Korea Selatan Perkuat Kerja Sama Ekonomi dengan Indonesia
Sejak tahun 1973, Korea Selatan telah menjalin hubungan diplomatik dengan Indonesia. Genap 50 tahun hubungan tersebut terjalin, Korea Selatan ingin memperkuat kerja sama di bidang ekonomi dengan Indonesia.
Oleh
Agustinus Yoga Primantoro
·5 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan berpeluang terus berlanjut dan dapat berkembang lebih luas. Pada masa yang akan datang, sekitar 2.000 perusahaan asal Korea Selatan di Indonesia memiliki peran penting dalam kerja sama ekonomi antara kedua negara kedua negara tersebut.
Hal ini disampaikan Duta Besar Korea Selatan (Korsel) Lee Sang-deok dalam acara K-Finance Week in Indonesia 2023, di Jakarta, Kamis (11/5/2023). Acara tersebut diselenggarakan tujuh perusahaan domestik asal Korsel, yakni KB Kookmin Bank Finance Group, Hana Financial Group, Mirrae Asset, Korea Investment, Samsung Fire & Marine Insurance, Hanwa Life, dan KB Insurance.
Acara ini sekaligus turut merayakan 50 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Korsel. Selain itu, acara tersebut juga diharapkan dapat memperkuat kerja sama pada sektor keuangan kedua negara dan sebagai bentuk dukungan perusahaan keuangan domestik Korsel terhadap bisnis di Indonesia.
”Indonesia telah menjadi rumah bagi sekitar 30 perusahaan keuangan Korea (Selatan). Jumlah tersebut akan terus bertambah. Forum yang diselenggarakan tujuh perusahaan keuangan Korsel hari ini akan menciptakan momentum yang bagus untuk kerja sama keuangan antara kedua negara,” ujarnya.
Duta Besar RI untuk Korea Selatan Gandi Sulistiyanto menyampaikan, selama 50 tahun menjalin hubungan diplomatik, hubungan antara Indonesia dan Korsel terus berkembang. Keduanya bermitra di banyak sektor, terutama di bidang ekonomi, perdagangan, dan investasi.
Berdasarkan data dari Kementerian Perdagangan, total perdagangan antara Indonesia dan Korsel pada periode Januari-Oktober 2022 tercatat mencapai 20,58 miliar dollar AS atau meningkat 40,36 persen dari periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni 14,66 miliar dollar AS. Pada periode yang sama, ekspor dan impor Indonesia tercatat sebesar 10,65 miliar dollar AS dan 9,93 miliar dollar AS sehingga Indonesia mencatatkan surplus sebesar 712,3 juta dollar AS.
”Korea (Selatan) menjadi investor terbesar ketujuh di Indonesia. IK-CEPA (Indonesia-Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement) atau perjanjian yang dilakukan antara kedua negara pada awal tahun ini diharapkan dapat ditingkatkan terutama pada sektor keuangan,” katanya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, dalam presentasinya, memaparkan, sektor finansial di Indonesia menjanjikan bagi para investor. Sebab, perekonomian di Indonesia dapat tumbuh dengan cepat, terutama begitu pandemi Covid-19 mulai mereda.
Dalam jangka panjang, sebut Luhut, pertumbuhan ekonomi di Indonesia diharapkan dapat mencapai 5,5 persen hingga 6,5 persen. Selain itu, Indonesia juga diproyeksikan menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2050.
”Indonesia adalah negara yang dianugerahi sumber daya yang melimpah. Selama beberapa tahun terakhir, Indonesia telah menunjukkan ketahanan dan kekuatannya terutama di tengah-tengah tantangan global yang terjadi, seperti pandemi Covid-19, krisis perang Rusia dan Ukraina, dan pengetatan kebijakan moneter di seluruh dunia,” ujarnya.
Sebagai negara yang memiliki populasi terbesar keempat di dunia dengan bonus demografi, Indonesia juga akan memperluas pendapatan kelas menengah. Selain itu, ekonomi digital di Indonesia juga turut berkembang dengan pesat, yakni menjadi negara terbesar di Asia Tenggara dengan tingkat belanja daring diperkirakan meningkat hingga 130 miliar dollar AS pada tahun 2025.
Reformasi kebijakan investasi Indonesia telah menarik banyak investasi baru dan pemerintah Indonesia akan melanjutkan reformasi ini, terlepas dari kondisi politik yang akan terjadi di tahun depan.
Selanjutnya, Indonesia juga terbuka untuk kepemilikan mayoritas investasi asing dan menawarkan imbal hasil yang kuat. Dalam hal ini, pemerintah telah menetapkan target untuk mencapai inklusi keuangan sebesar 90 persen pada tahun 2024.
”Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia, daya beli masyarakat dan segmen kelas menengah juga tumbuh secara signifikan. Perkembangan ini akan memberikan potensi pasar yang menguntungkan bagi penyedia layanan jasa keuangan di Indonesia. Lalu, reformasi kebijakan investasi Indonesia telah menarik banyak investasi baru dan pemerintah Indonesia akan melanjutkan reformasi ini, terlepas dari kondisi politik yang akan terjadi di tahun depan,” lanjutnya.
Menurut Luhut, implementasi kebijakan hilirisasi terbukti memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Hal itu tampak dari peningkatan nilai ekspor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi, perbaikan neraca perdagangan, penyerapan tenaga kerja, serta pengembangan pusat-pusat pertumbuhan baru di luar Pulau Jawa untuk pemerataan pembangunan.
Sebelumya, Bank Indonesia bekerja sama dengan bank sentral Korea Selatan atau Bank of Korea untuk mendorong penggunaan mata uang lokal masing-masing negara dalam transaksi bilateral atau local currency transaction atau LCT, Selasa (2/5/2023). Kerja sama ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan terhadap mata uang dollar AS. Korea Selatan menjadi negara kelima yang telah bekerja sama dengan Indonesia dalam hal LCT setelah Malaysia, Thailand, Jepang, dan China (Kompas.id, 2/5/2023).
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendartha menjelaskan, konektivitas pembayaran telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Dengan semakin meningkatnya aktivitas ekonomi antarnegara, pembayaran lintas negara semakin penting untuk memfasilitasi transaksi keuangan.
”Dalam mengembangkan cross-border payment (pembayaran lintas negara) ini, kami mempromosikan penggunaan mata uang lokal, baik untuk hubungan pendapatan bilateral maupun multilateral. Mekanisme mata uang lokal ini bertujuan untuk membantu para pelaku bisnis dan masyarakat di kedua negara. Selain itu, model tersebut juga dapat mengurangi pemborosan nilai tukar sekaligus meningkatkan efisiensi biaya transaksi antara kedua negara,” kata Filianingsih.
Data BI menunjukkan, sejak dimulainya kerja sama LCT atau local currency settlement (LCS) pada 2018 hingga Maret 2023, total transaksinya setara dengan 10,10 miliar dollar AS. Total transaksi tersebut tergantikan dengan mata uang lokal negara-negara yang bekerja sama dengan Indonesia.
Secara terpisah, Head of Global Business Group KB Kookmin Bank Financial Group Cho Nam-Hoon menyampaikan, kerja sama dalam mekanisme LCT tersebut belum pernah terpikirkan sebelumnya. Walakin, LCT masih sangat baru sehingga masih belum jelas mengenai efek atau dampak dari kerja sama tersebut.
”Ke depan, dari segi wisatawan atau para pengusaha tentu akan sangat membantu karena akan memberikan kesempatan-kesempatan yang lebih baik. Namun, masih belum diketahui bagaimana hasilnya nanti. Akan tetapi, ke depannya tentu akan ada banyak potensi-potensi yang bisa digali,” tuturnya saat ditemui seusai acara.
Cho menambahkan, tidak hanya sektor perbankan, KB Kookmin Bank juga memiliki enam perusahaan di bidang finansial, seperti sekuritas, dan asuransi di Indonesia. Selain itu, KB Kookmin Bank juga akan mengambangkan bidang digital untuk memberikan layanan terbaik dan akses yang lebih luas untuk layanan finansial bagi masyarakat di Indonesia.
Menurut Cho, Indonesia kini tengah menjadi pusat perhatian dunia lantaran memiliki letak geografis yang strategis. Di masa mendatang, kata Cho, Indonesia akan menjadi pusat perdagangan dunia bukan hanya karena letaknya yang strategis, melainkan memiliki populasi penduduk yang banyak sehingga menjadikannya sebagai pangsa pasar besar.