Bursa Efek Indonesia memasukkan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau GoTo ke tiga indeks sekaligus, yakni LQ45, IDX30, dan IDX80, dengan pertimbangan agar indeks lebih mewakili dinamika pasar.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS —Bursa Efek Indonesia memasukkan saham emiten teknologi yang belum lama masuk bursa, yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, menjadi konstituen tiga indeks. Ketiga indeks tersebut adalah Indeks LQ45, IDX30, dan IDX80.
GoTo menggeser saham PT Waskita Karya Tbk di indeks IDX30 dan LQ45. Sementara pada indeks IDX80, GoTo menggeser saham PT Buyung Poetra Sembada Tbk.
Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah melakukan evaluasi fast entry. Evaluasi ini diberlakukan karena ada pertimbangan untuk menyusun indeks agar lebih mewakili dinamika pasar. Dengan demikian, emiten yang memenuhi kriteria tertentu dapat masuk sebagai konstituen indeks lebih awal, sebelum periode evaluasi secara berkala.
BEI biasanya mengevaluasi indeks dua kali dalam satu tahun. ”Periode efektif masuknya GoTo ke dalam indeks tersebut mulai 8 Juni (2022) mendatang,” demikian pengumuman dari BEI, Kamis (2/6/2022).
Setidaknya ada tiga persyaratan untuk dapat dievaluasi secara cepat, seperti sudah tercatat minimal 20 hari di bursa. Selain itu, emiten memiliki kapitalisasi pasar free float minimal berada pada peringkat kelima atau 2 persen dari kapitalisasi pasar free float BEI. Selanjutnya, emiten memenuhi kriteria dan mengikuti proses yang telah ditetapkan oleh BEI.
Dalam paparan publik kinerja keuangan awal pekan ini, CEO GoTo Andre Sulistyo menargetkan, pada triwulan II-2022, nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) dapat dicapai antara Rp 142 triliun dan Rp 145 triliun. Sementara pendapatan bruto antara Rp 5,3 triliun dan Rp 5,6 triliun.
GoTo juga berencana meningkatkan layanan pelanggan melalui berbagai macam program loyalitas agar para pengguna dapat memanfaatkan berbagai layanan.
Dividen Metrodata
Sementara itu, PT Metrodata Electronics Tbk, emiten yang bergerak pada sektor teknologi informasi dan telekomunikasi digital, memutuskan untuk membagi dividen sebesar Rp 128,9 miliar. Dividen tersebut setara dengan 25,3 persen laba bersih sepanjang 2021 yang mencapai Rp 508,9 miliar.
”Kami berterima kasih atas dukungan dari berbagai pihak atas pencapaian ini dan semoga ke depan akan terus meraih kinerja yang lebih baik lagi. Terlebih pada tahun 2022 ini kami melihat peluang yang baik untuk berbagai permintaan produk dan solusi digital,” ujar Presiden Direktur Metrodata Susanto Djaja dalam keterangan tertulisnya.
Susanto menambahkan, Metrodata optimistis pada tahun 2022 ini karena bisnis sudah mulai normal dengan transformasi digital. Metrodata mencermati ada peluang seiring dengan pulihnya bisnis di Indonesia sehingga diperlukan ekspansi infrastruktur informasi dan teknologi ke arah digitalisasi.