Tiga Calon Menunda, 29 Lainnya Bersiap Masuk Bursa
Dari 29 calon perusahaan tercatat, ada beberapa perusahaan yang menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun. Perusahaan tersebut bergerak pada sektor energi, teknologi, dan keuangan.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tiga calon perusahaan tercatat menunda proses penawaran umum saham perdana atau initial public offering (IPO). Meski demikian, Bursa Efek Indonesia atau BEI masih mengantongi 29 calon perusahaan tercatat lainnya yang sedang antre masuk bursa.
Berdasarkan data dari laman e-ipo, ketiga calon perusahaan tercatat yang menunda pelaksanaan IPO adalah PT Hillcon Tbk, PT Mandiri Mineral Perkasa Tbk, dan PT Hoffmen Cleanindo Tbk. Sementara satu calon lainnya, PT Bank Fama International Tbk, sudah membatalkan rencana IPO karena anak usaha PT Elang Mahkota Teknologi Tbk, yaitu PT Elang Media Visitama, telah mengakuisisi 93 persen saham Bank Fama pada akhir Desember lalu.
”Sampai saat ini, bursa masih menunggu informasi lebih lanjut dari ketiga perusahaan tersebut,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, Rabu (21/9/2022), di Jakarta.
Yetna menambahkan, dari 29 calon perusahaan tercatat, ada beberapa perusahaan yang menargetkan emisi lebih dari Rp 1 triliun. Perusahaan tersebut bergerak pada sektor energi, teknologi, dan keuangan. ”Nama perusahaan yang masih dalam pipeline belum dapat kami sampaikan sampai perusahaan itu mendapatkan izin publikasi dari Otoritas Jasa Keuangan,” ujar Yetna.
Hingga 20 September sudah ada 44 perusahaan baru yang mencatatkan sahamnya di BEI. Adapun dana publik yang dihimpun dari aksi korporasi tersebut mencapai Rp 21,8 triliun.
Beli balik saham
Sementara itu, terkait dengan aksi korporasi lainnya, yaitu beli balik saham atau buyback yang dilakukan emiten, Yetna menjelaskan, hingga 16 September ada 12 emiten yang masih berada dalam periode buyback. Ada sembilan di antaranya yang telah melaksanakan buyback dengan total dana yang digunakan Rp 1,7 triliun atau 22,4 persen dari nilai rencana tersebut. Jika dihitung sejak awal tahun, realisasi pelaksanaan buyback ini mencapai Rp 7,6 triliun atau sekitar 24,86 persen dari rencana.
Ada beberapa emiten yang memperpanjang masa beli balik sahamnya. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk akan memperpanjang periode keempat selama tiga bulan, yaitu mulai 7 September hingga 6 Desember 2022. Direktur dan Corporate Secretary Indocement Oey Marcos menjelaskan, jika dana yang dialokasikan untuk pembelian kembali saham perseroan telah habis dan/atau jumlah saham yang akan dibeli kembali telah terpenuhi, perseroan akan melakukan keterbukaan informasi terkait dengan penghentian pelaksanaan pembelian kembali saham. Dana yang dipersiapkan maksimal Rp 3 triliun dengan jumlah saham yang akan dibeli kembali tidak melebihi 20 persen modal disetor.
Emiten lain yang juga memperpanjang adalah PT Delta Dunia Makmur Tbk dari 8 September hingga 7 Desember 2022. Pada 7 Maret-6 Juni 2022, Delta telah membeli balik sahamnya sebanyak 597.489.700 saham dan masih berkesempatan untuk membeli lagi sebanyak 1,12 miliar saham. Dana yang dipersiapkan sebesar 33 juta dollar AS. Hingga awal September masih ada sisa dana sebesar 12,95 juta dollar AS lagi.
PT Erajaya Swasembada Tbk juga melakukan beli balik saham sebanyak 3 miliar. Aksi korporasi ini akan dilakukan pada 8 September hingga 7 Desember 2022. Dana yang dipersiapkan sebesar Rp 300 miliar yang berasal dari kas internal.