Ekonomi India Masih Tumbuh Apik, RI Optimalkan Ekspor
RI berupaya mengoptimalkan kinerja ekspor ke negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi yang apik. Salah satunya adalah India yang disebut IMF bakal berkontribusi sebesar 15 persen terhadap PDB dunia 2023.
Oleh
Hendriyo Widi
·2 menit baca
KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO
Kesibukan bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (2/2/2023).
NEW DELHI, KOMPAS - Ekonomi India pada tahun ini diperkirakan masih tumbuh positif meskipun akan sedikit melambat. Oleh karena itu, Indonesia berupaya memanfaatkan peluang itu untuk mengoptimalkan ekspor ke India dengan meningkatkan kerja sama bilateral.
Pada 2022, ekonomi India tumbuh 7 persen secara tahunan. Pada 2023, ekonomi India diperkirakan tumbuh 6,1 persen. Kendati begitu, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva menyebut, performa ekonomi India cukup mengesankan pada tahun ini.
India akan berkontribusi sekitar 15 persen dari produk domestik bruto (PDB) dunia. Bersama China, pertumbuhan ekonomi India pada tahun ini akan menyumbang sekitar separuh dari PDB dunia (The Indian Express, 22/3/2023).
Kepala Perwakilan Pusat Promosi Perdagangan Indonesia (ITPC) di India Nugroho Priyo Utomo, Senin (13/3/2023), mengatakan, peluang ekspor Indonesia ke India sangat besar mengingat ekonomi negara tersebut tumbuh signifikan. Pertumbuhan ekonomi negara tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan swasta.
Selain minyak kelapa sawit mentah, sejumlah produk RI yang bisa ditingkatkan pertumbuhannya di pasar India adalah makanan-minuman olahan dan mebel. Belakangan, pasar India meminati produk-produk mebel dari Jepara, Jawa Tengah.
"Kami akan berupaya menumbuhkan ekspor RI ke India melalui pertemuan bisnis, misi dagang, dan pameran-pameran internasional," ujarnya di New Delhi, India.
Selain minyak kelapa sawit mentah, sejumlah produk RI yang bisa ditingkatkan pertumbuhannya di pasar India adalah makanan-minuman olahan dan mebel. Belakangan, pasar India meminati produk-produk mebel dari Jepara, Jawa Tengah.
Kementerian Perdagangan mencatat, pada 2022, total perdagangan RI-India sebesar 32,71 miliar dollar AS atau tumbuh 55,68 persen dari tahun sebelumnya yang sebesar 21,01 miliar dollar AS. Nilai ekspor dan impor RI ke dan dari negara tersebut masing-masing sebesar 23,38 miliar dollar AS dan 9,33 miliar dollar AS. Dengan begitu, neraca perdagangan RI masih surplus 14,05 miliar dollar AS atas India.
Produk ekspor utama RI ke India di antaranya batubara, CPO dan turunannya, besi paduan, asam lemak monokarboksilat industri, serta bijih tembaga dan konsentratnya. Sementara produk utama impor Indonesia dari India di antaranya produk besi setengah jadi, tebu atau gula bit, kacang tanah, daging kerbau beku, serta paduan ferro.
Pada 13-14 Maret 2023, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan berada di India untuk memperkuat kerja sama bilateral di sektor perdagangan dan kemitraan dengan pelaku usaha perdagangan dan industri India. Ia akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kemitraan Konfederasi Industri India (Confederation of Indian Industry Partnership Summit) 2023.
Zulkifli juga dijadwalkan bertemu Menteri Perdagangan dan Industri India Piyush Goyal untuk menindaklanjuti penjajakan perundingan perjanjian perdagangan bilateral dengan India. Kedua menteri juga akan membahas isu-isu perdagangan bilateral dan tindak lanjut hasil Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan, Industri, dan Investasi G20 di Bali pada September tahun lalu.
Zulkifli menuturkan, India merupakan pasar ekspor nontradisional di Asia Selatan yang memiliki potensi besar. Oleh karena itu, pasar tersebut harus digarap secara insentif. "Kami akan bertemu beberapa pemangku kepentingan terkait untuk memperjuangkan produk-produk unggulan Indonesia bisa semakin bertumbuh di pasar India," kata dia.