Pemerintah Ajak Kalangan Asosiasi Kembangkan Ekosistem Kendaraan Listrik
Ekosistem kendaraan listrik, terutama roda dua, perlu dikembangkan. Ini karena produksi kendaraan bermotor roda dua di Indonesia mencapai 6 juta-7 juta unit per tahun.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kalangan asosiasi industri kendaraan listrik di Asia mesti memikirkan upaya pengembangan ekosistem kendaraan listrik, terutama pada jenis kendaraan roda dua. Hal ini terkait dengan tingkat produksi dan penggunaan kendaraan roda dua.
”Produksi kendaraan bermotor roda dua di Indonesia mencapai 6 (juta) hingga 7 juta (unit) per tahun. Di negara-negara Asia Tenggara pun penggunaan kendaraan roda dua sangat masif. Maka, federasi asosiasi ini perlu memikirkan bagaimana mengembangkan ekosistem kendaraan listrik, khususnya di sektor kendaraan roda dua," kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko di Jakarta, Selasa (4/4/2023) sore.
Moeldoko menuturkan hal ini saat menemui sejumlah perwakilan dari gabungan Asosiasi Industri Kendaraan Listrik Asia (Asian Federation of Electric Vehicle Association/AFEVA) di Gedung Bina Graha, Jakarta. Pada pertemuan tersebut, Moeldoko membahas perkembangan ekosistem kendaraan listrik, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
Dalam pertemuan tersebut disepakati pula bahwa Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) akan menjadi bagian dari AFEVA, bergabung bersama Asosiasi Kendaraan Listrik dari Filipina (EVAP), Singapura (EVAS), Thailand (EVAT), dan Malaysia (EVAM).
Menurut Moeldoko, bergabungnya Periklindo dalam federasi asosiasi kendaraan listrik diharapkan mampu membawa Indonesia sebagai salah satu negara terdepan produsen kendaraan listrik di kawasan Asia. Hal ini pun sejalan dengan komitmen pemerintah Indonesia terhadap sistem transportasi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
”Diharapkan industri-industri kendaraan listrik dalam federasi Asia ini akan turut memengaruhi pembuatan kebijakan-kebijakan nasional di masa mendatang yang lebih mendukung perkembangan ekosistem kendaraan listrik dalam negeri,” kata Moeldoko.
Siaran pers Kantor Staf Presiden, Rabu (5/4/2023), menginformasikan, Duta Besar Filipina untuk ASEAN Hjayceelyn M Quintana, Ketua EVAP Edmund Araga, perwakilan EVAM dan Periklindo juga turut hadir dalam pertemuan tersebut. Secara pribadi, Duta Besar Quintana menyatakan harapannya pada kepemimpinan Indonesia dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
Diharapkan industri-industri kendaraan listrik dalam federasi Asia ini akan turut memengaruhi pembuatan kebijakan-kebijakan nasional di masa mendatang yang lebih mendukung perkembangan ekosistem kendaraan listrik dalam negeri.
Dorongan pengembangan ekosistem kendaraan listrik di ASEAN pun sebelumnya disampaikan Presiden Joko Widodo saat berbicara pada Konferensi Tingkat Tinggi Ke-25 ASEAN-Jepang yang berlangsung di Sokha Hotel, Phnom Penh, Kamboja, Sabtu (12/11/2022).
”Jepang memiliki kapasitas besar dalam infrastruktur dan industri hijau. Salah satu sektor potensial yang dapat dikembangkan adalah pembangunan ekosistem kendaraan listrik,” kata Presiden Jokowi dalam KTT yang dihadiri pemimpin ASEAN dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida tersebut.
Menurut Kepala Negara, ASEAN memiliki potensi besar bagi pengembangan kendaraan listrik dengan estimasi pasar mencapai 2,7 miliar dollar AS di tahun 2027 sehingga Jepang dapat menjadi mitra utama ASEAN melalui alih teknologi dan investasi. ”Saya mengundang Jepang untuk meningkatkan investasi, terutama dalam manufaktur mobil listrik dan produksi baterai,” ujar Presiden.
Sebagai pemilik 23 persen cadangan nikel dunia, Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia tengah mengembangkan eksosistem industri kendaraan listrik dari hulu sampai ke hilir dengan target produksi mobil listrik mencapai 600.000 unit dan 2,45 juta sepeda motor listrik per tahun di 2030 dengan pengurangan total emisi karbon dioksida 3,8 juta ton.
”Kami juga telah menetapkan peta jalan pengembangan industri kendaraan berbasis baterai. Upaya ini akan mempertebal kontribusi kawasan Indo-Pasifik sebagai epicentrum of growth dan di saat yang sama pada upaya global atasi iklim,” kata Presiden Jokowi.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita juga menuturkan perlunya penguatan ekosistem kendaraan listrik dari hulu hingga hilir sehingga Indonesia mampu menjadi produsen hub kendaraan listrik di wilayah ASEAN dan Oseania. ”Kami memberikan apresiasi kepada perusahaan-perusahaan dalam negeri yang turut serta membangun ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air,” katanya.
Rilis Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Perindustrian menyebutkan, saat mengunjungi PT Triangle Motorindo (VIAR Motor) di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (14/10/2022), Agus Gumiwang mengatakan, pihaknya terus melakukan pendalaman terkait dengan industri kendaraan listrik, baik kendaraan roda empat maupun roda dua. ”Khusus untuk roda dua, ada target dari Bapak Presiden dalam waktu yang sesingkat-singkatnya bisa segera memproduksi 2 juta unit pada 2025,” ujar Agus.
Agus optimistis target tersebut dapat tercapai dalam waktu dekat karena dukungan kapasitas produksi sepeda motor listrik dari 35 produsen kendaraan listrik mencapai 1 juta unit per tahun. ”Hal ini untuk mencapai target pemerintah untuk Indonesia menurunkan emisi sebanyak 29 persen di 2030 dan mencapai target emisi nol atau net zero emission pada 2060,” katanya.