Financial Times Stock Exchange (FTSE) Russel, salah satu anak usaha London Stock Exchange Group, merombak susunan indeks yang berlaku mulai 19 September 2022. Sejumlah emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) masuk di dalamnya.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Beberapa saham emiten di Bursa Efek Indonesia masuk ke dalam indeks Financial Times yang biasa dipakai di Bursa London. Indeks-indeks ini disusun untuk membantu para investor agar dapat mencermati dan mengambil keputusan investasi pada saham yang menjadi konstituennya.
Saham PT Adaro Energy Tbk, misalnya, masuk ke dalam indeks Financial Times Stock Exchange (FTSE) Global Equity Series Asia Pacific Ex-Japan Ex-China. Indeks ini memuat saham-saham pilihan dari kawasan Asia Pasifik, tetapi tidak termasuk bursa Jepang dan China. Berbagai indeks FTSE disusun dan dikelola oleh FTSE Russel, salah satu anak usaha London Stock Exchange Group. FTSE Russel merombak susunan beberapa indeks yang akan berlaku efektif mulai Senin, 19 September 2022.
Tim analis Samuel Sekuritas meyakini, kinerja Adaro masih akan terus menguat tahun ini. ”(Penguatan itu) ditopang oleh tingginya harga batubara. Meski demikian, harga batubara diperkirakan akan turun pada tahun 2023 seiring dengan penawaran dan permintaan yang terkendali,” sebut tim Samuel Sekuritas dalam riset itu.
Lonjakan harga batubara pada triwulan pertama 2022, yang naik 36,5 persen dari triwulan sebelumnya dan 186,9 persen dari triwulan yang sama tahun lalu, menguntungkan emiten batubara, termasuk Adaro yang mengandalkan ekspor sebagai sumber pendapatan utama. Sebanyak 70 persen pendapatan Adaro ditopang oleh ekspor batubara.
Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, menyebutkan, pada bulan ini, sektor pertambangan, khususnya produsen batubara, masih menjadi pilihan investor, seperti PT Adaro Energy Tbk, PT Indo Tambangraya Megah Tbk, dan PT Indika Energy Tbk. Selain sektor pertambangan, emiten sektor keuangan, khususnya perbankan, juga masih menjadi pilihan.
Untuk indeks emiten berkapitalisasi besar, selain saham Adaro, saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk yang mengelola minimarket Alfamart juga masuk dalam indeks FTSE. Sementara untuk saham berkapitalisasi menengah, ada empat saham BEI, yaitu PT Avia Avian Tbk dan PT Indosat Tbk, yang naik dari kelompok saham kecil menjadi kelompok saham menengah.
Sebaliknya, saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk turun dari kelompok kapitalisasi besar ke kapitalisasi menengah. Posisinya digantikan oleh saham PT MNC Digital Entertainment Tbk.
Di indeks saham berkapitalisasi kecil, ada dua pendatang baru, yaitu PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk serta PT Medikaloka Hermina Tbk. Saham BEI yang masuk ke kelompok kapitalisasi mikro juga banyak, misalnya PT Kimia Farma Tbk, PT Indomobil Sukses Makmur Tbk, PT RMK Energi Tbk, dan beberapa saham lainnya.
Saham Indosat, MNC Entertainment, dan Sumber Alfaria juga termasuk dalam indeks FTSE All-World. Sementara pada indeks FTSE All-Cap, ada saham Sido Muncul, Medikaloka, MNC Entertainment, dan Sumber Alfaria.