Harga BBM Nonsubsidi Turun, Pertalite-Biosolar Masih Sama
Penurunan harga pertamax turbo, pertamina dex, dan dexlite dipengaruhi oleh fluktuasi harga minyak mentah dunia. Sementara itu, pemerintah hingga kini belum memastikan keputusan terkait BBM bersubsidi.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Tiga jenis bahan bakar minyak nonsubdisi yang dijual PT Pertamina (Persero), yakni pertamax turbo, dexlite, dan pertamina dex, turun berkisar 3-11 persen per Kamis (1/9/2022). Penyesuaian tersebut dipengaruhi dinamika harga minyak mentah dunia yang saat ini menurun dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Untuk wilayah Aceh, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT) misalnya, harga pertamax rurbo kini Rp 15.900 per liter, turun 11,2 persen dari sebelumnya yang Rp 17.900. Harga dexlite Rp 17.100 per liter atau menurun 3,9 persen dari sebelumnya yang Rp 17.800 per liter. Adapun harga pertamina dex Rp 17.400 per liter atau menurun 4,2 persen dari sebelumnya yang Rp 18.900 per liter.
Dikutip dari situs Pertamina, penyesuaian harga BBM umum per September 2022 dilakukan dalam rangka mengimplementasikan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 62 K/12/MEM/2020 tentang Formula Harga Dasar dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis BBM Umum Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum (SPBU).
Sekretaris Perusahaan PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting, Kamis, mengatakan, harga jenis BBM umum bersifat fluktuatif mengikuti perkembangan tren minyak dunia, di antaranya acuan harga rata-rata produk minyak olahan Mean of Platts Singapore (MOPS/argus).
Upaya mendorong masyarakat untuk dapat menggunakan produk-produk BBM Pertamina yang berkualitas dengan nilai oktan dan cetane yang tinggi, serta lebih ramah lingkungan.
”Penyesuaian harga BBM pertamax turbo dan dex series merupakan komitmen Pertamina untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Sekaligus, upaya mendorong masyarakat untuk dapat menggunakan produk-produk BBM Pertamina yang berkualitas dengan nilai oktan dan cetane yang tinggi, serta lebih ramah lingkungan,” kata Irto.
Irto mengemukakan, harga BBM bisa berbeda antardaerah karena dipengaruhi perbedaan besaran Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) di setiap daerah. Penyesuaian itu upaya untuk terus menyediakan BBM berkualitas dengan harga yang masih paling kompetitif jika dibandingan dengan produk SPBU lain dengan kualitas setara.
Sementara itu, terkait harga BBM bersubsidi (pertalite dan biosolar), masih sesuai dengan harga yang ditetapkan pemerintah. ”Untuk BBM Subsidi, kami pastikan stok nasional aman. Kami turut menghimbau masyarakat dapat membeli BBM sesuai dengan kebutuhan,” ucap Irto.
Data Kementerian ESDM, Harga Minyak Mentah Indonesia (ICP) berfluktuasi sejak awal tahun ini. Setelah ditetapkan 85,89 dollar AS per barel pada Januari 2022, ICP meningkat menjadi 95,72 dollar AS per barel (Februari). Pada Maret, ICP menyentuh 113,5 dollar AS per barel dan Juni 117,62 dollar AS per barel. Adapun Juli turun menjadi 106,73 dollar AS per barel.
Sementara itu, Trading Economics mencatat, lonjakan harga minyak mentah, jenis Brent, terjadi mulai Februari 2022 dan puncaknya pada Maret 2022 hingga mencapai 123 dollar AS per barel. Setelah itu, harga relatif menurun, tetapi masih di atas 100 dollar AS per barel hingga Juli. Adapun per 31 Agustus 2022 tercatat sekitar 95 dollar AS per barel.
Sementara itu, hingga Kamis pagi, harga BBM bersubsidi, yakni pertalite dan biosolar belum mengalami penyesuaian meski rencana kenaikannya telah mencuat beberapa pekan terakhir. Sinyal kenaikan harga kedua jenis BBM itu pun mengemuka sepekan ini, menyusul pemaparan pemerintah yang menyebutkan beban APBN terlalu besar untuk menanggung keduanya.
Dengan tingkat konsumsi per bulan yang sama, tanpa adanya pengendalian, kuota untuk kedua jenis BBM itu diperkirakan akan habis Oktober 2022. Tahun ini, pemerintah telah menyubsidi energi total Rp 502,4 triliun. Pemerintah pun telah memastikan ada tiga bantalan sosial, yakni bantuan langsung tunai, subsidi upah, dan dari dana transfer umum.
Santernya kabar kenaikan harga pertalite dan biosolar membuat sejumlah warga di beberapa daerah mengantre di SPBU pada Rabu malam. Namun, hingga kini, pemerintah belum juga memastikan seperti apa dan kapan akan diambil keputusan mengenai BBM bersubsidi.
Hingga kini, pemerintah belum juga memastikan seperti apa dan kapan akan diambil keputusan mengenai BBM bersubsidi.
Diimbau hemat energi
Saat ditanya wartawan soal kepastian waktu kenaikan harga BBM bersubsidi, Menteri ESDM Arifin Tasrif, di sela-sela acara konversi sepeda motor BBM ke listrik, di Nusa Dua, Badung, Bali, Kamis pagi, tak menjawab pasti. Yang jelas, pemerintah mengimbau masyarakat hemat energi, sebagai salah satu langkah menghadapi kebutuhan energi jangka panjang.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, Rabu (31/8/2022) menuturkan, sambil bertransisi ke energi terbarukan, pihaknya berupaya dalam meningkatkan produksi bahan bakar minyak. Proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balongan tahap pertama pun telah rampung. Hal itu berkontribusi menambah peningkatan produksi di kilang tersebut dari sebelumnya 125.000 barel per hari menjadi 150.000 barel per hari.
Dengan rampungnya proyek untuk menghasilkan pertamax atau BBM RON 92 tersebut, impor BBM dapat dikurangi sehingga akan membawa dampak positif bagi defisit neraca perdagangan. Dengan penambahan 25.000 barel per hari, pengurangan impor BBM bisa mencapai 9,1 juta barel per tahun.
Selain itu, proyek RDMP Balikpapan, Kalimantan Timur, juga diharapkan segera rampung. ”Akhir tahun depan, RDMP Balikpapan selesai. (Itu) Akan menambah produksi sekitar 100.000 barel per hari,” ujar Nicke.