Permintaan rumah diprediksi terus tumbuh. Peluang investasi residensial di Indonesia diprediksi masih besar. Pasar apartemen didorong untuk bisa bangkit.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·4 menit baca
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Penawaran hunian baru oleh sebuah pengembang perumahan di kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (8/3/2022).
JAKARTA, KOMPAS — Permintaan rumah diprediksi terus tumbuh memasuki masa normal baru pascapandemi. Lokasi-lokasi pencarian rumah diproyeksikan semakin mendekati kota-kota besar ataupun terhubung dengan transportasi massal.
Ketidakpastian di masa pandemi Covid-19 yang memunculkan tren bekerja dari rumah (WFH) sempat mendorong pencarian rumah baru dan rumah seken di wilayah yang jauh dari pusat kota atau kota besar. Kini, sejalan dengan melandainya pandemi dan kembalinya tren bekerja dari kantor, pencarian rumah berpotensi bergeser kembali mendekati pusat kota ataupun terhubung dengan sarana transportasi massal.
Hasil survei Colliers Indonesia untuk kawasan pusat bisnis (CBD) Jakarta, menunjukkan, kembalinya tren bekerja dari kantor menyebabkan tingkat pekerja yang kembali ke kantor mencapai 76 persen dibandingkan masa sebelum pandemi. Pada masa pandemi, tingkat karyawan yang bekerja di kantor di CBD Jakarta pernah anjlok sampai 32 persen.
Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto, saat dihubungi, Kamis (16/3/2023), mengemukakan, tren kembali bekerja di kantor diproyeksikan akan mendorong pencarian hunian yang mendekati perkantoran di pusat kota dan hunian yang terhubung dengan transportasi umum. Dengan tingkat kemacetan di Jakarta yang mulai tinggi saat ini, masyarakat bakal semakin mementingkan waktu tempuh yang dapat diprediksi dari hunian ke kantor.
Aksesibilitas
Ferry menambahkan, properti berbasis transportasi massal (TOD) dinilai akan prospektif. Sepanjang tahun 2019-2022, laju penyerapan apartemen berbasis TOD tumbuh 10 persen, sedangkan apartemen non-TOD hanya tumbuh 4 persen. Meski demikian, secara keseluruhan, permintaan pasar apartemen belum kembali menguat jika dibandingkan pasar rumah tapak. ”Isunya adalah bagaimana membuat konsumen kembali membidik apartemen, punya daya beli, dan diberikan kemudahan untuk membeli,” ujarnya.
Flash Report yang dirilis Platform Properti 99 Group dan Rumah 123.com memperlihatkan, pasar rumah tapak seken cenderung terus tumbuh dan permintaan masih didominasi wilayah Jabodetabek. Permintaan tertinggi tercatat di Tangerang, yakni 13,2 persen dari total permintaan rumah tapak di Indonesia pada bulan Februari 2023. Lokasi terpopuler kedua adalah Jakarta Barat dengan pangsa pasar 10,9 persen, diikuti Jakarta Selatan 10,3 persen.
Menurut Senior Vice President Marketing 99 Group Indonesia Bharat Buxani, Jabodetabek masih menjadi wilayah favorit karena ditopang pengembangan infrastruktur aksesibilitas yang terintegrasi dan fasilitas umum yang terjangkau serta berkualitas. Hal itu mendorong minat untuk memiliki properti di kawasan ini terus tumbuh positif dari waktu ke waktu.
KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN
Ruang pajang desain interior sebuah hunian baru yang dipasarkan sebuah pengembang perumahan di kawasan Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Banten, Rabu (9/3/2022).
”Konsistensi minat pencarian properti di wilayah Jabodetabek disebabkan karena posisinya sebagai wilayah metropolitan terbesar di Indonesia sekaligus menjadi pusat bisnis serta perekonomian,” kata Bharat, dalam keterangan pers, Kamis (16/3/2023).
Harga rata-rata satuan rumah seken di Tangerang untuk luas kurang dari 60 m² adalah Rp 699 juta, rumah dengan ukuran 61-90 m² Rp 1,3 miliar, luas 91-150 m² Rp 2 miliar, rumah dengan luas 151-250 m² Rp 3,2 miliar, dan luas di atas 251 m² Rp 6,8 miliar.
Di Jakarta Selatan, harga rata-rata satuan rumah seken di Tangerang untuk luas kurang dari 60 m² adalah Rp 699 juta, rumah dengan ukuran 61-90 m² Rp 1,38 miliar, luas 91-150 m² Rp 2,3 miliar, rumah dengan luas 151-250 m² Rp 4 miliar, dan luas di atas 251 m² sebesar Rp 14 miliar.
Di luar Jawa, beberapa kota juga menunjukkan kenaikan permintaan rumah, seperti Makassar (Sulawesi Selatan) dan Denpasar (Bali). Peningkatan popularitas pencarian di Pulau Bali bertumbuh secara konsisten selama lima bulan terakhir. Meningkatnya minat pencari properti turut berdampak pada kenaikan indeks harga rumah seken.
Dari 13 kota dalam Indeks Harga Rumah Seken 99 Group dan Rumah123.com, Makassar dan Bogor mengalami kenaikan harga tahunan tercepat, masing-masing sebesar 7 persen. Adapun secara bulanan, kenaikan harga terbesar adalah Denpasar sebesar 0,2 persen, diikuti oleh Badung 0,1 persen.
Tujuan investasi
Laporan The Wealth Report 2023, yang dirilis Konsultan Properti Knight Frank, Indonesia masuk sebagai salah satu dari 100 negara yang memiliki pertumbuhan positif untuk harga hunian premium dan diperkirakan akan terus berlanjut di tahun ini. Indonesia juga termasuk 20 besar negara yang menarik sebagai target investasi residensial premium bagi warga super kaya Asia Pasific, kategori high-net-worth individuals (HNWI) dengan kekayaan bersih di atas satu juta dollar AS.
Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat, pekan lalu, mengatakan, pertumbuhan harga hunian premium di Indonesia saat pandemi memang sempat terkoreksi, tetapi di tahun 2022 harga kembali menguat. Hal ini menunjukkan adanya ketertarikan para investor untuk berbelanja di pasar premium residensial Indonesia.