Jawa Tengah menargetkan bisa meraih nilai investasi sebesar Rp 65,7 triliun tahun ini. Kemudahan investasi dinilai penting untuk ditawarkan, tetapi tetap harus mematuhi aturan.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya menggenjot capaian investasi untuk meningkatkan perekonomian di wilayahnya. Tahun ini, nilai investasi yang ditargetkan sebesar Rp 65,7 triliun. Para kepala daerah diharapkan bisa menjaga wilayahnya tetap kondusif agar para investor tertarik berinvestasi.
Pemerintah pusat menargetkan nilai investasi tahun ini sebesar Rp 1.400 triliun. Angka itu lebih tinggi dari target investasi tahun sebelumnya, yakni Rp 1.200 triliun. Tahun ini, Jateng menargetkan bisa menggaet investasi sebesar Rp 65,7 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Jateng Ratna Kawuri, saat dihubungi, Rabu (22/2/2023), optimistis target itu tercapai. Sebab, target itu masih lebih kecil dibandingkan capaian investasi tahun 2022, yakni Rp 68,41 triliun.
Ratna mengatakan, ada dua strategi yang akan dijalankan untuk meraih target tersebut. Pertama, mempertahankan investasi yang ada dengan menjaga momen dan proses bisnis agar tetap berjalan optimal.
”Kedua, menarik investasi baru. Caranya, menyiapkan sebaik-baiknya infrastruktur pendukung atau penunjang investasi, menyiapkan tenaga kerja terampil sesuai kebutuhan investor, dan menyiapkan sumber daya alam yang mendukung investasi,” kata Ratna.
Menurut dia, pencapaian target itu harus diupayakan bersama-sama, baik oleh pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota. Dia meminta agar kepala daerah di kabupaten/kota bisa menjaga wilayahnya tetap kondusif dan minim konflik agar investor percaya menginvestasikan modalnya di Jateng.
”Kalau secara global, isu geopolitik, isu lingkungan, cuaca ekstrem, dan inflasi tinggi itu memengaruhi investasi. Lalu, situasi politik pada 2023-2024 juga memiliki keterpengaruhan paling besar. Investasi itu dibangun atas dasar kepercayaan dan kenyamanan. Kalau investor tidak percaya atau tidak nyaman, mereka tidak akan berinvestasi,” ujar Ratna.
Selama ini, Jateng memiliki sektor-sektor investasi andalan. Sektor yang paling banyak mengungkit investasi adalah energi yang terdiri dari listrik, air, dan gas. Sektor lain yang juga diunggulkan antara lain transportasi, pergudangan, telekomunikasi, industri tekstil, alas kaki, properti, serta industri makanan dan minuman.
Dalam beberapa kesempatan, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo mengimbau agar seluruh pihak proaktif dan inisiatif menarik minat investor. Semua pihak perlu berkerja sama menyelesaikan berbagai tantangan yang menjadi perhatian calon investor.
”Ini mesti jadi komitmen semuanya dan tidak bisa menunggu, kita mesti mencari. Daerah bisa mulai mencari pasar dengan menggandeng banyak pihak, termasuk mengajak serta duta besar. Duta besar ini sangat progresif. Ajaklah mereka bicara, mana daerah-daerah yang memang potensial untuk membuka ruang investasi masuk,” ujar Ganjar.
Ada relokasi lima perusahaan dari Banten ke Jateng tahun ini.
Ganjar berpesan agar para kepala daerah di Jateng memberikan kemudahan calon investor untuk berinvestasi. Kendati dipermudah, proses investasi tetap diharapkan berjalan sesuai aturan yang berlaku. ”Integritasnya dijaga. Biasanya, kan, korupsi juga terjadi di dunia perizinan, ya. Makanya, ini saya pesan betul,” katanya.
Investasi disebut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jateng Rahmat Dwisaputra sebagai salah satu pengungkit pertumbuhan perekonomian di Jateng. Banyaknya investasi yang masuk diyakini membawa perekonomian Jateng tumbuh 4,5 persen sampai 5,3 persen tahun ini.
”Ada relokasi lima perusahaan dari Banten ke Jateng tahun ini. Kemudian, ada juga investor asing dan dalam negeri yang mau menyelesaikan pembangunan pabriknya di Kawasan Industri Terpadu Batang,” tutur Rahmat.
Selain investasi, konsumsi rumah tangga dan banyaknya proyek strategis nasional juga diperkirakan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jateng. Tahun ini, ada sedikitnya tiga proyek strategis nasional yang berjalan di bidang pembangunan jalan tol, yakni ruas Solo-Yogyakarta, Sayung-Demak, dan Yogyakarta-Bawen.