Pemerintah memastikan target wisatawan mancanegara meningkat hingga mencapai 7,4 juta orang tahun ini. Namun, sejumlah kebutuhan mesti diperbaiki dan ditingkatkan, termasuk kapasitas kursi penerbangan.
Oleh
Ayu Octavi Anjani
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah menargetkan jumlah wisatawan mancanegara atau wisman mencapai 7,4 juta orang pada 2023. Guna mencapai target itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia berupaya meningkatkan sarana dan prasarana pariwisata.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan, jumlah wisman ditargetkan 7,4 juta wisatawan tahun ini. Hingga Oktober 2022, jumlah wisman yang berkunjung tercatat 3,92 juta orang. Namun, terkait dengan target tersebut, kapasitas kursi penerbangan saat ini masih terbatas untuk menampung wisman.
”Kami bekerja sama dengan berbagai maskapai nasional maupun internasional untuk meningkatkan jumlah penerbangan dan ketersediaan kursi bagi wisatawan,” ujarnya dalam kunjungan ke redaksi Grup Kompas Gramedia (KG) di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta, Rabu (4/1/2023).
Sandiaga menambahkan, selain wisman, wisatawan Nusantara juga ditargetkan meningkat tahun ini. Jumlahnya diharapkan mencapai 1,4 miliar pergerakan pada 2023 atau naik dua kali lipat dari tahun lalu yang mencapai 703 juta pergerakan. Oleh karena itu, perlu ada perbaikan dari segi aksesibilitas serta revitalisasi destinasi wisata, terlebih desa-desa wisata di Indonesia.
”Desa-desa wisata yang saat ini jumlahnya sekitar 4.000 (desa atau) bahkan lebih harus terus kita tingkatkan perekonomiannya, salah satunya dengan revitalisasi sebagai bentuk pelayanan terhadap wisatawan mancanegara ataupun Nusantara. Selain itu, kami berupaya memperbanyak pergelaran, seperti olahraga dan budaya tahun ini agar wisman tertarik berkunjung ke Indonesia,” ujar Sandiaga.
Sebelumnya, dalam jumpa pers akhir tahun 2022 yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis (15/12/2022), Penjabat Wali Kota Sabang Reza Fahlevi mengatakan, pergelaran yang ada di setiap daerah di Indonesia mampu menarik kunjungan wisatawan, terlebih di akhir tahun. Oleh karena itu, pelayanannya perlu terus ditingkatkan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisman yang berkunjung ke Indonesia hingga Oktober 2022 mencapai 3,92 juta wisatawan. Pada triwulan III-2022, nilai devisa negara dari sektor ini mencapai 4,26 miliar dollar AS.
Selain itu, produk domestik bruto (PDB) sektoral ditargetkan meningkat 50 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Adapun pada 2022, kontribusi PDB pariwisata mencapai 3,6 persen. Sementara ekspor ekonomi kreatif pada November 2022 tercatat 24,79 miliar dollar AS atau meningkat 3,8 persen dari tahun 2021 yang mencapai 23,9 miliar dollar AS. Tahun ini, angkanya ditargetkan mencapai 26,46 miliar dollar AS.
”Saat ini kami optimistis target wisman Tiongkok sebesar 253.000 wisatawan akan tercapai tahun ini mengingat mereka akan membuka perbatasan pada 8 Januari 2023,” ujar Sandiaga.
Direktur Eksekutif Institute for Development Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad menilai, pariwisata Indonesia memiliki peluang untuk terus tumbuh dan memulihkan perekonomian nasional. Menurut dia, jika China sudah membuka kembali perbatasannya, target kunjungan wisman ke Indonesia diperkirakan dapat tercapai.
”Peluang lain muncul dengan adanya generasi milenial saat ini. Mereka lebih menyukai destinasi wisata dengan spot foto yang unik dan ikonik. Belum lagi ada istilah staycation atau menginap saja di hotel,” kata Tauhid saat dihubungi pada Rabu (4/1/2023).
Meskipun terdapat peluang, pariwisata Indonesia juga menghadapi sejumlah tantangan pada 2023. Desa-desa yang menjadi destinasi wisata belum mampu menarik wisman secara signifikan saat ini. Hal ini disebabkan oleh pelayanan yang dinilai belum mampu memenuhi standar wisman.
”Sepertinya saat ini sudah ada lebih kurang 100 desa wisata yang memenuhi standar wisman, tetapi masih sulit dan perlu ditingkatkan lagi, misalnya penginapan,” kata Tauhid.
Deputi Bidang Sumber Daya Manusia dan Kelembagaan Martini M Paham pada JPAT 2022 mengatakan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat ini mengusung kampanye ”Berwisata di Indonesia Saja”. Ada banyak pilihan paket wisata yang bisa dipilih sesuai dengan anggaran yang dimiliki masyarakat, salah satunya desa wisata.
”Dengan Rp 100.000, wisatawan dapat mengunjungi desa wisata. Liburan tidak harus mewah serta menjadi pilihan baru,” kata Martini.