Sektor Informasi dan Telekomunikasi Tumbuh Melambat ke Level 7,19 Persen
Diversifikasi jenis layanan menjadi kunci untuk mengejar performa bisnis telekomunikasi yang lebih baik. Operator juga bisa memanfaatkan potensi lonjakan data menjelang Pemilu 2024 untuk meraih kenaikan pendapatan.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
DOKUMENTASI XL AXIATA
Petugas teknis XL Axiata sedang merawat pemancar.
JAKARTA, KOMPAS — Sektor informasi dan telekomunikasi pada triwulan I-2023, sesuai dengan laporan Berita Resmi Statistik Badan Pusat Statistik, Jumat (5/5/2023), tumbuh melambat ke level 7,19 persen secara tahunan. Hal ini menjadi alarm bagi ekosistem industri teknologi digital yang mampu tumbuh tinggi saat pandemi Covid-19.
”Pada triwulan I-2022, sektor informasi komunikasi masih tumbuh sebesar 8,75 persen. Pelemahan kinerja sektor ini berpotensi membuat tech winter tetap berlanjut,” ujar Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira, Sabtu (6/5/2023), di Jakarta.
Sektor informasi dan komunikasi sudah mencakup telekomunikasi. Dia menduga, di telekomunikasi sudah jenuh menghadapi persaingan harga yang ketat antarsesama operator.
Menurut Bhima, segmen layanan internet bisnis ke bisnis (B to B) masih prospektif. Apalagi kebutuhan internet untuk industri 4.0 akan cukup besar. Operator telekomunikasi seluler juga bisa mengoptimalkan bisnis benda terhubung dengan internet (internet of things/IoT).
”Intinya, mereka perlu diverfikasi layanan dan memikirkan bagaimana penetrasinya,” kata Bhima.
Mirae Asset Sekuritas Indonesia melalui laporan ”Telco (Overweight/Initiate): A huge market ripe for monetization (29 Maret 2023)” menyebutkan, pengguna Telkomsel (anak perusahaan Telkom) saat ini mencapai 156,8 juta, diikuti Indosat Ooredoo Hutchison 102,2 juta, XL Axiata 57,5 juta, dan Smartfren 35,5 juta. Berdasarkan data bulan September dan Desember 2022 yang dihimpun, Indonesia memiliki 127,8 pengguna seluler per 100 penduduk. Kondisi ini dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, pasar sangat jenuh sehingga potensi pertumbuhan pengguna terbatas. Kedua, pasar besar ini siap untuk monetisasi.
Dalam laporan yang sama, Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengatakan, potensi lonjakan lalu lintas data menjelang pemilihan umum 2024 diharapkan menjadi penghasil pertumbuhan pendapatan yang signifikan bagi operator telekomunikasi seluler.
”Selain mengantisipasi kenaikan harga data, operator telekomunikasi memulai menyusun strategi konvergensi antara layanan jaringan tetap dan seluler untuk monetisasi pasar yang besar. Potensi risiko investasi yang patut diwaspadai adalah pertumbuhan konsumsi data yang lebih rendah dari perkiraan dan eksekusi strategi konvergensi yang lebih lambat,” tulis Mirae Asset Sekuritas Indonesia.
DOKUMENTASI XL AXIATA
(Dari kiri ke kanan) Direktur & Chief Commercial Officer-Home & Convergence XL Axiata Abhijit J Navalekar, Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini, Direktur & Chief Digital Transformation & Enterprise Business Officer XL Axiata Yessie D Yosetya, Direktur & Chief Commercial Officer-Consumer XL Axiata David Arcelus Oses, Direktur & Chief Technology Officer XL Axiata I Gede Darmayusa, dan Direktur & Chief Finance Officer XL Axiata Feiruz Ikhwan foto bersama di sela-sela acara RUPS Tahunan 2023 XL Axiata pada Jumat (5/5/2023) sore, di Jakarta. Rapat menyetujui penggunaan 50% dari keuntungan setelah penyesuaian untuk dibagikan sebagai dividen kepada para pemegang saham.
Head of Investor Relations PT XL Axiata Tbk Christoper Kusumowidagdo, yang dijumpai seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2023 XL Axiata, Jumat (5/5) sore, berpendapat, sektor telekomunikasi di Indonesia masih punya peluang tumbuh lebih baik. Dia mengakui bahwa dua tahun terakhir, industri tumbuh rata-rata mid to high single digit.
”Beberapa sektor industri lain masih terus melakukan digitalisasi operasional. Aktivitas perkantoran berangsur-angsur normal. Belum lagi ada aktivitas menyambut Pemilihan Umum 2024,” ucap Christoper sembari menjelaskan berbagai peluang meraih pertumbuhan pendapatan.
Christoper juga menyampaikan, pertumbuhan pendapatan layanan telekomunikasi seluler di luar Jawa masih mencatatkan double digit. Beberapa aktivitas industri perkebunan dan pertambangan di sana dapat menjadi target pasar layanan telekomunikasi segmen B to B.
Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk Dian Siswarini menambahkan, tingkat kompetisi di pasar seluler semakin membaik. Pemain di industri telekomunikasi seluler sekarang sudah lebih rasional menyikapi tarif layanan data. Beberapa operator, termasuk XL Axiata, telah meningkatkan tarif layanan data meskipun persentase kenaikannya secara industri tidak besar.
”Industri telekomunikasi berada dalam kondisi yang sehat. Operator telekomunikasi seluler sudah sepemikiran, yakni akan melanjutkan penyesuaian atau kenaikan tarif layanan data pada 2023. Beberapa operator telah mengembangkan konvergensi jaringan tetap dan seluler untuk menangkap peluang lebih besar, terutama penetrasi pasar sambungan jaringan tetap telekomunikasi ke rumah tangga (home connect) yang sampai sekarang masih berkisar 15 persen,” ujar Dian.