Pinjaman Rp 4,4 Triliun Bank KB Bukopin untuk Kredit Berwawasan Lingkungan
Pertimbangan untuk mendapatkan pinjaman tersebut juga sebagai langkah perseroan dalam mencapai sasaran pengembangan yang telah dituangkan dalam rencana bisnis bank pada tahun 2022.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Bank KB Bukopin Tbk mendapatkan pinjaman 300 juta dollar AS atau setara dengan Rp 4,42 triliun dari International Finance Corporation. Dana pinjaman ini akan digunakan untuk penyaluran kredit.
Bank KB Bukopin akan menggunakan pinjaman tersebut untuk menyalurkan kredit berwawasan lingkungan yang terkait dengan keuangan berkelanjutan. Dalam menyalurkan kredit tersebut, Bank KB Bukopin akan menghindari pemberian pinjaman kepada sektor-sektor yang dapat merusak lingkungan. Demikian keterangan dari Bank KB Bukopin dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, Kamis (16/6/2022).
Bank KB Bukopin juga menyatakan, pinjaman tersebut menguntungkan dengan kontribusi terhadap margin bunga bersih sebesar 2,89 persen. Selain itu, pertimbangan untuk mendapatkan pinjaman tersebut juga sebagai langkah perseroan dalam mencapai sasaran pengembangan yang telah dituangkan dalam rencana bisnis bank pada tahun 2022. Bank KB Bukopin juga berinisiatif untuk mendapatkan diversifikasi sumber pendanaan melalui pinjaman luar negeri.
Dari total pinjaman 300 juta dollar AS tersebut, sekitar 20 persen atau 60 juta dollar AS akan langsung dipinjamkan kepada Bank KB Kookmin. Sementara sisanya sebesar 240 juta dollar AS akan dipinjamkan dari IFC kepada induk usaha Bank KB Kookmin, yaitu Kookmin Bank Co Ltd. Kemudian, oleh Kookmin Bank Co Ltd disalurkan kepada Kookmin Bank Co Ltd Singapore Branch, barulah diteruskan pada Bank KB Kookmin.
Tenor pinjaman tersebut selama tiga tahun dengan bunga pinjaman berbasis kuotasi obligasi seri INDOGB 3 tahun plus margin sebesar 140 basis poin. Pinjaman ini bersifat bersih tanpa ada jaminan.
Tambah modal
PT Bank Neo Commerce Tbk berencana menambah modal dengan menggunakan dua skema. Pertama adalah dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau right issue dan kedua dengan cara penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Untuk skema right issue, Bank Neo akan menerbitkan sebanyaknya 5 miliar saham baru. Rencana ini akan dibahas pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, 21 Juli 2022 mendatang. Dalam prospektusnya, manajemen Bank Neo menyebutkan dana yang dikumpulkan akan digunakan untuk meningkatkan modal kerja.
Sementara untuk untuk private placement, akan ditawarkan sebanyaknya 942.168.184 saham atau setara dengan 10 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor. ”Sehubungan dengan PMTHMETD ini, saham baru perseroan akan dikeluarkan kepada satu atau beberapa investor yang bermaksud memiliki saham baru. Informasi ini belum ditentukan pihak-pihaknya sehingga belum dapat diungkapkan pada keterbukaan informasi ini,” demikian keterangan dari manajemen.