Mengenal Waran Terstruktur, Produk Baru Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia meluncurkan produk barunya, yakni waran terstruktur atau waran yang diterbitkan oleh perusahaan sekuritas anggota bursa, Senin (19/9/2022). Berikut beberapa penjelasan tentang instrumen ini.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bursa Efek Indonesia menerbitkan produk baru, yaitu waran terstruktur, Senin (19/9/2022). Pada tahap awal, ada tiga waran terstruktur yang diterbitkan, yakni dengan underlying saham Unilever Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, dan Adaro Minerals Indonesia. Ketiganya diterbitkan oleh RHB Sekuritas Indonesia dan akan jatuh tempo pada 19 Juni 2023.
Secara umum waran adalah instrumen turunan dari saham yang memberikan hak, bukan kewajiban, kepada para pemegangnya untuk membeli atau menjual saham pada harga dan saat tertentu. Biasanya, waran diperoleh ketika perusahaan tercatat menerbitkan saham.
Ada beberapa emiten yang memberikan kesempatan bagi para investor untuk mendapatkan waran ketika menerbitkan saham untuk pertama kali atau ketika melakukan right issue. Misalnya, setiap 10 saham berhak atas satu waran. Waran juga dapat dibeli di pasar sekunder. Waran seperti ini dikenal dengan nama equity warrant. Waran akan terkonversi menjadi saham.
Waran terstruktur berbeda dengan waran yang sudah dikenal sebelumnya. Waran terstruktur tidak diterbitkan oleh masing-masing emiten, tetapi oleh perusahaan sekuritas anggota bursa. Pada tahap awal, waran terstruktur memiliki dasar atau underlying saham yang merupakan konstituen dari indeks IDX30.
IDX30 merupakan indeks yang berisi saham-saham berkapitalisasi besar dan likuid. Jadi, tidak sembarang saham dapat diterbitkan waran terstrukturnya. Waran terstruktur akan terkonversi menjadi dana tunai ketika jatuh tempo.
Ada dua jenis waran terstruktur, yaitu put dan call. Secara sederhana, dalam saham terstruktur put, investor dapat memperoleh keuntungan jika harga saham yang menjadi underlying berada di bawah harga pelaksanaan (exercise) ditambah rumusan tertentu. Sebaliknya, investor akan mendapatkan keuntungan dari waran terstruktur call jika harga saham underlying-nya berada di atas harga exercise.
Waran terstruktur dapat diperoleh baik pada pasar perdana maupun pasar sekunder. Seperti jual beli saham biasa. Kelebihan waran terstruktur ada beberapa, antara lain pilihan saham yang memiliki fundamental dan kapitalisasi pasar besar serta likuid diperdagangkan. Selain itu, potensi imbal hasil dari produk baru ini menarik. Waran terstruktur juga berharga lebih rendah dibandingkan dengan harga sahamnya, hanya beberapa persen dari saham underlying. Sekuritas yang menerbitkan waran terstruktur pun menjadi penyedia likuiditas sehingga ketika investor akan menjual atau membeli produk ini selalu tersedia.
Kode waran terstruktur berbeda, ada 10 digit. Ada empat kode saham seperti BBRI, dilanjutkan dua digit kode penerbit, yaitu sekuritas, dilanjutkan dengan tipe waran P untuk put dan C untuk call, lalu ada bulan jatuh tempo, tahun jatuh tempo, dan kode unik. Jadi, waran Adaro memiliki kode ADRODRCM3A.
Harga pelaksanaan diambil dari harga rata-rata selama lima hari bursa. Penentuan harga rata-rata selama sepekan perdagangan ini memperkecil peluang pihak-pihak untuk memanipulasi harga mengingat kapitalisasi pasar dan likuiditas pada saham indeks IDX30 sangat besar.
Perhitungan keuntungan waran tidak sesederhana harga jual yang lebih tinggi dari harga beli. Ada perhitungan untuk BEP (break event point), yaitu harga exercise ditambah harga pembelian waran terstruktur dikali rasio. Ini adalah salah satu rumus yang harus dipahami oleh para investor.
Misalnya, ada penerbitan 30 juta waran BRI call. Jadwal penawaran umum sangat mirip dengan penawaran saham perdana. Ada tanggal penjatahan, tanggal penentuan harga, dan lainnya. Bedanya, kalau pada penerbitan saham perdana ada masa penawaran awal dan masa penawaran umum. Pada masa penawaran awal biasanya digunakan rentang harga dan masa penawaran umum sudah ada penetapan harga final.
Sementara ketika penawaran waran terstruktur, investor hanya mengetahui rentang harga, tidak diketahui harga final. Misalnya saja, waran BRI ditawarkan pada rentang harga Rp 278-Rp 342, sementara harga exercise pada rentang harga Rp 4.280-Rp 5.225. Ini adalah waran call. Jika harga semakin rendah, investor diuntungkan. Sebaliknya, kalau ternyata harganya tinggi, keuntungan investor menipis.
Misal dengan penawaran waran terstruktur BRI ini diambil harga terendah, Rp 278 + Rp 4.280 dan rasionya 3 call waran terstruktur: 1 saham BRI. Artinya, untuk harga BEP investor, harga exercise semisal di harga paling rendah, pada Rp 4.280 + Rp 278 x 3 = Rp 834, maka harga BEP adalah Rp 4.280 + Rp 834 = Rp 5.114. Jika misalnya pada hari ini harga penutupan saham BRI berada pada Rp 4.570, jangka waktu waran ini 9 bulan ke depan. Secara perhitungan, dalam 9 bulan ke depan, apakah harga saham BRI di atas Rp 5.114? Misalnya merasa mungkin, maka waran terstruktur call ini dapat dibeli. Jika ketika dianalisis dan didapatkan tidak mungkin dalam 9 bulan ke depan harga saham BRI melampaui Rp 5.114, waran call ini tidak layak beli.
Perhitungan di atas merupakan perhitungan untuk sampai jatuh tempo. Para investor juga dapat bertransaksi waran sebelum jatuh temponya. Jika sudah dekat masa jatuh tempo, perhitungan waran akan menjadi semakin lebih jelas. Produk investasi selalu berkembang. Oleh karena itu, para investor juga sebaiknya berkembang terus dengan tidak ketinggalan pengetahuan dan seluk-beluk produk baru yang ada.