Cari Tambahan Cadangan, Pertamina Injeksikan Uap ke Sumur Migas Rokan
Blok Rokan, yang resmi dikelola PHR mulai 9 Agustus 2021, terus diupayakan agar penurunan produksi minyak secara alamiah dapat ditahan. SKK Migas menyebut Blok Rokan sebagai tulang punggung produksi minyak nasional.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT Pertamina Hulu Rokan atau PHR melakukan tajak sumur pertama, yang juga bagian dari pengembangan area steam flood baru di Blok Rokan, Riau. Tajak atau pengeboran di Lapangan North Duri Development Area 14 Stage-1 itu guna meningkatkan tambahan cadangan dan pemulihan wilayah kerja Rokan.
Executive Vice President Upstream Business PHR Edwil Suzandi mengatakan, keberhasilan tajak sumur perdana tersebut lanjutan dari ”new steam flood” pada proyek Lapangan Duri Area 14. Pelaksanaannya berdasarkan rencana pengembangan lapangan (plan of development/POD) yang telah disetujui pada November 2015.
”Ini pengembangan area steam flood baru setelah alih kelola Blok Rokan oleh Pertamina. (Ini) juga dalam rangka penambahan cadangan dan peningkatan recovery di wilayah kerja (WK) Rokan,” kata Edwil dalam keterangan pers Kamis (22/6/2023).
Steam flood ialah metode pengurasan minyak tingkat lanjut (enhanced oil recovery/EOR) dengan menginjeksikan uap ke dalam reservoir untuk meningkatkan volume pemulihan minyak. Blok Rokan, yang resmi dikelola PHR mulai 9 Agustus 2021 terus diupayakan agar penurunan produksi secara alamiah dapat ditahan.
Menurut data PHR, proyek pengembangan lapangan NDD A14 stage-1, Blok Rokan, meliputi pengeboran sebanyak 68 sumur. Rinciannya ialah 47 sumur produksi, 15 sumur steam injector, dan 6 sumur observasi. Estimasi cadangan total proyek sebesar 6,74 juta barel minyak (MMBO).
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memberikan persetujuan Optimasi Pengembangan Lapangan (OPL) Sumatra Light Oil Tahap-4 Wilayah Kerja (WK) Rokan. Lapangan tersebut dikelola PHR.
Dengan disetujuinya OPL itu, diperkirakan ada perolehan tambahan cadangan migas sebesar 26 juta barel minyak dengan puncak produksi minyak sekitar 10.000 barel per hari di WK Rokan. Hal tersebut diharapkan turut memacu upaya menahan laju penurunan produksi serta meningkatkannya.
”WK Rokan masih menjadi tulang punggung produksi minyak nasional dengan rata-rata produksi sebesar 160.000 barel per hari. Dengan disetujuinya OPL Tahap ke-4, kami berharap PHR dapat mencapai target produksinya,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, Sabtu (17/6/2023).
Adapun ruang lingkup dari OPL Tahap-4 yang disetujui SKK Migas meliputi, antara lain, pengeboran 245 sumur dan pemutakhiran produksi. Menurut Dwi, total investasi yang akan digelontorkan dalam OPL Tahap-4 sekitar Rp 12,5 triliun. Adapun perkiraan pendapatan negara, yakni sekitar Rp 10,5 triliun.
Pengamat migas yang juga dosen Teknik Perminyakan Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Topan Herianto, dihubungi dari Jakarta, Kamis (22/6/2023), mengatakan, laju penurunan produksi sumur migas tua (mature) dapat ditahan dengan metode EOR.
Ia meyakini, sejumlah studi EOR untuk Blok Rokan sudah dilakukan. ”Tinggal bagaimana dana untuk EOR itu dialokasikan untuk menjaga agar penurunan produksi makin landai. Dalam hal ini, ada pertimbangan keekonomian, seperti dari produk yang diinjeksikannya impor atau lokal. Kalau impor, sulit. Di samping itu, pola injeksi juga menentukan keberhasilan,” ucapnya.
Topan menambahkan, evaluasi menjadi poin penting dalam melakukan pengeboran sumur pengembangan. Rasio kesuksesan harus dihitung dengan cermat guna mengurangi ketidakpastian.
”Harus dikontrol. Saat ada pengeboran gagal (menghasilkan) dievaluasi dulu, baru kemudian dilanjutkan lagi atau beralih ke tempat lain. Jangan misal SKK Migas targetkan 50 sumur, kemudian semua dibor. Apabila ditemukan dry hole atau kandungan hidrokarbonnya kecil, evaluasi dan alokasikan lagi di tempat lain,” ucapnya.