Emiten peritel Matahari Department Store membukukan laba bersih Rp 1,05 triliun per September 2022 atau naik 140 persen secara tahunan. Pemulihan ekonomi seiring meredanya pandemi Covid-19 dinilai turut menopangnya.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Peritel PT Matahari Department Store Tbk membukukan penjualan kotor sebesar Rp 9,5 triliun hingga 30 September 2022. Sementara pendapatan bersih yang berhasil dicapai sebesar Rp 4,96 triliun atau naik 21,5 persen dan laba bersih menjadi Rp 1,05 triliun atau naik 140 persen dibandingkan dengan perolehan pada periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan penjualan pada gerai yang sama atau same store sales growth (SSSG) per triwulan III ini tercatat sebesar 144,7 persen. ”Berlanjutnya pemulihan secara kuat adalah bukti dari bakat, komitmen, serta semangat karyawan kami dalam budaya kerja feel good,” kata CEO Matahari Department Store Terry O’Connor, Jumat (21/10/2022).
Matahari juga berkomitmen atas dividen tahun 2022 sebesar Rp 525 per saham. Dividen ini akan dibayarkan pada tahun 2023. Matahari juga menyediakan dana sebesar Rp 114 miliar sejak triwulan III untuk membeli balik saham. ”Matahari berkomitmen untuk meningkatkan nilai pemegang saham melalui program pembelian kembali saham dan kebijakan dividen yang tinggi,” kata Terry.
Pada tahun ini, Matahari berekspansi dengan membuka 10 gerai. Ada lima lokasi yang telah dibuka, dan lima lokasi lainnya akan dibuka pada November dan Desember mendatang, yakni di Gresik, Jakarta Timur, Bontang, Manado, dan Kendari. Sementara pada tahun 2023 Matahari berencana membuka 12-15 gerai baru. Akhir 2022, total gerai Matahari mencapai 148 dan akan menjadi 160 gerai pada akhir 2023.
Tim analis dari Samuel Sekuritas Indonesia berpendapat, penurunan kinerja Matahari pada triwulan III-2022 secara triwulanan oleh faktor musiman karena pada triwulan II umumnya merupakan triwulan dengan pendapatan tertinggi seiring dengan momentum Lebaran. Rata-rata kontribusi triwulan II selama lima tahun terakhir mencapai 34,8 persen.
”Pertumbuhan pendapatan Matahari pada sembilan bulan pertama 2022 didorong oleh kenaikan penjualan di semua wilayah penjualannya, didukung naiknya mobilitas pasca-meredanya pandemi Covid-19,” demikian riset tersebut.
Kenaikan itu terjadi terutama di wilayah Jawa, yakni mencapai 23,8 persen, dan menjadi wilayah dengan penjualan terbanyak, yakni mencapai 59,3 persen dari total penjualan Matahari. ”Penjualan Matahari pada sembilan bulan pertama 2022 sejalan dengan ekspektasi kami, mencapai 76 persen dari proyeksi selama tahun 2022, sementara laba bersihnya melampaui ekspektasi,” demikian tim riset tersebut.
Pemulihan ekonomi dan pandemi Covid-19 yang terkendali menjadi salah satu pemicu perbaikan kinerja tersebut.
Tantangan inflasi
Sepanjang semester pertama 2022, emiten peritel dapat membukukan kinerja lebih baik ketimbang pada semester I-2021. Pemulihan ekonomi dan pandemi Covid-19 yang terkendali menjadi salah satu pemicu perbaikan kinerja tersebut. Namun, laju itu dapat saja terjegal oleh lonjakan inflasi yang menekan daya beli masyarakat pada triwulan IV-2022 ini.
Peritel lain yang sudah memberikan laporan hingga semester pertama adalah PT Mitra Adi Perkasa Tbk. Penjualan Mitra Adi Perkasa tumbuh 34,1 persen menjadi Rp 12,24 triliun pada seluruh segmen. Sementara pertumbuhan SSSG (pertumbuhan penjualan pada gerai yang sama) naik 33,8 persen dibandingkan dengan pertumbuhan 22 persen tahun lalu. Hingga pertengahan tahun 2022, Mitra Adi Perkasa membuka 161 gerai baru dengan total 2.837 gerai.