Jelang Akhir Tahun, Bank Kejar Target Modal Inti Rp 3 Triliun
Sejumlah bank berupaya mengejar target mengantongi modal inti Rp 3 triliun hingga akhir tahun ini. Beberapa emiten bank di antaranya berupaya mendapatkan dana segar melalui ”right issue” dan ”private placement”.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Akhir tahun ini merupakan batas untuk bank-bank mendapatkan modal inti minimal Rp 3 triliun. Guna memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan itu, Bank Aladin Syariah Tbk, misalnya, melaksanakan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement.
Dalam private placement itu, Bank Aladin Syariah akan menerbitkan saham sebanyak 850 juta dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham tersebut akan diserap oleh PT BNC Technologies Ventures. Adapun harga pelaksanaan private placement sebesar Rp 1.400 per saham.
Corporate Secretary Bank Aladin Syariah Indira Indah, Selasa (20/12/2022), menyatakan, total transaksi private placement ini bernilai Rp 1,19 triliun. Pelaksanaan private placement ini dijadwalkan pada 28 Desember 2022. ”Setelah pelaksanaan private placement ini, nilai modal saham ditempatkan dan disetor penuh sebanyak 14.655.617.601 saham, naik dari 13.805.617.601,” ujarnya.
Hingga triwulan III-2022, modal Bank Aladin Syariah mencapai Rp 2,01 triliun. Dengan private placement tersebut, modal Bank Aladin Syariah akan bertambah menjadi Rp 3,2 triliun.
Sudah ada enam bank yang berhasil memenuhi ketentuan modal inti sebelum tahun ini berakhir. Keenam bank itu adalah PT Bank Oke Indonesia Tbk, PT Bank Amar Indonesia Tbk, PT Bank J Trust Indonesia Tbk, PT Bank Capital Indonesia Tbk, PT Bank Neo Commerce Tbk, dan PT Bank Maspion Indonesia Tbk.
Sembilan bank lainnya masih berada dalam proses pemenuhan modal baik melalui right issue maupun private placement. Selain Bank Aladin, bank tersebut antara lain adalah Bank Victoria Tbk, Bank Ina Perdana Tbk, Bank Bumi Arta Tbk, Bank MNC Tbk, Bank National Nobu Tbk, dan Bank of India Indonesia Tbk.
Bank Bumi Arta Tbk juga mendapatkan dana segar hasil dari penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (right issue). Bank Bumi Arta mendapatkan modal tambahan sebesar Rp 786 miliar dari right issue dengan harga pelaksanaan right issue Rp 1.345 per saham.
Sementara Bank Victoria menggelar right issue pada 19-23 Desember mendatang. Jumlah saham baru yang akan diterbitkan sebanyak 4,95 miliar saham dengan harga nominal Rp 100 dan harga pelaksanaan Rp 150 per saham. Dari aksi korporasi ini, dana segar yang masuk diharapkan mencapai Rp 743,3 miliar.
Tambah modal lagi
Bank IBK Indonesia Tbk juga berencana menambah modalnya. Langkah yang diambil bank ini adalah right issue. Bank IBK Indonesia akan menerbitkan sebanyaknya 13,81 miliar saham dengan nilai nominal Rp 100. Sementara itu, harga pelaksanaan right issue ini belum ditentukan.
Bank IBK Indonesia Tbk akan meminta persetujuan dari para pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham luar biasa yang akan dilaksanakan pada 25 Januari 2023.
Terkait dengan rencana ini, Bank IBK Indonesia Tbk akan meminta persetujuan dari para pemegang saham melalui rapat umum pemegang saham luar biasa yang akan dilaksanakan pada 25 Januari 2023. Jika ada pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya, akan terdilusi maksimal 33,32 persen.
Dana yang diperoleh dari right issue tersebut akan digunakan untuk modal kerja. Hingga triwulan III-2022, modal inti Bank IBK Indonesia telah mencapai Rp 2,96 triliun. Jumlah ini meningkat 60 persen dibandingkan dengan triwulan ketiga tahun 2021 yang mencapai Rp 1,84 triliun.