Penghentian jaringan dan layanan seluler 3G dapat membantu operator telekomunikasi seluler memanfaatkan aset spektrum yang ada secara lebih efisien dan meningkatkan operasional jaringan 4G ataupun 5G.
Oleh
MEDIANA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Proses penghentian layanan seluler 3G telah memasuki tahap final. Akses data seluler akan sepenuhnya dilayani melalui jaringan telekomunikasi berteknologi 4G/LTE dan 5G.
Operator telekomunikasi seluler Indosat Ooredoo Hutchison terlebih dulu menuntaskan penghentian layanan seluler 3G dibandingkan Telkomsel dan XL Axiata. Sementara Smartfren memang tidak pernah menggelar layanan seluler 3G dan langsung ke teknologi di atasnya, yaitu 4G/LTE.
Senior Vice President — Head of Corporate Communications Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) Steve Saerang di Jakarta, Rabu (10/5/2023) mengatakan, IOH saat ini sudah tidak memiliki pemancar berteknologi 3G. Sebagian besar porsi pemancar yang dimiliki perusahaan telah mengadopsi 4G/LTE.
“Kinerja perusahaan naik dua kali lipat pada triwulan I-2023. Ketiadaan pemancar 3G tidak berdampak ke bisnis perusahaan. Melalui strategi integrasi jaringan MOCN (Multi Operator Core Network), kami justru memanfaatkan spektrum frekuensi semakin maksimal,” ujar dia.
Sementara itu, Telkomsel mulai mengalihkan layanan jaringan 3G ke 4GL/LTE pada Mei 2022. Dari target 504 kabupaten/kota, pengalihan layanan jaringan 3G ke 4GL/LTE saat ini telah mencakup 473 kabupaten/kota.
Telkomsel sekarang sedang mengalihkan layanan 3G ke 4G/LTE di 31 kabupaten/kota yang tersebar di Sumatera Utara, Jabodetabek, Jawa Barat, Bali, dan Nusa Tenggara. Telkomsel menyebut langkah ini sebagai tahap akhir pengalihan.
General Manager External Corporate Communication PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Aldin Hasyim, saat dikonfirmasi, mengatakan, harapannya, pada akhir Mei 2023, porsi pemancar berteknologi 3G akan nol.
Sejak proses pengalihan jaringan dilakukan, Telkomsel mencatat jumlah pelanggan yang bermigrasi memakai kartu nomor telepon seluler 4G (uSIM 4G) naik 38 persen. Pertumbuhan lalu lintas data seluler 4G meningkat 15 persen.
Group Head Corporate Communication PT XL Axiata Tbk, Retno Wulan, mengatakan, hingga akhir Maret 2023, jumlah keseluruhan pemancar XL Axiata mencapai 147.516 unit. Porsi pemancar 3G tersisa 1.252 unit. “Kami masih harus memastikan proses migrasi 3G ke 4G/LTE berlangsung lancar sehingga semaksimal mungkin tidak mengganggu pengalaman pelanggan XL Axiata,” ujar dia.
Pada tahun 2023, XL Axiata mempunyai belanja modal sebesar Rp 8 triliun. Mayoritas di antaranya akan dipakai untuk mendukung kebutuhan ekspansi jaringan 4G/LTE dan teknologi akses seluler di atasnya.
Sepanjang triwulan I-2023, total pemancar 4G/LTE XL Axiata mencapai 94.380 unit. "Jumlah ini tumbuh 12,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dengan tingkat keterhubungan dengan jaringan fiber optik atau fiberisasi mencapai 55 persen,” kata Retno.
Ketiga operator telekomunikasi seluler tersebut masih menyediakan layanan seluler 2G. Hal ini diperuntukkan bagi warga Indonesia yang ingin mengakses voice atau telepon.
Global
Di berbagai negara, penghentian layanan seluler 3G juga terjadi dengan tenggat penuntasan berbeda-beda. Ada juga negara yang mematikan layanan seluler 3G dan disertai 2G.
Sementara di Amerika Serikat, semua jaringan 3G telah dihentikan pada 2022. Verizon merupakan operator telekomunikasi seluler besar yang terakhir menonaktifkan jaringan 3G sepenuhnya pada akhir 2022. Per Maret 2022, sebanyak 99 persen pelanggan Verizon telah menggunakan 4G atau 5G karena Verizon membantu migrasi.
Penghentian jaringan dan layanan seluler 3G dapat membantu operator telekomunikasi seluler memanfaatkan aset spektrum yang ada secara lebih efisien dan meningkatkan operasional jaringan 4G atau 5G. Konsumen akan terlayani lebih baik.
Ponsel atau sabak yang saat ini mendukung wi-fi akan tetap berfungsi seperti sebelumnya pascapenghentian jaringan 3G. Bagi kindle lama akan tetap berfungsi sepanjang mengandalkan wi-fi. Adapun bagi mesin pembaca kartu bank atau electronic data capture (EDC) 3G perlu ditukar ke mesin EDC 4G/LTE.
Mengutip news.samsung.com, rata-rata kecepatan unduh yang dirasakan pengguna 3G adalah 60 persen lebih rendah dari yang didapat oleh pengguna 4G. Pengguna ponsel pintar, yang hanya bisa terkoneksi dengan jaringan 3G saja, hanya memiliki akses terhadap data seluler 82,2 persen dari keseluruhan waktu yang dimiliki atau 14,4 persen lebih rendah dari pengguna jaringan 4G/LTE.
Dosen Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) Ian Josef Matheus Edward mengatakan, industri telekomunikasi sedang mengarah ke konvergensi jaringan tetap dan seluer dengan jaringan inti 5G. Penghentian jaringan 3G sudah sesuai waktu hidup suatu bisnis teknologi dan perangkatnya.
“Di Indonesia, warga kadang-kadang masih memerlukan 2G untuk menelepon. Jadi, masih ada pasar untuk ponsel pintar 3G, tetapi hanya bisa dipakai untuk telepon memakai jaringan 2G. Kualitas layanan data 3G atau 2,5G sudah tidak ada lagi ketika jaringan 3G secara penuh dinonaktifkan operator,” kata dia.
Menurut Ian, penghentian jaringan 3G akan mendorong kenaikan lalu lintas akses data seluler. Tantangannya adalah operator telekomunikasi seluler mencari aneka cara memonetisasi data agar lalu lintas akses terus naik sehingga menguntungkan perusahaan.