Ketidakpastian akibat pandemi, pemutusan hubungan kerja, dan situasi ekonomi berisiko menimbulkan kecemasan berkepanjangan. Pemimpin perusahaan dan karyawan dituntut kreatif agar tetap produktif dan bangkit lebih kuat.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·4 menit baca
Bagaimana perasaan para karyawan sekarang? Pandemi belum usai, pemutusan hubungan kerja dimana-mana, dan masa depan ekonomi yang kadang membingungkan. Belum lama karyawan bisa berkumpul di kantor, kini mereka diminta kembali bekerja dari rumah karena kasus Covid-19 kembali meningkat. Keadaan sekarang benar-benar membuat karyawan ketakutan. Apa yang harus dilakukan?
Situasi sekarang yang penuh ketidakpastian itu berkembang menjadi ketakutan. Secara fisiologis ketidakpastian ini diterjemahkan menjadi ketakutan yang pasti akan mempengaruhi tubuh kita. Pada tingkat kesadaran tertentu, kita cenderung terus-menerus mencemaskan apa yang akan terjadi pada masa depan. Sebenarnya semua itu bukan tanda kelemahan, hal itu hanya tentang cara kita membangun persepsi. Otak kita sangat mahir dalam memperhatikan ancaman dan membiarkan seluruh tubuh kita mengetahuinya.
Kontributor Forbes Brendan P Keegan dalam sebuah tulisan tentang kecemasan di kalangan karyawan mengungkapkan hal itu dalam sebuah tulisannya. Lebih lanjut ia menyarankan, jika Anda harus membuat daftar keterampilan yang paling penting bagi para pemimpin bisnis, manajemen rasa takut menjadi keterampilan yang dibutuhkan saat ini. Keterampilan ini mungkin tidak akan terlintas di benak Anda namun sekarang dibutuhkan.
Ketakutan dipastikan akan mengganggu pekerjaan. Sebagian besar kekhawatiran terkait pekerjaan bukanlah jenis yang membuat kita benar-benar melihat ke apa yang sudah terjadi, tetapi sebagian dari otak kita makin berfokus untuk melindungi kita dari bahaya apapun yang dirasakannya. Pekerjaan menjadi terlantar. Fokus pikiran akan berkurang yang berarti kita kurang kreatif dan kurang produktif. Sulit untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan ketika kita terjebak dalam keadaan seperti ini.
Pekerja yang dalam ketidakpastian dan kecemasan adalah pekerja yang selalu khawatir. Pekerja yang terus khawatir menjadi tidak bahagia dan tidak mau terlibat di urusan kantor. Oleh karena itu para pemimpin di tempat kerja sebaiknya belajar untuk memperlakukan ketidakpastian sebagai tantangan bisnis. Mereka perlu jujur, lugas, dan konsisten dalam berkomunikasi dengan karyawan. Bila ini terjadi karyawan akan semakin produktif.
Di sisi lain karyawan juga harus mulai membuka pikiran mereka. Tidak cukup hanya duduk dan diam. Penulis buku The Long Game: How to Be a Long-Term Thinker in a Short-Term World yaitu tentang cara praktis untuk mengelola ruang dan waktu untuk membuat pemikiran besar dalam kehidupan kita yang sibuk, Dorie Clark dalam sebuah wawancara di Fast Company memberikan beberapa tips tentang mengelola diri di tengah masalah seperti saat ini.
Para pemimpin di tempat kerja sebaiknya belajar untuk memperlakukan ketidakpastian sebagai tantangan bisnis.
Clark mengatakan, pemikiran strategis tidak perlu menghabiskan banyak waktu. Anjuran ini lebih tentang membingkai ulang cara kita berpikir dan menemukan kesempatan berjarak dengan berbagai masalah, daripada hanya mencoba duduk di meja dengan pikiran kosong. Tak sulit, cukup mulai dengan memikirkan tentang apa yang Anda lakukan untuk bersenang-senang. Dari sini akan muncul benih untuk mulai sesuatu merencanakan sesuatu dalam jangka panjang.
Langkah selanjutnya adalah bagaimana menciptakan lebih banyak ruang untuk mulai bertindak pada hal-hal yang ingin Anda lakukan. Untuk ini, perlu mencari cara untuk mengatakan tidak pada lebih banyak hal. Dia menyarankan untuk menjadi mulai tanpa ampun menantang asumsi yang selama ini kita pegang yang kadang membuat kita ribet. Saran lain adalah mengubah pertemuan dengan alasan minum kopi dan mengurangi panggilan telepon ke komunikasi melalui surat elektronik.
Setelah Anda memiliki gagasan tentang hal-hal yang menarik minat Anda dan telah membuat sedikit ruang di dalam kalender Anda, Clark merekomendasikan untuk menguji gagasan Anda dan melihat apakah itu sesuatu yang ingin dijelajahi lebih dalam di tengah ketidakpastian. Beri diri Anda tugas, seperti membaca buku tentang orang atau industri yang Anda minati. Siapkan wawancara dengan orang-orang yang memiliki keterkaitan. Clark mengatakan hal ini sebagai cara menguji berbagai kemungkinan yang bisa terjadi di luar sana, melampaui masalah yang sedang berada di sekitar kita.
Oleh karena itu pemimpin dan karyawan perlu melakukan sesuatu sesuai dengan kapasitas mereka. Perasaan campur aduk tengah dialami semua kalangan di dalam perusahaan. Mereka mungkin frustasi dan sangat cemas. Situasi seperti ini harus mendapatkan solusi. Bila tidak maka semua akan mengalami masalah yang lebih hebat. Perusahaan menjadi tidak produktif karena karyawan didera kecemasan yang berkepanjangan.
Pegangan bagi para pemimpin di tengah masalah berat seperti ini salah satunya adalah, lorong gelap tak selamanya gelap. Suatu saat pasti akan ditemukan cahaya sehingga semua bisa merasa lega dan terbebas dari kecemasan. Krisis moneter tahun 1998 dan krisis keuangan 2008 menjadi bukti, kecemasan malah memunculkan kreatifitas. Produk-produk inovasi berbasis teknologi digital muncul setelah peristiwa itu.
Di tengah ketidakpastian maka kita harus kreatif pada saat kita tengah mengelola ketakutan. Berbagai bangsa seperti Jepang, Korea Selatan, China, dan lain-lain menjadi kuat dan kreatif karena berbagai peristiwa berat. Mereka bisa bangkit dalam waktu singkat usai mengalami berbagai peristiwa yang menakutkan. Mereka bisa membalikkan keadaan.