Depok dan Surakarta Diusulkan Masuk Jadi Anggota Jejaring Kota Kreatif UNESCO
Menjadi anggota Jejaring Kota Kreatif UNESCO harus membawa dampak kehidupan berkelanjutan bagi masyarakat, bukan sekadar ajang perlombaan.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia mengusulkan Kota Depok dan Surakarta sebagai wakil Indonesia di Jejaring Kota Kreatif Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO Creative Cities Network 2023. Kota Depok mewakili kategori media arts, sedangkan Kota Surakarta mewakili kategori crafts and folk art.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga S Uno menyampaikan hal itu saat konferensi pers mingguan di Jakarta, Senin (5/6/2023). Sebelumnya, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sebagai focal point nasional bekerja sama dengan Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) telah mendampingi kabupaten/kota yang ingin mengajukan nominasi sebagai anggota Jejaring Kota Kreatif UNESCO pada periode penetapan 2023.
Pada Jumat (26/5/2023), panitia seleksi nasional pengusulan nominasi, yang diantaranya beranggotakan tim independen, telah melaksanakan penilaian akhir sesuai hasil pengisian formulir aplikasi dan wawancara terhadap enam kabupaten/kota. Tahun ini terdapat enam kabupaten/kota yang melengkapi formulir aplikasi, yaitu Kabupaten Bantul (kategori crafts and folk art), Kota Bitung (gastronomi), Kota Depok (media arts), Kabupaten Ponorogo (crafts and folk art), Kota Salatiga (gastronomi), dan Kota Surakarta (crafts and folk art).
“Semuanya adalah pemenang karena untuk lolos seleksi nominasi tingkat nasional tidak mudah. Seluruh penilaian yang dilakukan panitia seleksi nasional nominasi anggota Jejaring Kota Kreatif UNESCO sudah independen. Melalui program pembinaan kabupaten/kota kreatif, kami menyaksikan ekosistem kabupaten/kota kreatif di Indonesia semakin bagus,” ujar Sandiaga.
Setiap negara hanya bisa mengusulkan maksimal dua kabupaten/kota kreatif di dua kategori berbeda. Panitia seleksi nasional pengusulan nominasi anggota Jejaring Kota Kreatif UNESCO menggunakan 19 indikator untuk penilaian antara lain kebijakan dan langkah-langkah utama yang dilakukan kota dalam lima tahun terakhir untuk meningkatkan status pencipta dan mendukung karya kreatif.
Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf, Hariyanto, mengatakan, pada tahun-tahun sebelumnya, UNESCO telah menetapkan sejumlah kabupaten/kota di Indonesia sebagai anggota Jejaring Kota Kreatif UNESCO. Kota-kota itu adalah Pekalongan (2014), Bandung (2015), Ambon (2019), dan Jakarta (2021).
Dia mengklaim, melalui program kementerian yang bernama Kabupaten/Kata Kreatif, Kemenparekraf rutin memantau aktivitas kabupaten/kota yang sudah jadi anggota Jejaring Kota Kreatif UNESCO. Salah satu dampak yang terlihat pascapenetapan kota-kota itu adalah mengundang kunjungan wisatawan.
“Pekalongan, Bandung, Ambon, dan Jakarta ikut menjadi bagian dari daya tumbuh pariwisata. Dampak utama dari penetapan anggota Jejaring Kota Kreatif UNESCO adalah mendorong semakin banyak pelaku ekonomi kreatif muncul,” kata Hariyanto.
Ketua Harian KNIU Itje Chodijah mengatakan, menjadi anggota Jejaring Kota Kreatif UNESCO bukan perlombaan dan bukan juga menjadi etalase (pajangan gelar semata). Sebaliknya, ketika berhasil ditetapkan sebagai anggota, tanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat lebih penting.
“Karena, hal yang sesungguhnya dikejar setelah jadi anggota Jejaring Kota Kreatif UNESCO adalah apa keuntungan yang bisa dirasakan oleh masyarakat kota. Apakah tujuan pembangunan berkelanjutan bisa terpenuhi atau tidak? Apakah kota bersangkutan bisa tumbuh inklusif atau tidak?” kata dia.
Itje juga menyampaikan, dengan jadi bagian anggota Jejaring Kota Kreatif UNESCO, kabupaten/kota di Indonesia yang terpilih bisa belajar dari kota dari negara lain. Hasil pembelajaran ini semestinya bisa dikembalikan untuk masyarakat. “UNESCO biasanya mengumumkan penetapan anggota Jejaring Kota Kreatif pada November 2023,” imbuh Itje.