Dorong Penjualan Kendaraan Listrik lewat Pameran dan Subsidi
Kendaraan listrik mulai masuk ke pameran otomotif sebagai bentuk dorongan untuk mencapai target emisi nol bersih di masa depan.
Oleh
Ayu Octavi Anjani
·3 menit baca
KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO
Sejumlah produsen otomotif menampilkan produk kendaraan bertenaga listrik dalam pameran kendaraan listrik berbasis baterai (KLBB) di Art Bali Collection, Nusa Dua, Bali, Jumat (11/11/2022). Pameran yang digelar dalam rangka KTT G20 ini diikuti 28 produsen otomotif, tiga bengkel konversi, penyedia SPKLU, dan mobil listrik karya mahasiswa UGM.
JAKARTA, KOMPAS — Penjualan kendaraan listrik demi mencapai target emisi nol bersih sebelum 2070 terus didorong. Cara yang ditempuh adalah dengan pameran kendaraan maupun rencana pemberian subsidi terhadap penjualan kendaraan listrik di Indonesia.
Data dari Kementerian Perindustrian per September 2022, jumlah sepeda motor listrik yang telah teregistrasi di kepolisian saat ini sebanyak 21.668 unit. Angka tersebut meningkat dibandingkan Juli 2022 yang sebanyak 19.698 unit. (Kompas.id, 4/11/2022).
Adapun berdasarkan isi dokumen nationally determined contribution (NDC) terbaru, Indonesia menaikkan target penurunan emisi menjadi 31,89 persen pada 2030. Besaran tersebut telah ditambahkan dari sebelumnya 29 persen serta target dukungan internasional sebesar 43,20 persen.
”Demi mencapai target emisi nol sebelum 2070, penjualan dan penggunaan kendaraan listrik sangat didorong saat ini. Salah satu yang cara yang dilakukan, yaitu pemberian subsidi kendaraan listrik oleh pemerintah serta mengadakan pameran otomotif ini,” kata Project Manager Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 Rudi MF di Jakarta, Kamis (12/1/2023).
Menurut Rudi, pengguna kendaraan listrik di Indonesia sangat beragam, salah satunya ibu rumah tangga. Produk kendaraan listrik yang tersedia mulai dari sepeda, motor, hingga mobil listrik. Dirinya berharap rencana pemberian subsidi oleh pemerintah mampu menjadi stimulus untuk mendorong konsumsi kendaraan listrik di Indonesia.
Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, kendaraan listrik (electric vehicle/EV) menjadi produk baru yang diikutkan dalam pameran otomotif. Bahkan, imbuh Rudi, terdapat lebih dari lima jenama kendaraan listrik baru yang masuk dalam pameran IIMS 2023 pada 16-26 Februari mendatang dengan target nilai penjualan mencapai Rp 3,8 triliun termasuk kendaraan listrik. Target tersebut lebih tinggi dari realisasi penjualan pada pameran tahun lalu yang sebesar Rp 3,2 triliun.
”Oleh karena itu kami berupaya mendorong konsumsi kendaraan listrik dengan memberikan ruang terbesar pada perhelatan pameran otomotif IIMS 2023 mendatang,” kata Rudi.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan, berpendapat, masuknya kendaraan listrik ke pameran otomotif, dapat menjadi langkah awal transisi energi semakin berkembang pesat. Selain itu, perlu adanya dukungan agar agen pemegang merek (APM) membangun pabrik kendaraan listrik demi memberikan pengaruh yang lebih luas bagi perekonomian nasional.
”Proyeksi saya ke depannya soal kendaraan listrik ini, akan semakin berkembang meskipun terdapat masalah limbah dan baterai yang perlu semakin dipikirkan oleh banyak pihak,” ucap Mamit.
AYU OCTAVI ANJANI
Project Manager Indonesia International Motor Show (IIMS) 2023 Rudi MF saat door stop bersama sejumlah media dalam acara Media Gathering yang diselenggarakan oleh Dyandra Promosindo di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Kamis (12/1/2023).
Berkembangnya kendaraan listrik di industri otomotif diharapkan sejalan dengan infrastruktur yang mendukungnya. Selain itu, masyarakat perlu dimudahkan soal pembelian yang terjangkau.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Ahmad Muhibbun, menilai, prospek kendaraan listrik sangat bergantung pada upaya banyak pihak dalam menyiapkan kebijakan, infrastruktur pendukung, serta penerimaan konsumen. Skema insentif pemerintah juga akan memengaruhi pertumbuhan pasar kendaraan listrik di masa depan.
Industri otomotif, salah satunya kendaraan listrik di Indonesia saat ini diyakini masih akan terus bertumbuh dengan profit yang menjanjikan. Meskipun kecil, perhelatan pameran otomotif diharapkan mampu mewadahi pelaku industri kendaraan listrik yang masih baru.
Meskipun penjualan kendaraan listrik terus ditingkatkan, masih ada masyarakat yang mengaku tidak ingin beralih ke kendaraan listrik. Diaz Hedna Novian (24), seorang mahasiswa akhir di salah satu universitas di Jawa Barat, menilai, masuknya kendaraan listrik ke pameran otomotif saat ini merupakan langkah yang baik. Namun, sebagai pecinta otomotif sejak bangku sekolah dasar, Diaz menilai, tidak akan beralih menggunakan kendaraan listrik.
”Karena saya masih sangat senang mendengarkan suara motor dan mobil, kemudian melihat kendaraan yang sudah dimodifikasi yang itu semua tidak bisa ditemukan di kendaraan listrik. Selain itu, limbah dan baterai yang tentu perlu semakin dipikirkan. Jadi, saya belum atau mungkin tidak akan beralih,” ucap Diaz.