Suku Bunga Landai, Korporasi Terbitkan Obligasi Semester Kedua
Puncak kenaikan tingkat suku bunga diperkirakan sudah berakhir. Karena itu, suku bunga diharapkan lebih stabil sehingga membuka peluang bagi para emiten untuk menerbitkan obligasi pada semester II-2023.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo memperkirakan penerbitan obligasi korporasi akan marak kembali pada semester kedua 2023. Salah satu faktornya adalah kenaikan tingkat suku bunga yang sudah mencapai puncak dan akan melandai.
Tingkat suku bunga yang cenderung turun akan membuat biaya penerbitan obligasi menjadi semakin kecil. Hingga akhir Juni 2023, jumlah surat utang yang diperingkat oleh Pefindo mencapai Rp 31,44 triliun. Jumlah ini turun 48 persen dari periode sama tahun lalu yang tercatat Rp 60,6 triliun.
”Perusahaan menunggu agar situasi menjadi lebih baik lagi,” kata Direktur Utama Pefindo Irmawati Amran dalam paparannya, Jumat (8/7/2023).
Tingkat suku bunga pada semester I-2023 dianggap masih tinggi sehingga beban biaya bunga yang ditanggung oleh emiten obligasi lebih tinggi. Emiten berharap pada semester kedua tahun ini suku bunga lebih rendah sehingga beban biaya bunga berkurang.
Adapun mandat yang diterima Pefindo untuk memberikan pemeringkatan hingga akhir Juni 2023 mencapai Rp 61,3 triliun. Jika dilihat dari institusi penerbit, 18 badan usaha milik negara (BUMN) dan anak perusahaan memberikan mandat senilai Rp 24,6 triliun, sementara 23 perusahaan non-BUMN memberi mandat senilai Rp 36,6 triliun.
Dalam kesempatan sama, ekonom Pefindo, Suhindarto, menjelaskan, kebijakan moneter ketat masih diterapkan di berbagai negara. Kebijakan ini merupakan langkah untuk meredam laju inflasi yang dialami banyak negara.
Suku bunga acuan Bank Indonesia pada awal tahun 2022 masih berada dalam level 3,5 persen dan berangsur naik hingga awal tahun 2023 hingga mencapai 5,75 persen. Hal ini menyebabkan kupon bunga yang harus dibayarkan oleh emiten penerbit obligasi juga semakin tinggi.
Suhindarto menambahkan, tampaknya puncak kenaikan tingkat suku bunga sudah berakhir. Pada semester kedua suku bunga diharapkan menjadi lebih stabil sehingga membuka peluang para emiten untuk mengeluarkan obligasi. Inflasi sudah mereda dan sudah masuk ke rentang target bank-bank sentral.
Pada semester kedua suku bunga diharapkan menjadi lebih stabil sehingga membuka peluang para emiten obligasi untuk mengeluarkan obligasi.
Dia juga menambahkan, obligasi tetap menjadi pilihan menarik untuk menambah kapasitas permodalan dibandingkan dengan cara lainnya.
Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yulianto Aji Sadono mengatakan, dalam satu pekan lalu emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2023 mencapai 48 emisi dari 38 emiten. Adapun nilai totalnya mencapai Rp 58,76 triliun.
Total emisi yang tercatat di BEI sampai Jumat mencapai 517 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp 454,87 triliun dan 47,5 juta dollar AS. Obligasi ini diterbitkan oleh 128 emiten. Sementara Surat Berharga Negara (SBN) yang tercatat di BEI berjumlah 191 seri dengan nilai nominal Rp 5.536,74 triliun dan 468,1 juta dollar AS.