Indonesia diharapkan mampu menjadi salah satu negara eksportir elektronik dan ponsel cerdas dengan pangsa pasar yang semakin meningkat melalui sinergi swasta dan pemerintah dalam penerapan Making Indonesia 4.
Oleh
Atiek Ishlahiyah Al Hamasy
·3 menit baca
BEKASI, KOMPAS – Di tengah prediksi resesi global, pandemi Covid-19, dan perang Rusia-Ukraina, ekspor Indonesia di sektor elektronik masih mengalami peningkatan. Pertumbuhan ekspor sektor elektronik mampu menjadi kontributor ekspor ke-4 terbesar di Indonesia. Berbagai pihak dan kalangan diharapkan terus bekerja sama untuk meningkatkan ekspor di Indonesia.
”Presiden Joko Widodo memberikan arahan kepada saya untuk meningkatkan ekspor dan meminta agar Kementerian Perdagangan melakukan misi dagang setiap bulan,” ujar Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam acara pelepasan ekspor ponsel cerdas produksi PT Samsung Electronics Indonesia (PT SEIN) ke Singapura, Kamis (13/10/2022), di Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat.
Pada periode Januari-Juli 2022, nilai ekspor elektronik Indonesia mencapai 9,43 miliar dollar AS, naik 18,9 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 7,93 miliar dollar AS. Sementara pada 2021, ekspor elektronik Indonesia mencapai nilai 14,1 miliar dollar AS dengan tren pertumbuhan lima tahunan (2017-2021) sebesar 6,54 persen.
Ia menambahkan, Indonesia dapat menjadi basis produksi ponsel cerdas yang diekspor ke berbagai negara di dunia. Hal ini ditunjukkan dengan pencapaian produksi ponsel cerdas PT SEIN yang berhasil mengekspor 8 juta unit ke berbagai negara sejak 2018 hingga triwulan III-2022.
Indonesia diharapkan mampu menjadi salah satu negara eksportir elektronik dan ponsel cerdas dengan pangsa pasar yang semakin meningkat melalui sinergi antara pihak swasta dan pemerintah dalam penerapan Making Indonesia 4.0.
Making Indonesia 4.0 merupakan program pemerintah dalam menyiapkan Indonesia untuk menghadapi era industri digital 4.0 yang difokuskan pada tujuh sektor industri, yakni makanan dan minuman, tekstil, otomotif, kimia, elektronik, alat kesehatan dan farmasi. Industri tersebut menyumbang 70 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), 65 persen ekspor, dan 60 persen tenaga kerja.
”Perekonomian Indonesia memerlukan sinergi yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta pelaku usaha. Saat ini, Indonesia berada pada urutan ke-34 sebagai negara eksportir elektronik dengan pangsa 0,25 persen,” ucap Zulkifli.
Menurutnya, capaian ini terjadi karena kerja keras dan dedikasi para eksportir Indonesia, termasuk PT SEIN. Meskipun memiliki capaian yang baik, Indonesia tidak boleh berpuas diri terlebih dahulu. “Namun, kita tidak boleh lengah, sebab tantangan global ke depan akan semakin besar,” tambahnya.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Samsung Electronics Indonesia Simon Lee menyampaikan, Samsung akan memperkuat komitmen dalam memenuhi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dengan cara meningkatkan ekspor, membuka peluang kerja bagi ratusan anak muda, dan mendongkrak surplus neraca perdagangan Indonesia.
”Kami telah memulai untuk mengekspor ponsel cerdas Samsung ke beberapa negara. Ini merupakan bentuk kontribusi kami dalam meningkatkan ekspor Indonesia,” kata Simon Lee.
Untuk memperluas pasar atau produk, Indonesia tidak hanya fokus pada pasar-pasar tradisional Asia saja, seperti Jepang dan Korea Selatan. Indonesia juga mencoba masuk ke pasar baru di Asia Selatan, Asia Tengah, Afrika, Timur Tengah, dan Eropa Timur untuk mengembangkan perekonomian.
Kemendag juga terus mengupayakan pembukaan akses pasar melalui Free Trade Agreement (FTA), Preferential Trade Agreement (PTA), dan Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) sebagai jembatan bagi ekspor Indonesia ke mitra dagang.