Pada perdagangan akhir pekan lalu, harga saham GoTo Rp 304 per saham sehingga potensi dana yang didapatkan dari ”private placement” ini sebesar Rp 36 triliun.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk memerlukan tambahan modal. Penambahan modal ini dilakukan dengan cara penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, Jumat (20/5/2022), GoTo akan mengeluarkan sebanyaknya 118.436.394.950 saham seri A dengan nilai nominal Rp 1 per saham. Jumlah saham tersebut maksimal setara dengan 10 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh GoTo.
Pada perdagangan akhir pekan lalu, harga saham GoTo Rp 304 per saham sehingga potensi dana yang didapatkan dari private placement ini sebesar Rp 36 triliun.
”Dana yang diperoleh akan digunakan untuk mendukung kebutuhan modal kerja perseroan PT Tokopedia, PT Dompet Anak Bangsa, dan PT Multifinance Anak Bangsa,” demikian keterangan dari manajemen GoTo.
Selain itu, diharapkan pula langkah private placement itu akan meningkatkan jumlah saham yang dikeluarkan sehingga meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Private placement juga akan meningkatkan ekuitas dan kas.
Setelah private placement ini dilakukan, persentase kepemilihan saham dari pemegang saham saat ini akan menurun atau terdilusi maksimal sebesar 9,09 persen.
Sementara itu, PT Erajaya Swasembada Tbk berencana membeli kembali sahamnya atau buyback pada periode 20 Mei-19 Agustus 2022. Dana yang dipersiapkan sebanyaknya Rp 319 miliar. Dana itu diambil dari kas internal Erajaya.
Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia, jumlah saham yang dibeli balik tidak lebih dari 20 persen dari modal disetor. Hal itu juga memperhatikan jumlah minimal saham beredar sebesar 7,5 persen dari modal disetor.
Konsekuensi dari beli balik itu, aset dan ekuitas Erajaya akan berkurang sebesar Rp 319 miliar ditambah biaya transaksi. Akan tetapi, penurunan tersebut tidak berdampak terhadap biaya operasional perseroan sehingga laba/rugi diperkirakan masih sejalan dengan target semula.
Erajaya masih memiliki modal dan arus yang yang mencukupi kegiatan operasionalnya.