Perusahaan yang akan masuk bursa paling banyak berasal dari sektor konsumer siklikal. Lainnya dari sektor energi, transportasi, dan kesehatan.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Menjelang akhir tahun, beberapa calon emiten di Bursa Efek Indonesia atau BEI mengalihkan pencatatan saham mereka ke tahun 2023. Sejauh ini sudah ada 14 calon emiten yang antre masuk bursa pada tahun 2023. Beberapa perusahaan menargetkan mendapatkan dana publik di atas Rp 1 triliun.
Hingga Senin (21/11/2022), ada 43 perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan BEI. Sementara untuk tahun 2022, sejauh ini sudah ada 54 emiten baru yang masuk bursa. ”Dari 43 perusahaan tersebut, ada sekitar 33 persen yang merencanakan pencatatan pada tahun 2023, sisanya dicatatkan pada tahun 2022,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna.
Jika dilihat dari sektor usaha, perusahaan yang akan masuk bursa paling banyak berasal dari sektor konsumer siklikal. Setidaknya ada tujuh calon emiten dari sektor ini. Selain itu, ada enam calon emiten dari sektor teknologi, lima dari sektor energi, empat dari sektor industri, empat dari sektor transportasi, dan empat dari sektor kesehatan. Sisanya berasal dari sektor properti, infrastruktur, finansial, consumer non-siklikal, dan dari sektor industri dasar.
Yetna menambahkan, dari perusahaan-perusahaan yang sedang bersiap masuk bursa tersebut, ada tiga perusahaan menargetkan perolehan dana lebih dari Rp 1 triliun. ”Dua perusahaan sektor energi dan satu sektor finansial,” kata Yetna.
Saat ini ada empat perusahaan yang sedang berada pada sistem e-IPO. Keempat calon emiten tersebut adalah PT Techno9 Indonesia Tbk, PT Multi Medika Internasional Tbk, PT Personel Alih Daya Tbk, dan PT Isra Presisi Indonesia Tbk.
Investor bertambah
Sementara itu, Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat, per 3 November 2022 jumlah investor yang tercatat pada Single Investor Identification mencapai 10.000.628. Artinya, jumlah investor naik 33,53 persen dari akhir tahun 2021 yang berjumlah 7.489.337.
”Peningkatan jumlah investor sejak tahun 2019 hingga 2021 yang tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia,” kata Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo.
Uriep mencermati, tren peningkatan tersebut sudah terlihat sejak 2019. Ketika itu, jumlah investor baru mencapai 2.484.354. Pertambahan investor sejalan dengan simplifikasi pembukaan rekening efek. Pandemi Covid-19 juga membuat jumlah investor meningkat.