Emiten properti PT Bumi Serpong Damai Tbk akan menggunakan laba tahun lalu sepenuhnya untuk modal kerja. Sepanjang tahun 2022, Bumi Serpong Damai membukukan laba bersih Rp 2,43 triliun.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meskipun membukukan laba bersih, emiten properti PT Bumi Serpong Damai Tbk memutuskan tidak membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya. Laba akan digunakan sepenuhnya untuk memperkuat modal.
Sepanjang tahun 2022, Bumi Serpong Damai membukukan laba besih sebesar Rp 2,43 triliun. Laba ini akan digunakan seluruhnya sebagai modal kerja agar dapat bertumbuh secara berkelanjutan.
”Bumi Serpong Damai mencatatkan seluruh laba setelah dikurangi dana cadangan ke dalam saldo ekuitas untuk memperkuat struktur modal dan sebagai modal kerja,” kata Direktur Bumi Serpong Damai Hermawan Wijaya dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (30/6/2023).
Laba bersih tersebut ditopang oleh pendapatan usaha sebesar Rp 10,23 triliun, naik 33,7 persen dari periode sama tahun 2021 yang tercatat Rp 7,65 triliun. Sementara beban pokok penjualan mencapai Rp 3,4 triliun atau naik 16,8 persen dari Rp 2,91 triliun.
Adapun laba usaha Bumi Serpong Damai naik 54,81 persen dari Rp 2,39 triliun menjadi Rp 3,7 triliun. Laba perseroan meningkat 81,34 persen dari Rp 1,34 triliun menjadi Rp 2,43 triliun.
Sementara itu, emiten lain, yakni PT MNC Asia Holding Tbk, membukukan pendapatan Rp 18,08 triliun sepanjang tahun 2022. Pendapatan ini naik 1,18 persen dari tahun 2021 yang tercatat Rp 17,87 triliun.
Pendapatan MNC Asia Holding terutama ditopang oleh iklan dan konten senilai Rp 10,14 triliun. Selanjutnya, pendapatan dari TV berbayar dan broadband sebesar Rp 3,17 triliun serta pendapatan lainnya sebesar Rp 904 miliar.
”Kontributor utama pendapatan perseroan berasal dari iklan nondigital sebesar 23,3 persen dari total pendapatan konsolidasian,” kata manajemen MNC Asia Holding dalam keterangannya. Pendapatan tersebut membuat laba bersih MNC Asia Holding naik 5,68 persen dari Rp 2,53 triliun pada 2021 menjadi Rp 2,68 triliun tahun 2022.
Emiten lainnya, yakni PT Golden Energy Mines Tbk, perusahaan pengelola pertambangan, membukukan peningkatan kinerja pada triwulan I-2023. Laba bersih Golden Energy Mines meningkat menjadi 229 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,43 triliun. Laba bersih ini naik 71 persen dari tahun 2021 yang sebesar 133,44 juta dollar AS.
Berdasarkan laporan keuangannya, Golden Energy Mines membukukan pendapatan yang diperoleh dari kontak senilai 838,6 juta dollar AS atau sekitar Rp 12,58 triliun pada triwulan I-2023. Pendapatan ini naik 55,7 persen dari 539,12 juta dollar AS pada triwulan I-2022.
Pendapatan dari tambang batubara merupakan pendapatan dengan porsi terbesar, yakni mencapai 820,4 juta dollar AS, dan perdagangan batubara senilai 18,2 juta dollar AS.