Memacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik Menjadi Target Menantang
IIMS 2023 menargetkan 400.000 pengunjung dengan target transaksi Rp 3,8 triliun. Selain kendaraan-kendaraan konvensional, kendaraan listrik juga bakal dipamerkan dalam ajang tersebut.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Akselerasi pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia menjadi tantangan seiring tuntutan global untuk pengurangan emisi karbon. Subsidi yang disiapkan pemerintah dan penyelenggaraan pameran otomotif Indonesia International Motor Show 2023 dapat menjadi momentum dalam rangka percepatan pertumbuhan kendaraan listrik.
Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 yang diselenggarakan Dyandra Promosindo di Jakarta International Expo, Kemayoran, akan berlangsung pada 16-26 Februari. Pameran itu menargetkan 400.000 pengunjung dengan target transaksi hingga Rp 3,8 triliun. Selain kendaraan-kendaraan konvensional, kendaraan listrik juga bakal dipamerkan dalam ajang tersebut.
Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) yang juga Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo, dalam konferensi pers persiapan IIMS 2023 di Jakarta, Kamis (2/2/2023), mengatakan, saat ini kendaraan listrik sudah mulai tumbuh, tetapi belum signifikan. Pameran seperti IIMS 2023 pun diharapkan turun memacu pertumbuhan kendaraan listrik.
"Saat ini sepeda motor listrik baru sekitar 20.000 unit dan mobil listrik 6.000-an unit. (Lewat IIMS 2023) mudah-mudahan bisa meningkat. Sebab, yang kita hadapi sekarang ialah bagaimana agar membangun, memotivasi, dan mendorong percepatan migrasi, dari kendaraan konvensional atau fosil ke listrik," kata Bambang.
Menurut Bambang, hal itu perlu dalam rangka menggugah kesadaran masyarakat untuk memperbaiki kualitas udara dengan mengurangi emisi karbon. Di sisi lain, masih tingginya impor minyak Indonesia juga membuat subsidi bahan bakar minyak (BBM) meningkat. Oleh karena itu, selain alasan lingkungan, pengembangan kendaraan listrik juga untuk mengurangi ketergantungan energi fosil.
Bambang juga menyambut rencana pemerintah yang tengah menyiapkan insentif untuk pembelian kendaraan listrik, yang rencananya dimulai dengan kendaraan roda dua. Baik pembelian baru maupun konversi dari sepeda motor konvensional ke listrik. Menurut dia, insentif pemerintah akan membuat harga lebih terjangkau oleh masyarakat.
Ia mengaku tidak tahu pasti kapan penerapan subsidi tersebut, tetapi jika melihat apa yang disampaikan ke publik, kemungkinan dalam waktu dekat ini. "Sabar saja. Kita serahkan kepada pemerintah. Semakin cepat pemerintah mengumumkan subsidi, maka semakin banyak masyarakat yang beli, sehingga subsidi untuk bensin dapat dikurangi," katanya.
Head of Division United E-Motor, produsen sepeda motor listrik, Awan Setiawan menyambut positif rencana pemberian subsidi sepeda motor listrik. Sebelum mengemuka kabar pemberian subsidi, United E-Motor memang hendak meluncurkan sepeda motor jenis "Eco" dengan harga sekitar Rp 15 juta per unit. Adapun yang sudah beredar saat ini harganya di atas Rp 30 juta.
"Segmen United saat ini memang medium ke premium (menengah atas) dan pada IIMS 2023 kami akan meluncurkan untuk segmen berkisar Rp 15-20 juta. Apabila ada subsidi sebesar Rp 7 juta, maka harganya bisa menjadi Rp 8 juta saja," ujar Awan.
Diakui Awan, penjualan retail saat ini memang rendah. Berbeda dengan penjualan fleet (perusahaan) dan government sales operation (GSO) atau segmentasi pemerintahan. "Sejak keluar Inpres (Instruksi Presiden) Nomor 7 Tahun 2022 (tentang kendaraan listrik sebagai kendaraan dinas operasiona), September tahun lalu, penjualan fleet dan GSO melonjak hingga 400 persen. Maka, nanti dengan subsidi diharapkan menggerakan sisi retail," lanjutnya.
Sebelumnya, Project Manager IIMS 2023 Rudi MF menuturkan, pameran menjadi salah satu cara dalam penjualan kendaraan listrik. Sejumlah produk baru kendaraan listrik pun diikutkan dalam pameran otomotif itu. Terdapat lebih dari lima jenama kendaraan listrik baru yang masuk dalam pameran IIMS 2023. (Kompas.id 12/1/2023).
Pemerintah juga telah memastikan subsidi untuk sepeda motor listrik, baik untuk pembelian baru maupun konversi dari sepeda motor konvensional ke listrik. Terkait insentif pembelian sepeda motor listrik baru akan ada di bawah Kementerian Perindustrian, sedangkan konversi ke sepeda motor listrik di bawah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Namun, belum diketahui waktu tepat pengumumannya.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Dadan Kusdiana, dalam capaian kinerja 2022 dan program kerja subsektor EBTKE, di Jakarta, Selasa (31/1) mengatakan, berdasarkan sidang kabinet, diputuskan Kementerian ESDM menjadi penanggung jawab (PIC) konversi sepeda motor ber-BBM ke sepeda motor listrik. Pihaknya pun akan mengusulkan pendanaan ke Kementerian Keuangan.
Insentif yang akan diberikan sebesar Rp 7 juta untuk setiap unit sepeda motor. "Sedang disiapkan. Prinsipnya, insentif ini agar masyarakat bisa mengonversi (sepeda motor lama ke sepeda motor listrik) dengan biaya yang lebih terjangkau. Per sekarang, biaya konversi (tanpa ada insentif) itu lebih kurang Rp 15 juta," ujar Dadan.
Kementerian ESDM, imbuh Dadan, akan mengusulkan kriteria sepeda motor yang mendapat insentif konversi, salah satunya berusia paling tua 7-10 tahun. Nantinya, sepeda motor yang hendak dikonversi akan diperiksa lagi karena akan disertifikasi oleh Balai Kementerian Perhubungan. Setelah dikonversi, kendaraan itu juga harus berganti surat tanda nomor kendaraan (STNK).
Kapasitas mesin sepeda motor yang akan dikonversi pun dibatasi. "Tidak yang terlalu kecil, juga tidak terlalu besar. Akan menyasar motor bensin berkisar 100-125 cc karena motor-motor itulah yang secara populasi terbanyak. Kami juga pikirkan agar nanti hanya menggunakan baterai berbasis litium. Bayangan kami, angkanya (kapasitas) 1,2-1,5 kWh (kilowatt jam),' ucap Dadan.
Dadan menambahkan, nantinya, siapapun bisa mendaftar selama STNK sepeda motor yang hendak dikonversi dipastikan asli dan pajaknya sudah dilunasi. Ketentuan-ketentuan tersebut bakal disusun.Pengecekan kendaraan juga bakal terkoneksi dengan database milik Kepolisian Negara Republik Indonesi (Polri).
"Yang jelas, tujuannya untuk substitusi BBM. (Apabila dikonversi) mesinnya juga akan dihancurkan untuk menghindari digunakan ke motor lain. Jadi, dipastikan ada substitusi dari BBM ke listrik. Di samping tu, kami juga mendorong untuk memperbanyak bengkel konversi," jelas Dadan.