Keputusan pemerintah menaikkan sejumlah harga BBM membuat harga saham emiten energi melonjak. Sebaliknya, saham emiten sektor transportasi sedikit tertekan.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Walaupun pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak atau BBM bersubsidi dan membuat biaya operasional menjadi lebih tinggi, masih ada beberapa sektor saham yang dapat dicermati. Sejak Sabtu (3/9/2022), harga pertalite naik dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, biosolar naik dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, sedangkan pertamax, yang merupakan BBM nonsubsidi, naik dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.
”Kenaikan harga pertalite sekitar 30,7 persen menjadi Rp 10.000 per liter sesuai dengan ekspektasi pasar. Namun, keputusan menaikkan harga biosolar dan pertamax di luar dugaan,” demikian riset dari Lionel Priyadi Macro Equity Strategist Samuel Sekuritas, Senin (5/9/2022).
Ekonom Samuel Sekuritas juga memperkirakan, kenaikan harga pertalite dapat mendorong inflasi hingga 6 persen sampai akhir tahun ini. Dengan kenaikan harga biosolar dan pertamax, diperkirakan risiko kenaikan inflasi total dampak langsung sebesar 1,35 persen dan dampak tidak langsung sebesar 0,4-0,5 persen. Sebagian besar dampak tidak langsung berasal dari penyesuaian tarif angkutan.
”Dengan kondisi tersebut, kami memperkirakan Bank Indonesia akan menaikkan 7-Day Reverse Repo Rate (B17DRR) setidaknya 100 basis poin menjadi 4,75 persen dibandingkan dengan proyeksi kami saat ini yang sebesar 4,5 persen. Kami menegaskan kembali rekomendasi kami untuk memperbanyak dana tunai dan memperkuat posisi defensif pada bank-bank besar, consumer staples, retail staples, telekomunikasi dan menara telekomunikasi,” demikian riset tersebut.
Saham energi
Saham-saham pada sektor energi mendukung pergerakan bursa pada perdagangan awal pekan ini. Saham PT Bumi Resources Tbk menjadi saham yang mencatatkan transaksi paling besar, Rp 8,4 triliun dan naik 10 persen menjadi Rp 197 per saham. Saham PT Gaya Abadi Sempurna Tbk, produsen sepeda listrik, naik paling tinggi sebesar 33,77 persen menjadi Rp 206. Saham emiten pertambangan PT Medco Energi Indonesia Tbk juga naik 10 persen menjadi Rp 980 per saham.
Di sisi lain, saham emiten transportasi melorot. Saham operator taksi PT Blue Bird Tbk turun tipis 2,09 persen menjadi Rp 1.405 per saham. Menanggapi kenaikan harga bahan bakar tersebut, PT Blue Bird menyatakan mendukung semua langkah dan kebijakan pemerintah yang dilakukan untuk mempertahankan stabilitas ekonomi demi mempertahankan pemulihan perekonomian Indonesia. Blue Bird saat ini tengah merampungkan skenario penghitungan tarif taksi yang baru dan akan mengumumkan kebijakan tarif baru beberapa waktu ke depan.
”Kami memastikan kebijakan yang diambil perseroan akan memperhatikan prinsip kehati-hatian dengan mempertimbangkan daya beli konsumen,” demikian pernyataan tertulis dari Sigot Djokosoetono Direktur Utama PT Blue Bird Tbk.
Emiten trasportasi lain yang sahamnya melorot adalah PT Batavia Prosperindo Trans Tbk yang turun 6,67 persen menjadi Rp 196 per saham. Sementara saham PT Adi Sarana Armada Tbk, emiten transportasi dan logistik, turun 5,14 persen menjadi Rp 1.385 per saham. Saham emiten PT Gojek Tokopedia Tbk yang sebagian bisnisnya juga transportasi hanya turun tipis 0,7 persen menjadi Rp 282 per saham.