Wapres Akan Cari Jalan Masalah Ekspor Sarang Walet ke China
Potensi industri sarang burung walet di Indonesia dinilai cukup besar, tetapi ada kendala sulitnya mengekspor komoditas tersebut ke China. Pemerintah berkomitmen akan berupaya mencari jalan hambatan ekspor tersebut.
Oleh
CYPRIANUS ANTO SAPTOWALYONO
·4 menit baca
Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat meninjau pabrik sarang burung walet serta berdialog dengan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah sarang burung walet di PT Husein Alam Indah, Jalan Raya Desa Golokan, Kecamatan Sidayu, Gresik, Jawa Timur, Jumat (30/9/2022).
GRESIK, KOMPAS — Wakil Presiden Ma’ruf Amin meminta para pelaku industri sarang burung walet menginventarisasi masalah hambatan ekspor secara detail dan menyampaikannya kepada pemerintah. Pemerintah akan berupaya mencari jalan agar pelaku industri sarang burung walet di Tanah Air dapat menembus pasar ekspor, terutama ke China.
Hal ini disampaikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat meninjau pabrik sarang burung walet serta berdialog dengan para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah sarang burung walet di PT Husein Alam Indah, Jalan Raya Desa Golokan, Kecamatan Sidayu, Gresik, Jawa Timur, Jumat (30/9/2022).
Pemerintah punya perhatian untuk memajukan perwaletan, baik dalam arti pengelolaan, pengolahan, maupun dalam arti pemasaran. Ini komitmen pemerintah.
Pada kesempatan tersebut, Wapres Amin menuturkan bahwa industri sarang burung walet memiliki potensi cukup besar. ”Pemerintah punya perhatian untuk memajukan perwaletan, baik dalam arti pengelolaan, pengolahan, maupun dalam arti pemasaran. Ini komitmen pemerintah,” ujar Wapres Amin.
Terkait dengan aspek pemasaran, Wapres Amin menuturkan bahwa industri sarang burung walet memiliki pasar luas, bahkan hingga ke luar negeri. China merupakan pasar ekspor sarang burung walet yang potensial, tetapi memiliki persyaratan yang sulit. ”Artinya, ada (syarat) yang agak rigid sehingga yang bisa masuk ke sana itu hanya di kualifikasi tertentu dan jumlahnya tidak terlalu banyak,” katanya.
Permasalahan lain, Wapres Amin menambahkan, adalah ekspor tidak dapat dilakukan langsung, tetapi harus melalui Hong Kong sehingga harganya lebih rendah. Negara-negara selain China ada yang menerima sarang burung walet, tetapi dengan harga tidak sebagus di China. ”Oleh karena itu, masalah-masalah ini saya minta nanti disampaikan secara detail dan kita akan coba mencari jalan bagaimana supaya bisa menembus (pasar China),” katanya.
Masalah-masalah ini saya minta nanti disampaikan secara detail dan kita akan coba mencari jalan bagaimana supaya bisa menembus (pasar China).
Wapres Amin mengatakan bahwa pihaknya akan segera berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk menyelesaikan segala permasalahan teknis terkait dengan industri sarang burung walet. ”Hal-hal yang masih menjadi kesulitan teknis, kita usahakan bersama. Saya nanti, dengan Kementerian Pertanian dan pihak terkait, akan kami bicarakan (masalah ini). Saya berterima kasih, saya bisa tahu dan saya bisa melihat (masalahnya) di sini,” ujarnya.
Saat berdialog dengan para pebisnis walet, Wapres Amin pun menyampaikan bahwa sebenarnya masalah walet pernah dibahas di sidang kabinet yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo. Selain walet, komoditas lain yang juga dibahas pada sidang kabinet saat itu adalah porang (Amorphophallus muelleri), sejenis tanaman jenis herbal yang bisa tumbuh hingga setinggi 1.5 meter.
”(Hal tersebut) Karena walet dianggap memiliki potensi yang besar, yang bisa menghasilkan uang untuk kesejahteraan masyarakat. (Oleh) karena itu, pemerintah mengambil berbagai kebijakan untuk memperluas pasar, kemudian memberikan bimbingan teknis, dan mendorong supaya ada permodalan bisa diberikan melalui KUR (kredit usaha rakyat) dan berbagai hal,” kata Wapres Amin.
Saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden, Jakarta, seusai rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi pada Selasa (4/5/2021) lalu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menuturkan bahwa sarang burung walet dan tanaman porang merupakan komoditas yang diminati pasar dunia.
”Keduanya komoditas andalan dan (komoditas) masa depan Indonesia. Oleh karena itu, Kementan akan menjaga itu, (kami) akan mencoba berproses lebih maksimal di budidaya sampai produktivitas,” kata Mentan Syahrul.
Kementerian Pertanian terutama akan memberikan asistensi atau pembinaan teknis kepada petani porang ataupun sarang burung walet serta membuat kluster daerah atau produsen. Upaya hilirisasi atau proses pengolahan lanjutan komoditas tersebut dilakukan bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian. Adapun pengaturan perdagangan, termasuk ekspor, dilakukan bersama Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Menteri Perdagangan (saat itu), Muhammad Lutfi, mengatakan, sarang burung walet memiliki nilai luar biasa tinggi. Indonesia pun menjadi produsen utama sarang burung walet dunia. ”Bahkan, kalau tidak salah, hampir 80 persen kapasitas dunia itu disuplai dari Indonesia,” ujarnya.
Kemendag mencatat, volume ekspor sarang burung walet Indonesia pada 2020 sekitar 1.316 ton senilai 540 juta dollar AS. Namun, Kemendag melihat ada disparitas harga sarang burung walet yang cukup besar di negara-negara tujuan utama ekspor.
”Misalnya Hong Kong yang (merupakan negara tempat) kita menjual lebih dari 85 persen ekspor (sarang burung walet) kita, harga per kilogramnya hanya 88 dollar AS. Sedangkan di RRT harga 1 kilogram sarang burung walet 1.500 dollar AS lebih,” kata Lutfi saat itu.