PT Bank BTPN Syariah Tbk membukukan laba bersih Rp 1,78 triliun tahun lalu. Sementara itu, aset perseroan tumbuh 10 persen menjadi Rp 11,5 triliun, dana pihak ketiga Rp 12 triliun, dan rasio kecukupan modal 53 persen.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – PT Bank BTPN Syariah Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 1,78 triliun pada tahun 2022 atau naik 21,9 persen dari pencapaian pada 2021 yang sebesar Rp 1,46 triliun. Pada tahun ini Bank BTPN Syariah berupaya untuk terus melakukan inovasi.
”Kinerja keuangan yang tumbuh berkesinambungan memberikan laba bersih setelah pajak terbaik sepanjang sejarah bank, mencapai Rp 1,78 triliun,” kata Direktur Keuangan BTPN Syariah Fachmy Achmad dalam keterangannya, Sabtu (11/2/2023).
Sementara itu, total asetnya bertumbuh 10 persen, dari Rp 10,4 triliun pada tahun 2021 menjadi Rp 11,5 triliun pada tahun 2022. Adapun dana pihak ketiga mencapai Rp 12 triliun dan rasio kecukupan modal mencapai 53 persen. ”Jauh di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah,” kata Fachmy.
Sepanjang tahun 2022, BTPN Syariah melakukan sejumlah inovasi, antara lain membangun ekosistem digital syariah khusus unuk segmen keluarga prasejahtera dan cukup sejahtera. Inovasi tersebut antara lain akses keuangan untuk modal kerja bagi nasabah atau Mitra Tepat yang merupakan perpanjangan tangan dari BTPN Syariah. Akses modal ini dapat diperoleh secara digital.
BTPN Syariah juga memperluas akses pengetahuan melalui Tepat Daya Platform, aplikasi digital yang terintegrasi dengan program pemberdayaan nasabah dan masyarakat. Lalu, ada juga inovasi memperluas akses persediaan melalui aplikasi Warung Tepat. Nasabah yang sudah melek teknologi dapat memperoleh akses pasokan barang tanpa harus meninggalkan tempat usahanya.
Berangkat dari kebutuhan akses persediaan dan akses pasar, Bank BTPN Syariah bertransformasi dengan mendirikan BTPN Syariah Venture Capital yang merupakan satu-satunya modal ventura (VC) berbasis syariah pertama di Indonesia. VC ini merupakan kolaborasi strategis bagi BTPN Syariah untuk mempercepat akselerasi dalam menggaet mitra-mitra strategis.
”Insya Allah, di tahun 2023 ini kita akan bersama-sama terus bergandengan dalam mengembangkan serta menjalankan berbagai inisiatif strategis untuk mewujudkan kesempatan tumbuh dan hidup yang lebih berarti bagi berjuta rakyat Indonesia,” tambah Fachmy.
Tantangan utama untuk BTPN Syariah adalah kompetisi yang semakin ketat, kenaikan biaya kredit, dan penghapusbukuan.
Analis CGS CIMB, Ilham Firdaus, dalam risetnya mengatakan, menarik dicermati alokasi BTPN Syariah sebesar Rp 300 miliar untuk modal ventura. Modal ventura ini akan membantu BTPN Syariah agar dapat terkoneksi dengan pemain digital yang fokus pada kota tier 2 dan 3. ”Selain itu, bank juga meluncurkan layanan mobile banking untuk memperkuat jaringan pendanaan,” ucapnya.
Ilham menambahkan, tantangan utama untuk BTPN Syariah adalah kompetisi yang semakin ketat, kenaikan biaya kredit, dan penghapusbukuan.
”Right issue”
Sementara itu, PT Bank IBK Indonesia Tbk menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB). Agenda dalam RUPSLB tersebut antara lain rencana untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas V dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu atau right issue kepada para pemegang saham.
Bank IBK akan menerbitkan sebanyaknya 13,8 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Dalam keterangannya, manajemen Bank IBK mengatakan, jumlah saham yang akan diterbitkan bergantung pada keperluan dana perseroan dan harga pelaksanaan penawaran umum terbatas (PUT) V tersebut. Dengan penambahan modal tersebut, saham yang dikeluarkan sebelum dilakukan PUT V akan terdilusi paling banyak 33,32 persen.