Empat emiten dari sejumlah sektor, yakni PT Graha Prima Mentari Tbk, PT Carsurin Tbk, PT Platinum Wahab Nusantara Tbk, dan PT Widiant Jaya Krenindo Tbk, mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, Senin (10/7/2023).
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Empat emiten dari berbagai sektor masuk bursa secara bersamaan pada perdagangan Senin (10/7/2023). Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki turut menyaksikan pencatatan saham keempat perusahaan tersebut.
Perjalanan perdana saham keempat emiten tersebut beragam. Saham Graha Prima Mentari, misalnya, langsung turun hingga mencapai auto reject bawah (ARB) menjelang akhir penutupan sesi pertama setelah sahamnya turun 10 persen dari harga perdana Rp 120 per saham menjadi Rp 108.
Sementara saham Carsurin bergerak fluktuatif. Saham dengan harga perdana Rp 125 ini sempat naik menjadi Rp 168 per saham. Menjelang penutupan sesi pertama, harga saham Carsurin stabil pada kisaran Rp 151 per saham atau naik 20 persen.
Perusahaan minuman dan gerai nonwaralaba Platinum Wahab Nusantara juga naik kencang pada debutnya. Saham dengan harga awal Rp 110 itu langsung naik 34,5 persen menjadi Rp 148 per saham. Sementara saham Widiant Jaya Krenindo naik 10 persen dari Rp 100 menjadi Rp 110 per saham.
Langkah untuk melepaskan sebagian saham Graha Prima Mentari kepada publik merupakan bagian dari strategi untuk meningkatkan kapasitas dan tata kelola perusahaan untuk lebih baik lagi. ”Kami akan menjaga kepercayaan itu,” kata Direktur Utama Graha Prima Mentari Agus Susanto. Dalam pelepasan saham kepada publik ini, Graha Prima mendapatkan dana segar senilai Rp 37 miliar.
Sementara Direktur Utama Carsurin, Sheila Maria Tiwan, mengatakan, keputusan untuk masuk bursa bukan hanya untuk menambah aliran modal, tetapi juga merupakan bukti dari kepercayaan publik. Dia menjelaskan, dana yang didapatkan dari publik mencapai Rp 75 miliar dan sebagian besar akan digunakan untuk belanja modal, termasuk pembangunan laboratorium di beberapa tempat.
Direktur Utama Platinum Wahab Nusantara Maulana Hakim menjelaskan, pencatatan saham minuman merek Teguk Indonesia ini merupakan mimpi yang menjadi kenyataan setelah lima tahun beroperasi. ”Teguk miliki 160 gerai di beberapa kota dan 1 gerai di New York. Visi kami menjadi perusahaan makanan minuman Indonesia yang mendunia dan memiliki bisnis yang berkelanjutan,” kata Maulana. Adapun dana publik sebesar Rp 117 miliar akan digunakan untuk memperbanyak gerai dan meningkatkan kapasitas produksi.
Emiten lain yang mencatatkan saham pada hari ini yaitu PT Widiant Jaya Krenindo Tbk, berencana menggunakan dana untuk ekspansi usaha. Direktur Widiant Jaya Krenindo, Erik Angkasa Darma, menjelaskan, ekspansi usaha akan dilakukan sehingga cakupan usaha menjadi semakin luas. ”Dengan demikian diharapkan akan meningkatkan kinerja keuangan,” kata Erik Angkasa. Dalam aksi korporasi ini, Widiant mendapatkan dana segar Rp 40 miliar. Sebanyak Rp 22 miliar di antaranya akan digunakan untuk membeli alat berat.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menargetkan setidaknya ada 10 perusahaan berskala mikro, kecil, dan menengah yang akan masuk bursa hingga tahun 2024.
”Kami dan bursa menargetkan 10 perusahaan UMKM untuk listing di bursa, kami ada kerja sama inkubasi mereka. Hari ini saya senang, Teguk sudah masuk ke bursa dan respons pasarnya luar biasa,” kata Teten. Dia optimistis perusahaan kecil dan menengah dapat masuk bursa.