Emiten yang terafiliasi dengan Erajaya Group, yakni PT Sinar Eka Selaras Tbk, berencana menawarkan 20 persen sahamnya ke publik. Penyedia solusi ritel ini optimistis sektor ritel masih berpotensi untuk berkembang.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
Pergerakan harga saham terpantau dari monitor elektronik di dinding gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (4/7/2023).
JAKARTA, KOMPAS — PT Sinar Eka Selaras Tbk atau Erajaya Active Lifestyle menawarkan saham kepada publik sebanyaknya 20 persen. Emiten yang terafiliasi dengan Erajaya Group ini merupakan penyedia solusi ritel dan distribusi multibrand. Portofolio merek yang dimiliki oleh EAL ada tiga segmen, yaitu aksesori (ecosystem), benda terhubung internet atau internet of things, dan pakaian olahraga.
”EAL (Erajaya Active Lifestyle) merupakan pemain utama di industri ritel dan memiliki pasar luas di Indonesia. Kami juga memberikan solusi inovatif dan layanan melalui portofolio gaya hidup aktif kelas dunia. Didukung oleh jaringan omni channel (multikanal) yang ada di seluruh Indonesia sehingga menjadi pilihan utama konsumen di Indonesia,” kata Direktur Utama PT Sinar Eka Selaras Djohan Sutanto, di Jakarta, Senin (17/7/2023).
Djohan menambahkan, pihaknya optimistis sektor ritel masih memiliki potensi besar untuk berkembang. EAL mematok harga penawaran awal pada kisaran Rp 370 dan Rp 410 per saham. Dengan demikian, potensi dana yang akan diperoleh maksimal senilai Rp 425 miliar.
Dana publik yang dihimpun akan digunakan untuk berbagai keperluan. Sekitar 37 persen di antaranya akan digunakan untuk ekspansi bisnis. Dari alokasi pengembangan bisnis tersebut, 93 persen di antaranya akan disalurkan sebagai pinjaman kepada PT Mitra Internasional Indonesia. Dana ini akan digunakan untuk modal kerja serta menambah 50 gerai baru dan meremajakan 10 gerai.
Sebanyak 7 persen lainnya akan disalurkan kepada PT Era Aktif Indonesia untuk modal kerja dan penambahan empat gerai baru. Sedangkan alokasi lainnya, yakni 13,75 persen, akan digunakan untuk mendukung ekspansi bisnis baru dan 49 persen sisanya digunakan sebagai modal kerja.
Emiten properti
Calon perusahaan tercatat lainnya, yakni PT Multisarana Intan Eduka Tbk, mematok harga perdana antara Rp 100 dan Rp 110 per saham. Saham yang ditawarkan 417,3 juta saham dan setara dengan 27,5 persen dari modal disetor dan ditempatkan penuh.
Dengan aksi korporasi ini, perusahaan real estat serta sewa guna usaha ini akan mendapatkan dana publik maksimal Rp 46 miliar. Selain itu, Multisarana Intan Eduka juga menerbitkan waran dengan harga pelaksanaan Rp 250 per unit. Dari penerbitan waran ini, maksimal dana akan didapatkan Rp 52 miliar.
Dengan aksi korporasi ini, perusahaan real estat serta sewa guna usaha ini akan mendapatkan dana publik maksimal Rp 46 miliar.
Dalam prospektusnya, Multisarana Intan Eduka akan menggunakan sekitar 70 persen dana dari hasil penjualan saham ini untuk pengadaan lahan. Selain itu, dana akan dialokasikan untuk membangun gedung sekolah baru. Sisa dana, yakni sekitar 30 persen, akan digunakan untuk modal kerja, antara lain untuk membiayai kegiatan operasional, seperti biaya karyawan, perawatan, dan perbaikan ringan gedung.
”Sementara dana yang diperoleh perseroan dari pelaksanaan waran I seluruhnya akan digunakan untuk membiayai aktivitas operasional rutin dari manajemen properti perseroan,” demikian keterangan dari perseroan.