Karyawan pendiam bisa menjadi pemegang kunci kesuksesan organisasi jika perusahaan tahu bagaimana melibatkan dan mendukung mereka. Mereka terkadang diam karena lebih banyak mendengar dan menghargai pemikiran orang lain.
Oleh
ANDREAS MARYOTO
·4 menit baca
Pribadi ekstrover dan introver tengah menjadi perbincangan di kalangan pekerja muda di Indonesia. Mereka menanyakan, mana yang lebih baik dibanding yang lain di dalam dunia kerja. Dunia kerja serasa dikuasai oleh mereka yang pintar dan banyak bicara. Apakah benar? Kalangan peneliti telah lama menyelidiki tentang kehebatan mereka yang cenderung diam dan kalem di dunia kerja. Pendapat mereka ternyata mengagumkan.
Beberapa karyawan mungkin secara alami lebih pendiam dibanding yang lain atau malah memang benar-benar pendiam. Akan tetapi, hanya karena mereka lebih banyak mendengarkan serta menghargai pemikiran dan pendapat orang lain, tidak berarti mereka tidak memiliki wawasan dan ide yang hebat. Ide mereka sering kali tak ternilai dan layak untuk dibagikan. Karyawan yang biasanya tetap diam dan tidak membagikan ide ke orang lain mungkin merasa sulit untuk mengatasi keengganan mereka untuk berbicara.
Berbagai penelitian pernah dilakukan untuk membahas kaum pendiam di perusahaan. Sejumlah artikel juga pernah membahas masalah ini. Belakangan karena didorong oleh fenomena karyawan keluar dari perusahaan sangat besar (great resignation), masalah ini kembali diangkat. Orang juga lebih peduli dengan berbagai karakter yang ada di dalam perusahaan. Berbagai tipe kepribadian ada di perusahaan, bukan hanya si pembuat heboh.
Seorang penulis bernama Megan Orr di dalam tulisan berjudul How to Support Quiet Employees in the Workplace mengatakan, karyawan yang pendiam mungkin tampak seperti mereka menyimpan rahasia, tetapi pada kenyataannya mereka bisa menjadi pemegang kunci kesuksesan organisasi Anda jika Anda tahu cara melibatkan dan mendukung mereka. Begitu banyak pekerjaan yang bersifat sosial, seperti pertemuan, sesi curah pendapat, makan siang tim, dan pesta. Semua acara kerja sosial itu mungkin merugikan karyawan yang pemalu, tertutup, atau kurang sosial.
Karyawan yang pendiam mungkin tampak seperti mereka menyimpan rahasia, tetapi pada kenyataannya mereka bisa menjadi pemegang kunci kesuksesan organisasi.
Masalahnya, lanjut Megan, kita bukan mencari tahu apa yang harus dilakukan oleh karyawan yang pendiam. Kita harus berpikir, tidak ada yang mengharapkan orang yang pendiam untuk mengubah kepribadian mereka di tempat kerja. Oleh karena itu, yang lebih penting adalah bagaimana memastikan bahwa mereka yang diam itu terlibat dan tahu bahwa pekerjaan mereka dihargai.
Masalah ini juga pernah diangkat Forbes di dalam salah satu tulisan pekan lalu. Mereka meminta pendapat 14 anggota Forbes Coaches Council untuk berbagi strategi berbeda yang dapat diterapkan pada karyawan-karyawan yang lebih pendiam. Langkah ini dilakukan agar mereka bisa menyuarakan masukan dengan cukup keras sehingga yang lain bisa mendengar. Perusahaan pun kemudian mendapat masukan dari sisi yang berbeda.
Mereka mengajukan beberapa saran seperti menggunakan Struktur Pembebasan (Liberating Structure), membuat suasana sehingga setiap orang bisa aman berbicara, mencoba berbagai kanal komunikasi nontradisional, dan menyalurkan ide di dalam bentuk tulisan. Ringkasan tentang saran-saran mereka akan dielaborasi berikut ini.
Mencoba menggunakan Struktur Pembebasan yang dirancang untuk menerapkan kontrol yang lebih terdistribusi dan menyertakan lebih banyak orang dalam jumlah yang lebih adil dalam membangun langkah-langkah organisasi. Cara ini ternyata menghasilkan lebih banyak inovasi, lebih inklusif, lebih partisipatif, memiliki kejelasan dalam mencapai tujuan, dan lebih menyenangkan.
Rapat yang berjalan diupayakan selalu berusaha untuk memastikan setiap orang memiliki kesempatan untuk merasa aman serta disertakan untuk berbagi wawasan dan masukan. Individu pendiam juga harus berupaya sadar untuk memberikan kontribusi suara secara teratur. Anda dapat memilih untuk memulai dari yang kecil dengan menetapkan tujuan untuk berbicara setidaknya sekali atau dua kali selama pertemuan tertentu. Seiring waktu, hal itu bisa menjadi lebih mudah dan lebih alami.
Ada juga pendapat yang mengatakan, unggahan di kanal-kanal perusahaan atau ruang kerja virtual sebagai kesempatan dan tempat yang ideal untuk mengungkapkan pendapat. Cara ini tepat terutama jika kita bekerja di geografi atau zona waktu yang tidak sama sama atau hanya karena merasa diri seperti seorang introver. Akan tetapi, perlu diingat agar kita untuk selalu bersikap faktual dan hormat dalam membuat unggahan. Kita perlu menunjukkan kreativitas dan kepemimpinan di dalam setiap unggahan.
Banyak perubahan paling positif dan menyeluruh dalam sejarah dimulai dengan kekuatan pena atau tulisan. Ide-ide tertulis memiliki keunggulan bertahan lama. Dalam medium tulisan akan muncul orang lebih bijaksana dengan waktu, bijaksana dalam pesan, dan selektif untuk memilih audiens. Dengan tulisan, kita bisa melihat sifat introver beberapa karyawan sebenarnya adalah keuntungan besar dan bisa bermanfaat bagi orang lain.
Mereka ini sebenarnya lebih banyak berpikir lebih dulu dibanding bersuara. Oleh karena itu, pemimpin perlu mengeksplorasi mereka dan memberi dorongan dengan cara-cara yang lebih pas sehingga mereka mau memberi kontribusi. Tantangan ini makin besar karena ruang kerja cenderung makin terbuka dan kebutuhan kolaborasi makin sering. Meski demikian, mereka tetap memiliki ide-ide yang membuat perusahaan bisa sukses.