kawasan industri, yakni Grand Rebana Kawasan Industri dan Kawasan Industri Patimban.
Adapun transaksi lahan kawasan industri Jabodetabek selama triwulan II (April-Juni) 2023 sebanyak 36,2 hektar dan hingga akhir tahun ini diperkirakan mencapai 203,9 hektar. Permintaan kawasan industri masih ditopang oleh pusat data (data centre) 25,32 persen, manufaktur 23,81 persen, dan otomotif 13,69 persen.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, secara terpisah, mengatakan, kecepatan pembangunan infrastruktur sangat dibutuhkan untuk mengejar ketertinggalan indeks infrastruktur yang menjadi landasan bagi peningkatan perekonomian. Tidak hanya infrastruktur transportasi yang dibangun Kementerian PUPR, tetapi juga infrastruktur energi, transportasi, sumber daya air, perumahan, serta teknologi informasi dan komunikasi.
Basuki menambahkan, terdapat dua peran utama infrastruktur, pertama infrastruktur sebagai sarana produksi dan penunjang pertumbuhan ekonomi, seperti jalan, jalan tol, energi, dan bendungan. Kedua, infrastruktur sebagai pemenuhan layanan dasar, seperti penyediaan air minum, jalan dan jembatan, perumahan, sanitasi, dan irigasi. Infrastruktur yang semakin kompetitif dinilai menjadi kunci utama dalam menarik investasi ke Indonesia.
”Jadi kalau investor mau masuk Indonesia yang ditanya pasti kesiapan infrastruktur. Apakah ada transportasinya, ada listriknya, ada telekomunikasinya, ada airnya, ada konektivitasnya,” kata Basuki, dalam keterangan pers, Minggu.
Basuki menambahkan, Indonesia saat ini tengah gencar menyiapkan kawasan-kawasan industri yang sudah dilengkapi infrastruktur dasar, seperti Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Jawa Tengah.
”Kita siapkan semua infrastrukturnya, jalannya dekat tol, airnya, perumahannya untuk pekerja. Investor datang tinggal bawa teknologi dan uang untuk investasi. (Ini) jadi model seperti yang kita kembangkan ke depan,” lanjut Menteri Basuki.
Kementerian PUPR pada saat ini tengah menyelesaikan pembangunan 61 bendungan dengan 36 di antaranya telah tuntas hingga tahun 2023 guna menjamin ketersediaan air dan ketahanan pangan. Adapun guna mendukung konektivitas untuk mengurangi biaya logistik telah dibangun jalan tol sepanjang 1.298 km pada 2015-2019. Panjang tol bertambah 511 km pada 2020-2022.
Selain itu, juga pembangunan infrastruktur sistem pengelolaan air minum (SPAM) sebesar 24.230 liter per detik pada tahun 2015-2019, dan bertambah 4.117 liter per detik pada 2020-2022. Pembangunan perumahan program sejuta rumah telah mencapai 3.800.170 unit pada 2015-2019 dan bertambah sebesar 3.050.526 unit.