Twitter Tak Lagi Sama sejak Dibeli Elon Musk
Sejak dibeli oleh miliarder Elon Musk, perusahaan media sosial Twitter mengalami sejumlah terobosan untuk menambah pendapatan, tetapi malah muncul kontroversi di kalangan penggunanya.
JAKARTA, KOMPAS — Dalam cuitan hari Minggu (5/2/2023), miliarder sekaligus CEO Twitter Elon Musk mengatakan bahwa beberapa bulan terakhir terasa sangat sulit bagi Twitter, tetapi sekarang cenderung mencapai balik modal. Dia juga mengakui bahwa Twitter harus menghadapi tantangan agar bisa selamat dari kebangkrutan.
”Twitter masih memiliki tantangan, tetapi sekarang cenderung mencapai titik impas jika kita terus melakukannya. Dukungan publik sangat dihargai,” tulis Elon Musk yang juga CEO Tesla dan SpaceX.
Mengutip CNBC, buletin teknologi Platformer menyatakan, pendapatan harian Twitter turun 40 persen pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Sejumlah pengiklan ngetop Twitter telah menghentikan atau menarik kembali belanja iklan di Twitter.
Dalam cuitan bulan November 2022, Musk mengakui bahwa perusahaan Twitter mengalami penurunan pendapatan besar-besaran setelah sejumlah pengiklan menghentikan belanja di platform media sosial. Kemudian, saat menghadiri siniar (podcast) All-In bersama kawan lamanya yang juga investor di Twitter, Jason Calacanis, dan mitra Craft Ventures, David Sacks, akhir 2022, Musk mengakui bahwa Twitter tidak lagi di jalur kebangkrutan, tetapi masih dalam posisi ”tidak aman”.
Musk membeli perusahaan media sosial itu seharga 44 miliar dollar AS pada Oktober 2022. Mengingat harga tinggi dari kesepakatan tersebut, miliarder itu berada di bawah tekanan untuk membuktikan pembeliannya sukses.
Dia memangkas pengeluaran di Twitter, memutuskan pemutusan hubungan kerja (PHK), memotong biaya lain, dan menghentikan pembayaran vendor. Pada saat yang sama, dia telah mencoba mencari jalan baru untuk menghasilkan uang.
Baca juga: Twitter Makin Galau, Musk Buat Jajak Pendapat: Dia Mundur atau Bertahan
Pekan lalu, mengutip TechCrunch, Twitter akan berhenti menawarkan akses gratis Application Programming Interface (API) atau antarmuka pemrograman aplikasi mulai 9 Februari 2023 dan akan segera meluncurkan versi berbayar. Ribuan pengembang menggunakan API Twitter untuk berbagai macam hal, seperti melacak perubahan. Sejumlah peneliti dari universitas juga sering menggunakan API Twitter untuk riset ujaran kebencian dan penyalahgunaan daring.
Elon Musk mengumumkan, per Jumat (3/2/2023), Twitter akan mulai menerapkan berbagi pendapatan iklan dengan kreator konten. Syaratnya, pengguna harus mendaftar ke Twitter Blue yang dipatok dengan harga mulai dari 8 dollar AS per bulan.
Twitter pun berencana untuk mulai menayangkan iklan di balasan, sebuah perubahan yang dapat menyumbat platform dengan konten bersponsor dan mengundang lebih banyak spam balasan.
Bulan lalu, The New York Times melalui artikel Twitter Said to Consider Selling User Names to Boost Revenue (11/1/2023) menyatakan, Twitter dirumorkan telah mempertimbangkan untuk menjual nama pengguna guna menghasilkan pendapatan baru. Informan The New York Times menyebutkan bahwa karyawan Twitter telah mengadakan pembicaraan tentang penjualan beberapa nama pengguna untuk layanan itu sejak Desember 2022.
Insinyur telah membahas menjalankan lelang daring di mana orang dapat menawar nama pengguna, yang merupakan kata, angka, atau rangkaian karakter yang mengikuti tanda @ yang digunakan untuk mengidentifikasi akun di platform.
Tidak jelas apakah proyek itu akan bergerak maju dan apakah rencana tersebut memengaruhi semua nama pengguna atau hanya sebagian. Namun, Musk mengatakan bulan sebelumnya bahwa dia ingin mulai menghapus akun tidak aktif di Twitter dan membebaskan 1,5 miliar nama pengguna. Hanya nama pengguna tertentu — seperti nama orang terkenal, merek, dan nama populer — yang mungkin memiliki nilai.
Baca juga: Setelah Twitter Dimiliki Elon Musk
Sepanjang pekan lalu, banyak pengguna Twitter mengubah akun mereka menjadi pribadi setelah laporan anonim menunjukkan bahwa beberapa orang melihat lebih sedikit keterlibatan setelah perubahan pada algoritma rekomendasi. Bug lain, seperti retweet yang salah ditampilkan sebagai dihapus, telah muncul secara teratur dan sebagian besar masih ada.
Elon Musk pernah mengatakan, dia memiliki visi untuk menciptakan aplikasi super, mirip dengan WeChat China yang digunakan lebih dari 1 miliar orang untuk mencari berita, terhubung dengan teman, melakukan pembayaran, dan memesan makanan.
Untuk sistem pembayaran, Musk sebenarnya pernah menyampaikan dirinya telah merinci rencana untuk memasuki pasar platform pembayaran. Hal ini terjadi saat pertemuan dengan para pengiklan di Twitter Spaces, November 2022. The Financial Times dalam artikel ”Elon Musk Pushes Forward with Twitter Payments Vision”, seminggu lalu, menyebutkan bahwa Twitter telah mulai mengajukan lisensi peraturan di seluruh AS dan merancang perangkat lunak yang diperlukan untuk memperkenalkan pembayaran di seluruh platform media sosial.
Dinamika inisiatif Musk untuk menghasilkan sumber pendapatan baru bagi Twitter juga diikuti oleh warganet Indonesia. Pada Minggu (5/2/2023), akun @convomf menuliskan cuitan mengenai kabar Twitter akan melayani jual-beli, ”Banyak gratis ongkor ga ya kira-kira?”. Pemilik akun @liy_yea menimpali dengan pernyataan ”Lon lon, gw buka twt biar ilang capeknya eh sekarang malah jadi capek buka twt. rame bgt fitur lu lon….”.
Baca juga: Apakah Elon Musk Masih Bisa Dipercaya?
Tidak sama
Pemerhati budaya dan komunikasi digital Universitas Indonesia, Firman Kurniawan, saat dihubungi, Senin (6/2/2023), di Jakarta, berpendapat, ketika Elon Musk ambil alih Twitter, tidak ada jaminan model bisnis Twitter yang lama akan bertahan. Musk juga ingin mendapatkan keuntungan lebih setelah membeli dalam nilai jumbo.
”Twitter bukan hanya untuk tujuan sosial, seperti pertukaran informasi, tetapi juga sebagai perusahaan harus menghidupi operasional dan cari untung,” ujar Firman.
Firman memandang, upaya Twitter menggarap sumber pendapatan baru punya peluang, misalnya tendensi Donald Trump yang kurang suka dengan Tiktok. ”Selain itu, masyarakat selalu cari ruang untuk menghasilkan konten komersial,” katanya.
Pegiat media sosial, Enda Nasution, saat dihubungi terpisah, berpendapat, mayoritas pengguna di berbagai platform media sosial merupakan konsumen informasi. Mereka umumnya menonton, hanya membaca, sedikit berinteraksi, ataupun memberikan komentar. Jumlah kreator lebih sedikit dari konsumen, tetapi merekalah yang membuat atensi agar konsumen datang.
”Semakin rajin kreator menciptakan konten, semakin banyak audiens datang. Semakin besar pendapatan yang diperoleh kreator ataupun pemilik platform media sosial,” ujar Enda.
Fitur pembuat Twitter menekankan untuk menghubungkan pembuat dan pengikut mereka secara langsung dengan langganan dan tiket berbayar bulanan, tetapi Musk tampaknya tertarik untuk menambahkan bagian pendapatan iklan ke dalam campuran.
Namun, Enda memandang, inisiatif Musk itu sebenarnya bukan cara baru. Youtube telah lama membagi pendapatan dengan komunitas pembuatnya dan secara umum dianggap sebagai tempat terbaik untuk menghasilkan uang dari video secara andal. Perusahaan membayar 55 persen dari pendapatan yang diperoleh melalui iklan di saluran dan baru-baru ini memperkenalkan bagi hasil untuk pesaing Tiktok bentuk pendeknya, Youtube Shorts.
Tiktok baru saja mengumumkan program bagi hasil iklannya sendiri pertengahan tahun lalu dengan Tiktok Pulse meskipun tawaran itu hanya diperluas ke akun dengan setidaknya 100.000 pengikut — batas yang tinggi. Model bagi hasil iklan bahkan kurang umum pada platform yang menekankan teks daripada video.
Terkait dengan inisiatif Musk mengembangkan sistem pembayaran atau membuat Twitter jadi aplikasi super yang bisa melayani jual-beli barang, Enda memandangnya harus dibedakan dengan gagasan berbagi pendapatan dengan kreator. Sebelum Elon Musk masuk, Twitter sudah jadi ruang jual-beli, setidaknya jual-beli langganan aplikasi dan promo barang.
”Sudah banyak warganet berbelanja menggunakan platform media sosial, tetapi pada akhirnya juga bertransaksi tetap memakai sistem pembayaran yang sudah ada, misalnya rekening bank. Intinya, berbagai gagasan baru Elon Musk menambah jalur pendapatan itu murni dilakukan karena dia pebisnis,” kata Enda.
Baca juga: Tesla Perluas Diskon ke Pasar AS-Eropa