Kunjungan Wisatawan Berangsur Pulih, Potensi Investasi Hotel Baru Bermunculan
Pemulihan kunjungan wisatawan mancanegara dan pergerakan wisatawan Nusantara akan menjadi daya tarik investasi baru pada tahun 2023.
Oleh
MEDIANA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemulihan kunjungan wisatawan mancanegara dan pergerakan wisatawan Nusantara diyakini akan kembali meningkatkan tingkat okupansi hotel. Hal ini berpotensi mendorong investasi baru properti perhotelan.
”Keinginan untuk mengakuisisi hotel dan resor di Indonesia saat ini sedang bertumbuh dengan meningkatnya minat investor domestik dan internasional. Investor melihat industri pariwisata di Indonesia sedang membaik dan kondisi ekonomi yang sedang menguntungkan,” ujar Senior Vice President Investment Sales Asia JLL Hotels and Hospitality Group, Julien Naouri, dalam konferensi pers, Rabu (1/2/2023), di Jakarta.
Berdasarkan laporan riset JLL triwulan IV-2022, hotel-hotel mewah di Jakarta mencatat pertumbuhan pendapatan per jumlah kamar atau RevPAR yang signifikan. RevPAR bulanan sepanjang 2022 menyamai kondisi tahun 2019 atau sebelum pandemi Covid-19. Tingkat okupansi kamar hotel di Jakarta mencapai 54,2 persen.
Dua hotel dibuka pada triwulan IV-2022 di Jakarta, yaitu Artotel Casa Kuningan (hotel skala menengah) dan St Regis Jakarta (hotel mewah atau kelas atas). Keduanya menambah pasokan hotel yang ada menjadi 58.105 kamar pada akhir tahun lalu.
”Pergerakan wisatawan Nusantara (wisnus) terus mendorong permintaan kamar hotel. Begitu pula dengan wisatawan mancanegara (wisman) yang kembali ke Jakarta. Kebanyakan pelaku perjalanan bisnis dari perusahaan,” kata Julien.
Untuk pasar hotel di Bali, kunjungan wisman terus berdatangan dipengaruhi oleh agenda kegiatan dan pembukaan kembali rute penerbangan internasional. Tingkat hunian hotel-hotel mewah di Bali kembali pulih. Pada akhir tahun 2022, sesuai riset JLL, Bali memiliki sekitar 44.000 kamar hotel. Dalam tiga tahun mendatang, Bali akan mempunyai tambahan 2.000 kamar.
”Prospek bisnis hotel di luar Jakarta dan Bali juga akan tumbuh sangat positif, seperti di Labuan Bajo (Nusa Tenggara Barat) yang sedang mengalami kenaikan tingkat okupansi kamar. Salah satu faktor utama yang memengaruhi adalah penyelenggaraan acara bertaraf internasional, seperti ASEAN Summit pada 2023,” ucap Julien.
Julien menambahkan, Pemerintah Indonesia juga mendukung pemulihan industri pariwisata. Misalnya, dengan pembangunan infrastruktur dasar di sejumlah destinasi. Hal ini menambah daya tarik investasi hotel masuk. ”Kami memperkirakan investasi baru yang akan masuk di Jakarta dan Bali berupa hotel skala menengah dan mewah,” katanya.
Sementara itu, berdasarkan laporan Colliers Quarterly Property Market Report Q3 2022 Jakarta Hotel, pasar hotel di Jakarta menunjukkan kinerja terbaik sepanjang tahun 2022. Relaksasi perjalanan domestik dan internasional, bisnis yang kembali beroperasi, dan aktivitas luring yang mulai membaik telah mendorong peningkatan tingkat hunian kamar. Penggunaan ruang pertemuan juga naik meski moderat.
Laporan Colliers juga menemukan industri perhotelan di Surabaya, Jawa Timur, membaik menjelang akhir 2022. Kenaikan tingkat hunian terjadi seiring semakin banyaknya perjalanan bisnis dan kegiatan MICE (pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan ekshibisi) yang diadakan di hotel.
Chief Business Officer Global dan CEO OYO untuk Asia Tenggara dan Timur Tengah, Ankit Tandon, mengatakan, pada tahun 2023 OYO fokus menambah portofolio akomodasi/hotel untuk segmen premium di Indonesia. Portofolio jenis ini maksudnya adalah hotel yang memiliki fasilitas kamar lebih luas, kolam renang, dan restoran.
Untuk akomodasi hotel segmen premium, jenama hotel yang tergabung dalam OYO adalah Townhouse Oak, Townhouse, Collection O, dan Capital O. Penambahan properti akomodasi ini terutama akan dilakukan di Jabodetabek. Lalu, OYO akan memperluas ke kota-kota besar di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Jawa. Penambahan properti akomodasi hotel premium akan diikuti dengan pembaruan fitur teknologi yang memudahkan mitra bisnis kami merancang dan menjalankan penawaran promosi.
”Secara skala ekonomi, Indonesia menjadi pasar utama bagi kami. Alasan kami fokus menambah portofolio properti hotel premium adalah untuk memenuhi tren kebutuhan bepergian, termasuk perjalanan bisnis korporat, yang mencari akomodasi premium,” ujar Ankit.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, sepanjang tahun 2022 jumlah kunjungan wisman ke Indonesia mencapai 5,47 juta kunjungan atau naik lebih dari 200 persen dibandingkan tahun 2021. Secara nasional, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang mencapai 56,90 persen dan TPK hotel nonbintang sebesar 26,45 persen pada Desember 2022.