Perubahan logo dilakukan agar perusahaan makin terkesan segar atau lincah menghadapi tantangan baru. Akan tetapi, tidak sedikit perubahan logo malah gagal mencapai target.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·4 menit baca
Pemilik Twitter, Elon Musk, berencana mengganti logo Twitter. Dari semula bergambar burung menjadi huruf X. Huruf X memang dekat dengan Musk. Ia mendirikan layanan finansial X.com yang kemudian menjadi Paypal. Ia juga memiliki perusahaan roket dengan nama SpaceX. Apakah perubahan logo ini akan menjadi ”cuan” atau berkah baru bagi perusahaan?
Perubahan logo sudah banyak dilakukan perusahaan seiring dengan perkembangan zaman. Logo juga diganti karena perusahaan telah mengembangkan berbagai usaha baru sehingga logo tidak lagi menggambarkan ”wajah” perusahaan. Perubahan logo dilakukan agar perusahaan makin terkesan segar atau lincah menghadapi tantangan baru. Akan tetapi, tidak sedikit perubahan logo malah gagal mencapai target. Di era media sosial, perubahan logo makin sering dikritisi oleh publik.
Perusahaan cokelat berusia lebih dari 120 tahun, Hershey, meluncurkan logo baru pada tahun 2014. Sontak peluncuran itu membuat para komentator di media sosial geli dan muak. Para komentator, baik yang ahli maupun yang liar, mulai mengabaikan desain ulang itu. Sebagian besar orang menyamakan logo dengan ”tumpukan kotoran yang mengepul”. Sebagian yang lain dengan cepat menunjukkan kemiripannya yang mencolok dengan emoji kotoran yang sangat disukai tanpa bola mata.
Perusahaan otomotif Kia pernah mendesain ulang logonya pada Januari 2021. Perubahan itu menuai kritik dan memunculkan kebingungan di pasar. Dengan tampilan hurufnya yang trendi dan bersudut, versi bergaya ini diharapkan memberi kesan produk modern. Huruf K di Kia sangat jelas. Namun sayangnya, IA lebih mirip N. Bahkan, kesalahan ini menyebabkan lonjakan pencarian Google: ”Apa merek mobil KN yang baru?”
KIA sendiri, seperti dikutip Inc.com, menyebutkan alasan perusahaan mengubah logo adalah bahwa logo baru tersebut mewakili komitmen terhadap inovasi dan ambisinya untuk menjadi pemimpin dalam industri otomotif. Akan tetapi, seperti dalam tulisan di laman tersebut, keinginan itu gagal dicapai. Logo itu melanggar empat prinsip dasar desain merek, yaitu kejelasan logo, konsistensi dengan sejarah merek, kemudahan untuk direproduksi, dan kompleksitas logo yang kadang sulit dipahami publik.
Bagaimana kemungkinan nasib logo baru Twitter? Salah satu tulisan di Fast Company menyebut, perubahan di Twitter itu mendapat kritik tajam di platform media sosial. Perubahan itu akan sangat membingungkan sebagian besar audiens Twitter. Rencana perubahan logo memperburuk platform sosial itu mengingat banyak perubahan besar lain yang telah dilakukan Musk. Perubahan kebijakan sebelumnya telah membuat muak berbagai kalangan, baik pengguna maupun pemasang iklan.
Perubahan itu akan sangat membingungkan sebagian besar audiens Twitter. Rencana perubahan logo memperburuk platform sosial itu mengingat banyak perubahan besar lain yang telah dilakukan Musk.
Bahkan, komentar yang paling pedas menyebutkan bahwa Musk tidak akan mendapatkan apa-apa dari perubahan logo Twitter. Kesalahan selama ini telah mengubur masa depan Twitter. Tidak banyak yang bisa diharapkan dengan Twitter meski telah memiliki CEO baru. ”Ini adalah akhir yang pas untuk pelepasan sebuah merek dan bisnis ikonik yang fenomenal,” tulis salah seorang komentator berkait dengan perkembangan terbaru. Apalagi, pesaing baru, yaitu Threads, telah muncul dan mampu meraih 100 juta pengguna dalam waktu lima hari.
Perubahan pasar yang didorong oleh perubahan teknologi memang membuat perusahaan harus menengok ulang aset-aset mereka, termasuk aset berupa logo. Pasar yang tunggang langgang berlarian ke sana kemari menjadikan perusahaan harus terus mengikutinya. Logo yang sudah barang tentu menjadi wajah perusahaan harus mencerminkan keadaan terbaru dari perusahaan. Akan tetapi, pada saat yang bersamaan, publik mudah mengikuti perubahan itu dan merasa nyaman dengan logo baru, bukan malah terganggu.
Pada awal tahun ini, Nokia mendesain ulang logonya untuk pertama kali dalam beberapa dekade. Langkah ini diambil untuk menjauhkan diri dari citra publiknya sebagai perusahaan telepon. Logo baru menampilkan lima bentuk berbeda yang digabungkan untuk mengeja Nokia. Tampilan hurufnya lebih ramping dan warna biru klasik yang diasosiasikan dengan merek diganti dengan berbagai warna bergantung pada penempatannya.
Pada awal tahun ini, Nokia mendesain ulang logonya untuk pertama kali dalam beberapa dekade. Langkah ini diambil untuk menjauhkan diri dari citra publiknya sebagai perusahaan telepon.
”Kami membangun warisan dari logo sebelumnya, tetapi membuatnya terasa lebih kontemporer dan digital untuk mencerminkan identitas kami saat ini,” tulis CEO Pekka Lundmark dalam rilisnya, seperti dikutip laman CNN. Mereka pernah menjadi pemasok ponsel terbesar dan identik dengan era ponsel flip. Nokia kemudian berjuang keras untuk bersaing dengan Apple, Samsung, dan lainnya di pasar telepon pintar.
Nokia menjual bisnis ponselnya ke Microsoft pada tahun 2014 dalam kesepakatan yang menghancurkan, yang mengakibatkan Microsoft mengambil kerugian besar-besaran sekitar 8,4 miliar dollar AS pada tahun berikutnya. Sejak saat itu, perusahaan telah berjuang untuk menghilangkan reputasinya sebagai perusahaan telepon, sementara berfokus pada teknologi jaringan seluler dan komputasi awan. Nokia sekarang menghasilkan sebagian besar pendapatannya dari penjualan produk dan layanan bisnis ke bisnis (B to B).
Untuk menandakan ambisi itu, Nokia memperbarui citra mereknya. Logo baru diharapkan mencerminkan siapa mereka saat ini sesungguhnya. Mereka ingin disebut sebagai pemimpin inovasi dalam layanan teknologi B to B. Nokia ingin memiliki citra melampaui yang pernah dilihat oleh dunia sebelumnya. Upaya mereka tidaklah ringan. Semua akan mengalaminya. Mereka yang sukses selalu mengacu pada sejarah merek mereka alias tidak loncat dari warisan yang telah disusun pendiri.