Usaha Kuliner Masih Jadi Incaran Perusahaan Modal Ventura
Usaha kuliner mulai dari skala rintisan sampai skala besar menjadi incaran perusahaan modal ventura. Bisnis kuliner dianggap lebih bisa menghasilkan keuntungan yang cepat.
Oleh
MEDIANA
·5 menit baca
Awal pekan ini, jaringan restoran DailyBox Group mengumumkan menerima suntikan pendanaan seri B senilai 24 juta dollar AS atau setara Rp 355 miliar. Suntikan pendanaan ini dipimpin Northstar Group dan Vertex Growth, dengan dukungan dari Vertex Ventures Southeast Asia and India serta Kinesys Group. Co-Founder DailyBox Group Kelvin Subowo mengatakan, dana itu akan dipakai untuk memperluas jaringan gerai, meningkatkan inovasi teknologi, dan menambahkan jumlah ragam kuliner baru. Hingga saat ini, Dailybox Group telah beroperasi di lebih dari 150 titik di lebih dari 20 kota di Tanah Air.
”Rencana ekspansi strategis kami itu menyasar ke kota-kota nonmetropolitan, lalu menciptakan banyak lapangan kerja guna mendukung ekonomi lokal,” kata Kelvin.
Menurut Kelvin, sejak tahap pendanaan awal (seed funding) hingga sekarang, pendapatan DailyBox Group telah tumbuh lebih dari 16 kali lipat. DailyBox memiliki tiga merek, yaitu DailyBox, Shirato, dan Breadlife.
Wong Chee-Yann, Chief Investment Officer di Northstar Group, mengatakan, menyuntikkan pendanaan ke usaha kuliner dinilai lebih berkelanjutan karena industri makanan dan minuman sangat inovatif dan kreatif. DailyBox Group pun dinilai sudah untung di level gerai.
”Pendanaan dari perusahaan modal ventura seperti kami akan mempercepat ekspansi gerai ke kota-kota lain, terutama ke kota Jabodetabek,” ujar dia.
Selain itu, dia menilai, DailyBox Group juga terkenal dengan masakan Indonesia yang harganya terjangkau sehingga memiliki kesempatan besar untuk tumbuh dan ekspansi ke kota-kota di luar Jabodetabek. Artinya, DailyBox Group mampu memajukan masakan nusantara ke seluruh pelosok Tanah Air.
Sebelumnya, Ismaya Group, perusahaan makanan dan minuman yang berdiri sejak 2003 juga menerima penyertaan pendanaan sebesar 18,1 juta dollar AS atau sekitar Rp 264 miliar dari perusahaan modal ventura East Ventures dan Falcon House Partners.
Selain Jakarta, Ismaya Group sebenernya juga telah berekspansi sampai Dubai, Uni Emirat Arab. Total restoran dan lounge di bawah naungan Ismaya Group berada di lebih 100 titik.
Dalam siaran pers pada 15 Juni 2022, CEO Ismaya Group Bram Hendrata mengakui pembatasan sosial karena pandemi Covid-19 berdampak besar ke bisnis kuliner, termasuk ke Ismaya Group. Ismaya Group berusaha tetap inovatif dengan beralih ke pengiriman makanan dan menerapkan langkah-langkah efisiensi operasional di gerai ataupun kantor pusat. Saat ini, perusahaan kembali ke tingkat pendapatan sebelum pandemi dengan peningkatan tingkat efisiensi dari segi produktivitas dan profitabilitas setidaknya sebesar 30 persen.
”Kami akan menggunakan dana tersebut untuk terus memperluas skala bisnis, meningkatkan pengalaman eksklusif, dan layanan pengiriman makanan,” ujar dia.
Pada April 2022, usaha kuliner multimerek, Hangry, pun mendapatkan pendanaan ekuitas dan pinjaman sebesar 22 juta dollar AS atau setara sekitar Rp 316 miliar. Jika digabungkan dengan pendanaan ekuitas tahun 2021, Hangry mempunyai total pendanaan ekuitas sebesar 35 juta dollar AS.
Untuk pendanaan ekuitas, Hangry menyebut terdapat sejumlah investor terlibat, antara lain Journey Capital Partners, Orzon Ventures, Sassoon Investment Corporation, dan Alpha JWC Ventures. Sementara pendanaan pinjaman berasal dari Genesis Alternative Ventures dan Innoven Capital.
”Adanya suntikan pendanaan dari perusahan modal ventura membantu kami memperluas skala bisnis, seperti ekspansi ke daerah baru dan akuisisi perusahaan kuliner,” ujar CEO Hangry Abraham Victor. Aksi akuisisi pertama yang Hangry lakukan adalah kepada Acca, usaha kuliner India cepat saji yang beroperasi di Jadetabek dan Jawa Barat.
Fenomena perusahaan modal ventura menyuntikkan investasi ke usaha kuliner bukanlah kali ini saja. Sebelum pandemi Covid-19 sudah ada usaha kuliner yang memperoleh pendanaan dari perusahaan modal ventura. Sebagai contoh, Kopi Kenangan (sekarang Kenangan Brands). Investasi seri A yang dia peroleh tahun 2018 berasal dari beberapa perusahaan modal ventura, di antaranya Jay-Z melalui perusahaannya Roc Nation Company, Serena Williams melalui Serena Ventures, serta pemain basket NBA Caris LeVert.
Tahun lalu, Kopi Kenangan menjadi unicorn usai memperoleh pendanaan seri C Tahap Pertama senilai 96 juta dollar AS atau setara dengan Rp 1,3 triliun. Suntikan dana ini dipimpin Tybourne Capital Management dengan partisipasi dari investor yang ada, termasuk Horizons Ventures, Kunlu, B Capital, dan Falcon Edge Capital.
Mengutip blog Kenangan Brands, hingga akhir 2021, jumlah gerai Kopi Kenangan meningkat 41 persen atau sebanyak 191 gerai baru dibandingkan dengan tahun 2020. Tahun 2021 ini, Kopi Kenangan telah melebarkan sayap ke sembilan kota baru sehingga kini hadir di 45 kota di seluruh Indonesia.
”Pendanaan membantu kami mengembangkan portfolio produk sehingga dapat berekspansi lebih cepat di pasar domestik, sekaligus untuk berekspansi ke pasar global,” ujar Ruth Davina selaku Public Relations and Communications Kenangan Brands saat dihubungi pada Jumat (24/6/2022), di Jakarta.
Menurut Ruth, di tengah ketatnya persaingan bisnis minuman kopi, Kenangan Brands memilih fokus kepada kualitas produk. Bisnis daring dan luring tetap dijalankan bersamaan demi memberikan kepuasaan terbaik kepada pelanggan.
Chief Economist Bank Permata Josua Pardede saat dihubungi terpisah, memandang, masih adanya minat investasi perusahaan modal ventura terhadap makanan dan minuman tidak terlepas dari pemulihan aktivitas ekonomi pascapandemi Covid-19. Di tengah pandemi pun, usaha makanan dan minuman masih cenderung solid, terutama bisnis makanan dan minuman yang bekerja sama dengan layanan antar.
”Selain alasan pemulihan aktivitas ekonomi, investor mempertimbangkan potensi ongkos pinjaman yang semakin mahal. Dengan demikian, mereka menargetkan usaha-usaha yang sudah mulai mampu mencetak profit sehingga beban ongkos yang ditanggung menjadi minimal,” ujar dia.
Josua menambahkan, tren seperti itu diperkirakan akan berlanjut. Sisi baiknya adalah usaha rintisan akan ikut berorientasi mengejar profit jangka menengah.