Permintaan pasar real estat dinilai masih cenderung tertahan, terutama untuk pasar apartemen. Untuk menggerakkan pasar apartemen, skema sewa-beli apartemen tengah disiapkan.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Melandainya pandemi Covid-19 telah mendorong akselerasi pemulihan ekonomi. Meski situasi ekonomi membaik, kebangkitan sektor properti residensial masih butuh waktu. Tekanan pasar terutama masih dirasakan di pasar apartemen. Upaya menggerakkan pasar apartemen antara lain melalui penerapan skema sewa-beli.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perusahaan Real Estat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida mengemukakan, pihaknya bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta perbankan tengah menyiapkan skema sewa-beli rumah susun. Skema ini diharapkan kembali menggairahkan pasar apartemen.
”Persiapan skema sewa-beli dalam tahap finalisasi dan diharapkan bisa mulai diterapkan tahun ini. Momentum ini diharapkan mendorong pasar rumah susun kembali bergerak dan mengikuti irama (permintaan) pasar rumah tapak,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (3/6/2022).
Totok menambahkan, sasaran pasar sewa-beli terutama masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah untuk kepemilikan rumah susun sederhana milik dan apartemen menengah. Skema sewa diberikan dalam tenor tertentu dan selanjutnya konsumen bisa mencicil kepemilikan unit rusun lewat sistem KPA. Suku bunga KPA dan tenor kredit juga akan disesuaikan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Sasaran pasar sewa-beli terutama masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah untuk kepemilikan rumah susun sederhana milik dan apartemen menengah. Skema sewa diberikan dalam tenor tertentu dan selanjutnya konsumen bisa mencicil kepemilikan unit rusun lewat sistem KPA.
Target awal penerapan skema sewa-beli rumah susun adalah di kawasan-kawasan industri dan secara bertahap ke proyek apartemen di kawasan lainnya. ”Sejauh ini, pengembang apartemen sudah banyak yang berminat menerapkan skema sewa-beli,” ujar Totok.
Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan, selama triwulan I (Januari-Maret)-2022 terjadi penurunan, baik untuk permintaan maupun suplai residensial. Namun, ia memprediksi penurunan itu hanya bersifat musiman.
Berdasarkan Rumah.com Indonesia Property Market Index Q2-2022, permintaan pasar hunian pada triwulan I-2022 turun sebesar -1,7 persen dibandingkan dengan triwulan IV-2021. Sementara itu, suplai residensial juga turun -0,3 persen dibandingkan dengan triwulan IV (Oktober-Desember) 2021, tetapi naik 5 persen secara tahunan. Data tersebut merupakan hasil analisis dari 700.000 daftar properti dijual dan disewa dari seluruh Indonesia, yang diakses oleh sekitar 5,5 juta pencari properti.
Indeks harga properti pada triwulan I-2022 cenderung tertahan, terutama dipicu stagnasi harga apartemen. Indeks harga apartemen belum bergerak sejak triwulan I-2021. Tren indeks harga properti pada triwulan I-2022 hanya naik 0,4 persen dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, tetapi tumbuh 5 persen secara tahunan.
”Secara keseluruhan, tren penurunan permintaan dan suplai mungkin dipengaruhi oleh fokus konsumen yang melakukan mudik pada libur panjang hari raya Idul Fitri 2022 dan menjadi fokus utama pengeluaran masyarakat. Penyedia properti tampak mengantisipasi dengan menurunkan suplai dan bersikap wait and see,” kata Marine, dalam keterangan tertulis, Jumat.
Tren penurunan permintaan dan suplai mungkin dipengaruhi oleh fokus konsumen yang melakukan mudik pada libur panjang hari raya Idul Fitri 2022 dan menjadi fokus utama pengeluaran masyarakat.
Bank Indonesia menetapkan tingkat suku bunga acuan (Bank Indonesia 7 days reverse repo rate) masih di level 3,5 persen per Mei 2022 atau bertahan dalam 15 bulan terakhir. Selama tiga bulan terakhir, suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) rata-rata 7,9 persen dan suku bunga kredit pemilikan apartemen (KPA) terjaga pada 7,9 persen. Sementara itu, stimulus fiskal berupa Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN-DTP) masih berlangsung hingga September 2022.
Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia pada triwulan I-2022 mengindikasikan perbaikan penjualan properti residensial di pasar primer meskipun masih terkontraksi. Perbaikan tersebut tecermin dari penjualan properti residensial yang terkontraksi sebesar -10,11 persen secara tahunan, lebih baik dari kontraksi triwulan sebelumnya sebesar -11,60 persen (YOY).
Rumah.com mencatat, di tengah turunnya indeks permintaan terhadap properti, minat pembelian oleh kelas menengah ke atas mulai meningkat. Selama triwulan I-2022, sebanyak 54 persen pencarian properti di Rumah.com untuk hunian menengah atas dengan harga di atas Rp 1 miliar. Selain itu, kepemilikan kondominium mewah di pusat kota Jakarta juga mulai dibidik. Dari data pencarian Rumah.com, sebanyak 33 persen pencari apartemen di Jakarta Selatan mencari apartemen mewah dengan harga di atas Rp 4 miliar.
Sebelumnya, Senior Associate Director Residential Services Colliers Indonesia Lenny Van Es Sinaga mengemukakan, masa pandemi selama dua tahun telah memberikan posisi tawar tinggi bagi pembeli (buyers market). Pasar perumahan real estat yang cenderung tertekan membuat harga rumah tinggal dan apartemen tertahan. Pengembang mendorong sejumlah promosi, seperti diskon harga, ”gimmick” furnitur, hingga peralatan elektronik secara gratis.
”Ini kelebihan yang didapat pembeli selama pandemi, yakni fleksibilitas soal harga, paket fasilitas, KPR, hingga stimulus fiskal untuk real estat,” ujarnya, beberapa waktu lalu.
Lenny menambahkan, momentum ini masih bisa dimanfaatkan konsumen dan investor untuk membeli properti tahun ini. Sebab, harga ke depan bisa naik. Saat ini, sebagian besar pencari rumah merupakan pasar milenial yang membidik hunian dengan harga di kisaran Rp 580 juta-Rp 1,5 miliar per unit.