Saham PT Royaltama Mulia Kontraktindo Tbk naik dari Rp 450 per saham jadi Rp 560 per saham pada hari perdana perdagangannya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perseroan menggunakan seluruh dana untuk mendukung usaha.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Saham emiten kontraktor jasa pertambangan PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk naik hingga 24,44 persen pada hari perdana perdagangan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, Senin (31/7/2023). Royaltama melepaskan 20 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penuh setara dengan 250 juta saham baru.
Nilai nominal saham Royaltama sebesar Rp 100. Dalam pelepasan saham kepada publik ini, Royaltama mendapatkan dana Rp 112,5 miliar. Tidak lama setelah dicatatkan, harga saham Royaltama naik dari Rp 450 per saham menjadi Rp 560 per saham.
”Saat ini perseroan masih fokus mendukung kinerja grup dengan mengelola tambang in house milik anak usaha RMK Enegy Tbk. Ke depan, kami akan menyediakan jasa pertambangan serta pengangkutan dari tambang non-grup di Muara Enim dan Lahat,” kata Vincent Saputra, Direktur Utama PT Royaltama Mulia Kontraktorindo Tbk di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (31/7/2023).
Seluruh dana hasil penawaran saham tersebut akan digunakan untuk mendukung usaha, seperti pembelian bahan bakar untuk kegiatan operasi alat berat serta untuk pembelian suku cadang alat berat dan pemeliharaan alat berat.
Menurut Vincent, potensi batubara di Sumatera Selatan masih sangat besar. Apalagi jika infrastruktur di hulu dan hilir sudah terkoneksi dengan baik. Vincent juga membuka peluang Royaltama bekerja sama sebagai penyedia jasa pertambangan untuk komoditas lainnya.
Dari sejumlah perusahaan yang sudah bersiap masuk ke bursa, beberapa menunda aksi korporasi berupa penawaran saham perdana kepada publik (initial public offering/IPO) dengan berbagai alasan. PT Akseleran Usaha Indonesia, misalnya, menunda langkah masuk ke bursa.
”Karena kondisi pasar saat ini, dibutuhan waktu lebih panjang untuk mendapatkan investor strategis yang tepat yang dapat mendukung perusahaan ke depan. Oleh karena itu, perusahaan memutuskan untuk menunda IPO untuk sementara waktu,” kata Group CEO dan Co-Founder Akseleran Ivan Nikolas Tabunan pekan lalu.
Ada beberapa hal yang menyebabkan proses pencatatan saham di bursa tertunda, seperti permintaan dokumen tambahan dari regulator yang memerlukan waktu.
Perusahaan yang menjalankan usaha pendanaan bersama berbasis teknologi informasi itu terus bertumbuh sejak beroperasi enam bulan lalu. Selain Akseleran, perusahaan manufaktur PT Zeus Kimiatama Indonesia membatalkan rencananya untuk menerbitkan saham untuk publik. Dalam laman e-IPO, status Zeus dilabeli dengan informasi ditunda. Belum ada keterangan lebih lanjut dari manajemen mengenai penundaan tersebut.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, ada beberapa hal yang menyebabkan proses pencatatan saham di bursa tertunda, seperti permintaan dokumen tambahan dari regulator yang memerlukan waktu.