Pemecahan saham ini bertujuan memperbanyak jumlah saham yang beredar dan memberikan kesempatan lebih luas kepada para investor untuk dapat berinvestasi.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
Emiten yang bergerak pada bidang pertambangan batubara, PT Bayan Resources Tbk, berencana memecah nilai nominal saham atau stock split. Pemecahan saham ini dimaksudkan untuk meningkatkan likuiditas saham Bayan. Hingga akhir sesi perdagangan Rabu (12/10/2002), harga saham Bayan berada pada Rp 70.950 per saham atau naik 3,16 persen.
Rasio pemecahah saham ini 1: 10, artinya satu saham lama akan menjadi 10 saham baru. Ketika belum melakukan pemecahan saham, jumlah saham Bayan sebanyak 3.333.333.500 unit dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Setelah dipecah menjadi 10, jumlah sahamnya menjadi 33.333.335.000 unit dengan nilai nominal Rp 10 per saham.
”Tujuan perseroan melakukan pemecahan nilai nominal saham adalah untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan di bursa dengan harga saham yang lebih terjangkau oleh para investor, khususnya investor ritel, sehingga diharapkan dapat meningkatkan jumlah pemegang saham perseroan,” kata Direktur Utama Bayan Resources Dato’ Dr Low Tuck Kwong.
Selain itu, pemecahan saham ini bertujuan memperbanyak jumlah saham yang beredar dan memberikan kesempatan lebih luas kepada para investor untuk dapat berinvestasi pada saham Bayan.
Tujuan perseroan melakukan pemecahan nilai nominal saham adalah untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham perseroan di bursa dengan harga saham yang lebih terjangkau oleh para investor, khususnya investor ritel.
Diperkirakan jadwal perdagangan saham dengan nilai nominal baru akan dilaksanakan pada Desember mendatang. Persetujuan dari para pemegang saham diharapkan dapat diperoleh dalam rapat umum pemegang saham luar biasa yang dilakukan pada 17 November.
Low Tuck Kwong menjelaskan, sejak awal tahun hingga 30 September 2022 terjadi frekuensi perdagangan sebanyak 24.543 kali dengan volume perdagangan sebanyak 216.429.082 saham. Adapun nilai transaksi sebesar Rp 1.997.882.443.850. Pemecahan saham diharapkan dapat meningkatkan likuditas perdagangan saham sehingga lebih banyak ditransaksikan oleh para investor.
Bayan Resources merupakan perusahaan tambang batubara yang berkantor pusat di Jakarta. Hingga akhir 2020, Bayan memiliki lima kontrak karya batubara dan 16 izin usaha pertambangan dengan total luas konsesi 126.293 hektar di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan.
Emiten pertambangan batubara lainnya, Bumi Resources Tbk, sudah mendapatkan persetujuan untuk menambah modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement.
”PT Bumi Resources Tbk telah sukses melakukan rapat umum pemegang saham luar biasa secara online dan offline dengan protokol kesehatan ketat,” kata Direktur dan Sekretaris Perusahaan Dileep Srivastava. Para pemegang saham yang hadir dalam rapat tersebut mewakili 56,98 persen saham yang diterbitkan oleh Bumi Resources.
Rencana Bumi untuk melakukan private placement telah mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham. Oleh karena itu, private placement dengan menerbitkan 200 miliar saham baru senilai Rp 24 triliun dapat dilaksanakan. Pemodal baru yang akan masuk adalah Mach Energy Limited dan Treasure Global Investment Limited. Transaksi ini juga menandai masuknya Grup Salim ke sektor pertambangan melalui kedua investor baru tersebut.
Dileep menjelaskan, tujuan dari private placement ini adalah meningkatkan permodalan, meningkatkan laba, menurunkan rasio utang, dan meningkatkan nilai perusahaan. Sebagian dana dari hasil private placement ini digunakan untuk membayar utang yang akan jatuh tempo pada 11 Desember mendatang. Setelah dibayar, rasio utang Bumi akan turun dari 4,0 kali menjadi 0,8 kali. Modal kerja bersih juga naik dari negatif 1,9 miliar dollar AS menjadi negatif 196 juta dollar AS.
Analis Samuel Sekuritas, Jonathan Guyadi, dalam risetnya mengatakan, aksi korporasi ini akan membantu memperbaiki neraca dan menjadikan Bumi sebagai perusahaan dengan kas bersih pada tahun fiskal 2023. ”Selain itu, kami meyakini, masuknya investor strategis baru, yaitu Grup Salim, dengan 37 persen kepemilikan efektif dapat membantu Bumi dalam meningatkan corporate social responsibility dan tata kelolanya, serta mengembangkan strategi transisi energi jangka panjang,” kata Jonathan.