Pameran perjalanan Kompas Travel Fair 2022 akan kembali digelar pada 9-11 September 2022. Pandemi menggeser minat sebagian masyarakat dari wisata massal ke privat. Wisata alam atau ruang terbuka pun kian populer.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Setelah dua tahun tertahan akibat pandemi Covid-19, pameran perjalanan Kompas Travel Fair 2022 kembali digelar. Pameran perjalanan yang bakal digelar pada 9-11 September 2022 di Plenary Hall Jakarta Convention Center ini, antara lain, menawarkan menu baru destinasi unggulan, yakni desa wisata.
Kompas Travel Fair (KTF) 2022 yang diadakan harian Kompas bekerja sama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menghadirkan pilihan destinasi wisata dalam dan luar negeri untuk menggairahkan minat berwisata masyarakat yang tertunda selama dua tahun akibat pembatasan mobilitas. KTF ini merupakan pameran kesembilan sejak diselenggarakan pertama pada tahun 2011.
Wakil Direktur Bisnis Harian Kompas Novi Eastiyanto mengemukakan, tren peningkatan jumlah wisatawan beberapa waktu terakhir memunculkan optimisme akan bangkitnya industri pariwisata seperti sebelum pandemi Covid-19. Era pandemi Covid-19 telah menggeser minat sebagian masyarakat dari wisata massal ke privat. Selain itu, wisata alam atau ruang terbuka kian populer.
Ketertarikan pada wisata alam menjadikan destinasi lokal yang memiliki banyak wisata alam masih menjadi pilihan. Sejalan dengan dinamika situasi tersebut, KTF menghadirkan paviliun desa wisata sebagai menu baru destinasi. Hal ini dilakukan melalui kerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Desa wisata dinilai merupakan peluang baru destinasi unggulan yang akan memberikan pengalaman berwisata mendalam bagi pelancong. Selain panorama, pengunjung desa wisata juga dapat berinteraksi dengan warga dan mengenal budaya baru yang memperkaya wawasan.
”Desa wisata menjadi perubahan hari ini yang dibutuhkan masyarakat,” kata Novi, dalam peluncuran KTF 2022 di Jakarta, Jumat (5/8/2022).
Beberapa desa wisata yang ditawarkan antara lain Arborek di Kabupaten Raja Ampat (Papua Barat), Lembang Nonongan di Toraja Utara (Sulawesi Selatan), Wae Rebo di Kabupaten Manggarai (Nusa Tenggara Timur), dan Candi Rejo (Jawa Tengah). Untuk destinasi luar negeri, tujuan wisata yang populer antara lain Turki dan Jepang.
Tren peningkatan
Dari data Badan Pusat Statistik, selama Januari-Juni 2022, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia melalui pintu masuk utama mencapai 743.210 kunjungan. Jumlah kunjungan ini naik 929,66 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Pada Juni 2022, jumlah wisman mencapai 345.440 kunjungan, naik tajam 1.973,96 persen secara tahunan.
Sementara itu, mengutip Destination Insights Google, per Maret 2022, perjalanan internasional menunjukkan peningkatan, antara lain, dengan dominasi turis asal Australia. Adapun Indonesia termasuk dalam lima besar destinasi yang dituju.
Sebelumnya, pada kesempatan terpisah, pelaku industri pariwisata, Direktur PT Panorama Sentrawisata Tbk Ricky Setiawanto, membenarkan, kondisi industri pariwisata tahun 2022 lebih baik dibandingkan dengan tahun 2021. Vaksinasi Covid-19 yang terus digencarkan pemerintah menambah kepercayaan diri warga untuk bepergian.
”Tren wisatawan ’balas dendam’ yang kini sedang terjadi merupakan satu-satunya tren yang positif bagi kami, pelaku industri pariwisata nasional,” ujar Ricky beberapa waktu lalu (Kompas,2/8/2022).
Meski demikian, terdapat sejumlah tantangan yang berpotensi mengganggu pemulihan industri pariwisata tahun ini. Pandemi Covid-19 belum sepenuhnya usai dan masih menuntut kewaspadaan. Tantangan lainnya ialah harga tiket pesawat yang mahal dan keterbatasan jadwal penerbangan.
Vice President PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Noorman Andrianto mengemukakan, kolaborasi untuk penyelenggaraan KTF 2022 diharapkan mendukung kebangkitan industri pariwisata. Bank Mandiri juga memberikan sejumlah penawaran diskon dan skema cicilan pembayaran selama pameran.
Terkait penyelenggaraan KTF 2022, Novi menjelaskan, pameran perjalanan ini menargetkan transaksi sebesar Rp 70 miliar dengan jumlah pengunjung 10.000 orang. Sebelumnya, pada tahun 2020 dan 2021, KTF ditiadakan. Sebelum pandemi, pada tahun 2019, KTF 2019 menghadirkan 50.000 pengunjung dengan transaksi Rp 107 miliar.
Dalam pantauan Kompas, profil pelaku perjalanan wisata saat ini didominasi usia 25-40 tahun. Kendati pariwisata mulai bangkit, sektor ini masih membutuhkan waktu untuk pulih.
KTF 2022 menghadirkan sekitar 13 maskapai penerbangan, pilihan destinasi wisata dalam dan luar negeri, serta paket wisata dari sejumlah agen perjalanan diharapkan menjadi solusi dalam merencanakan perjalanan.