Soal Dugaan Kebocoran Data Paspor, Kemenkominfo: Kami Masih Telusuri
Setelah data pengguna aplikasi MyIndiHome, kini giliran data paspor warga negara Indonesia yang diduga bocor. Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan tengah menyelidiki dugaan kebocoran data tersebut.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Komunikasi dan Informatika, hingga Rabu (5/7/2023) malam, menyatakan belum bisa menyimpulkan terjadi kebocoran data pribadi paspor warga negara Indonesia yang masif. Tim kementerian masih melakukan penelusuran dan investigasi mendalam.
”Penelusuran dan penyelidikan masih akan terus dilakukan secara mendalam. Perkembangan hasil penyelidikan akan disampaikan kemudian,” ujar Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Semuel Abrijani Pangerapan, dalam keterangan resmi.
Kemenkominfo menyatakan telah berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Menurut Semuel, tahap pemeriksaan terhadap data yang beredar akan dilakukan secara hati-hati dan hingga Rabu (5/7/2023) malam, tim Kemenkominfo masih bekerja.
”Kami meminta seluruh penyedia platform digital dan pengelola data pribadi semakin meningkatkan keamanan data pribadi pengguna sesuai ketentuan perlindungan yang berlaku. Mereka (penyedia platform) wajib memastikan keamanan sistem elektronik yang dioperasikan,” kata Semuel.
Sebanyak 34 juta data paspor warga negara Indonesia diduga bocor dan diperjualbelikan di darkweb. Dugaan itu diungkapkan oleh Teguh Aprianto, praktisi keamanan siber, melalui akun Twitter-nya @secgron. Dalam tangkapan layar yang dibagikan tampak terdapat tulisan ”34 million Indonesian Passports” yang dirilis oleh peretas Bjorka pada Rabu (5/7/2023).
Data yang diduga bocor terdiri dari nama, nomor paspor, tanggal kedaluwarsa, tanggal lahir, jenis kelamin, hingga tanggal paspor dikeluarkan oleh pihak imigrasi. Data tersebut dijual dengan nilai 10.000 dollar AS atau sekitar Rp 150 juta.
Teguh mengatakan, pelaku, di laman darkweb, memberikan sampel sebanyak 1 juta data. Jika dilihat dari data itu, data yang bocor terlihat valid karena memiliki waktu pengecapan 2009-2020.
Kasus dugaan kebocoran data paspor itu muncul tak lama sejak viral dugaan kebocoran 35 juta baris data pengguna IndiHome. Namun, pada Senin (3/7/2023), Grup Telkom melalui Assistant Vice President External Communication PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom, Sabri Rasyid, mengeklaim data di aplikasi MyIndiHome aman.
Selain itu, Grup Telkom juga menyatakan tidak menemukan ada serangan perangkat lunak perusak atau serangan lain ke server perusahaan. Seluruh data pelanggan dinyatakan tersimpan aman di dua server yang berbeda.
Viral dugaan kebocoran data di aplikasi MyIndiHome, di antaranya, berkembang di Twitter. Pendiri Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto, melalui akun Twitter-nya, @secgron, sempat mencuit, ”Kemarin data browsing history pengguna yang bocor, sekarang giliran data pengguna di MyIndiHome juga bocor sebanyak 35 juta data.” Cuitan ini dia tulis pada Senin (3/7/2023).