Pendapatan Bruto Naik 53 Persen, GoTo Masih Merugi Rp 6,6 Triliun
Hingga akhir Maret lalu, nilai transaksi bruto (”gross transaction value”/GTV) naik 46 persen menjadi Rp 140 triliun. Pendapatan bruto naik 53 persen menjadi Rp 5,2 triliun.
Oleh
ANASTASIA JOICE TAURIS SANTI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hingga triwulan I-2022 ini, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk masih mencatatkan kerugian sebesar Rp 6,6 triliun. Di sisi lain, pendapatan bruto GoTo naik 53 persen menjadi Rp 5,2 triliun. Perusahaan digital ini masih akan terus mengembangkan produk dan meningkatkan pelayanan di segala lini.
Kerugian tersebut memang jauh meningkat dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,9 triliun. CEO Grup GoTo Andre Sulistyo menjelaskan, kenaikan itu terjadi setelah ada penggabungan antara Gojek dan Tokopedia pada Mei 2021.
”Dikatakan meningkat kurang tepat karena kinerja GoTo dan anak usaha pada triwulan pertama 2021 disajikan tanpa Tokopedia. Pengabungan GoTo selesai dilakukan pada Mei 2021,” papar Andre dalam jumpa pers daring, Senin (30/5/2022).
Hingga akhir Maret lalu, nilai transaksi bruto (gross transaction value/GTV) naik 46 persen menjadi Rp 140 triliun. Pendapatan bruto naik 53 persen menjadi Rp 5,2 triliun. Hal ini mencerminkan pertumbuhan take rate dari 3,5 persen menjadi 3,7 persen. Dengan demikian, pendapatan bersih naik dari Rp 904 miliar menjadi Rp 1,49 triliun.
Pendapatan GoTo ditopang oleh kenaikan pendapatan dari tiga lini bisnis utama, yaitu on-demand services melalui Gojek, lokapasar melalui Tokopedia, serta teknologi finansial pada 2021 dan triwulan I-2022. Andre menambahkan, GoTo akan semakin mengintegrasikan layanannya sehingga para pengguna dapat merasakan layanan multiplatform. Pada penutupan perdagangan, saham GoTo naik 0,64 persen menjadi Rp 314 per saham.
Blibli dukung UMKM
Sementara itu, lokapasar lainnya, Blibli, berkolaborasi dengan JumpStart meluncurkan mesin penjualan cerdas yang khusus menjual produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Mesin ini menjadi platform bagi para pengusaha UMKM untuk memperluas pemasaran, promosi, dan distribusi produk dengan lebih efisien serta omnichannel. Mesin ini ada di mal Grand Indonesia.
”Blibli dan Jumpstart sebagai perusahaan teknologi memiliki kesamaan visi dalam mendorong pertumbuhan UMKM Indonesia,” kata CMO Blibli Edward Kilian.
Senada yang disampaikan Edward, CEO Jumpstart Brian Imawan mengatakan, baik Jumpstart maupun Blibli memiliki ekosistem teknologi mumpuni. ”Sehingga kami menatap optimistis kolaborasi ini yang diharapkan dapat mendukung digitalisasi produk lokal dan UMKM Indonesia, sekaligus menumbuhkan semangat kebanggaan akan produk lokal di hati masyarakat,” katanya.