Presiden Joko Widodo berharap pasar modal Indonesia tidak berpuas hati dengan pencapaian rekor indeks. Pasar modal Indonesia diharapkan dapat berdampak lebih besar bagi perekonomian nasional.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pasar modal Indonesia tidak boleh berpuas hati hanya dengan mencetak rekor Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG. Pasar modal harus dapat mempertahankan dana yang ada di pasar modal, bahkan menarik dana dari luar pasar modal. Dengan demikian, pasar modal Indonesia dapat berdampak terhadap perekonomian domestik.
”Kita tidak pernah ragu pada kemampuan pasar modal Indonesia dalam beradaptasi menghadapi dampak ekonomi global. Tetapi, itu saja belum cukup, jangan hanya bangga mencetak rekor IHSG,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Capital Market Summit & Expo 2022 (CMSE) secara daring, Kamis (13/10/2022).
Di tengah situasi perekonomian global yang tidak menentu serta ancaman resesi global, IHSG memang masih mampu bertumbuh sebesar 6,51 persen sejak awal tahun 2022. Posisi indeks sempat menyentuh level tertinggi pada posisi 7.318. Kinerja bursa Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di kawasan Asia.
Menurut Presiden Jokowi, penting bagi bursa untuk melakukan berbagai macam gebrakan regulasi agar dana yang masuk dapat dipertahankan dan dana yang masih di luar pasar modal dapat masuk. ”Saya nantikan kebijakan-kebijakan pasar modal yang terus mendukung perekonomian nasional,” ujarnya.
CMSE merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia dengan dukungan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berbagai acara yang digelar di dalam CMSE ini diharapkan dapat memberikan informasi terkini tentang pasar modal Indonesia.
Pelaksanaan CMSE secara daring diharapkan dapat menjangkau investor yang berasal dari sejumlah kota di Indonesia. Selain berbagai seminar tentang investasi, CMSE juga diisi dengan berbagai paparan publik dari emiten-emiten yang ingin menyampaikan kondisi terkininya.
Berbeda dari CMSE tahun sebelumnya yang hanya dapat diakses dari dari laman cmse.id, saat ini pengunjung juga dapat berpartisipasi melalui aplikasi di telepon genggam masing-masing peserta. Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, kegiatan tahunan ini merupakan rangkaian kegiatan 45 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pasar modal juga turut berperan dalam menyokong pertumbuhan ekonomi. Pada triwulan III-2022 ini, pertumbuhan ekonomi masih berada pada kisaran 5 persen. ”Untuk triwulan selanjutnya, kita berharap pertumbuhan dapat mencapai target 5,2 persen,” kata Airlangga.
Airlangga mengatakan, Indonesia tetap harus berhati-hati dalam menyikapi perekonomian global yang disebutnya The Perfect Storm atau 5C. ”Covid-19 belum selesai, konflik Rusia-Ukraina semakin meningkat, tantangan climate change di beberapa negara, komoditas dan cost of living yang naik karena inflasi,” papar Airlangga.
Optimisme serupa muncul dari Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar. Mahendra menegaskan, perekonomian Indonesia bisa dibilang semakin kuat dan sudah pulih dari kondisi pandemi. Walaupun demikian, secara kesehatan dan sosial, pandemi Covid-19 masih harus terus diwaspadai dan dimitigasi.
Mahendra menambahkan, sekalipun perekonomian global menunjukkan situasi yang terus memburuk, tidak ada perkiraan perekonomian Indonesia akan memburuk. Dia yakin, meskipun perekonomian global akan menurun, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap bertahan di atas 5 persen.
Guna menjaga momentum tersebut, OJK berpendapat bahwa menjaga stabilitas dan kesehatan sektor industri jasa keuangan merupakan hal yang sangat menentukan daya tahan tersebut.