Landasan Bandara Juanda Bermasalah, Sejumlah Pesawat Alihkan Pendaratan
Landasan Bandara Internasional Juanda Surabaya kembali bermasalah. Akibat kejadian tersebut, sejumlah penerbangan terdampak sehingga dilakukan pengalihan pendaratan dan penarikan kembali pesawat ke area parkir.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI, AGNES SWETTA PANDIA, SOELASTRI SOEKIRNO
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Landasan Bandara Internasional Juanda Surabaya di Jawa Timur kembali bermasalah. Akibat kejadian tersebut, sejumlah penerbangan terdampak sehingga dilakukan pengalihan pendaratan dan penarikan kembali pesawat menuju area parkir. Investigasi penyebab masalah masih berlangsung. Peristiwa ini menambah panjang catatan kerusakan landasan di bandara tersebut.
Kegaduhan yang melibatkan para pengguna jasa kebandarudaraan di Bandara Juanda Surabaya terjadi pada Minggu (22/5/2022) pagi. Kejadian bermula saat pesawat Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6309 rute Surabaya-Jakarta (Soekarno-Hatta) melaporkan munculnya kendala pada fasilitas landasan.
Pesawat yang membawa ratusan penumpang tersebut batal terbang pada pukul 09.25 WIB karena landasan di Bandara Juanda bermasalah sehingga tidak bisa dilintasi. Pesawat kemudian dievakuasi tim dari pengelola bandara dan ditarik kembali ke apron.
”Proses evakuasi ini setidaknya memerlukan waktu 50 menit. Pesawat dapat kembali parkir ke apron pada sekitar pukul 10.15 waktu setempat,” ujar Communication and Legal Section Head Bandara Juanda Surabaya Yuristo Ardhi Hanggoro.
Yuristo menambahkan, masalah yang terjadi pada landasan di Bandara Juanda tidak hanya berdampak pada penerbangan keberangkatan. Setidaknya tercatat empat penerbangan kedatangan yang memutuskan mengalihkan pendaratan ke Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali.
Hingga saat ini, belum ada penjelasan detail dari pengelola Bandara Juanda terkait masalah di landasan. Informasi yang beredar di masyarakat, landasan pacu Bandara Juanda ambles sehingga tidak bisa dilalui pesawat. Informasi lain menyebutkan, ada titik landasan pacu yang mengelupas pada permukaan aspalnya akibat guyuran hujan deras beberapa hari terakhir.
Dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Yuristo mengatakan, pihaknya masih berupaya mencari tahu penyebab landasan bermasalah. Meski demikian, saat ini tim teknis di lapangan telah selesai memperbaiki kerusakan secara taktis sehingga landasan bisa digunakan lagi. ”Tidak ada penutupan aerodrome dan aktivitas penerbangan di Bandara Juanda saat ini telah beroperasi secara normal,” kata Yuristo.
Informasi yang beredar di masyarakat, landasan pacu Bandara Juanda ambles sehingga tidak bisa dilalui pesawat. Informasi lain menyebutkan, ada titik landasan pacu yang mengelupas pada permukaan aspalnya akibat guyuran hujan deras beberapa hari terakhir.
Hadi (50), salah satu penumpang Batik Air yang penerbangannya terhambat Minggu pagi, mengisahkan, saat kejadian, seluruh penumpang sudah berada di dalam pesawat. Namun, beberapa saat berselang, pesawat justru dievakuasi menuju apron dan seluruh penumpang diminta turun dan kembali ke ruang tunggu terminal keberangkatan.
”Saya bingung karena sampai saat ini tidak ada kejelasan keberangkatan ke Jakarta. Maskapai mengatakan penumpang bisa refund atau mengembalikan tiket di loket,” ujar Hadi.
Persoalan kali ini menambah panjang catatan kerusakan landasan di Bandara Juanda. Berdasarkan catatan Kompas, kerusakan landasan pernah terjadi pada Kamis, 7 Februari 2019. Laporan awal disampaikan pilot Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6391 rute Jakarta (CGK)-Surabaya pada pukul 08.40. Kerusakan terjadi di dekat titik pendaratan pesawat atau touchdown runway 10. Adapun dimensi kerusakannya 3,5 meter x 1,2 meter x 0,05 meter.
General Manager Bandara Juanda saat itu, Heru Prasetyo, mengatakan, kerusakan mengakibatkan landas pacu tidak bisa digunakan untuk aktivitas pendaratan dan penerbangan pesawat. Seluruh operasional bandara ditutup. Titik kerusakan pada landas pacu sebenarnya sudah diketahui pengelola bandara sejak 2 Febuari 2019.
Jenis kerusakannya potholes (lubang) pada sambungan melintang landas pacu. Selanjutnya dilakukan perbaikan darurat pada 3 Febuari. Saat itu, perbaikan permanen belum bisa dilaksanakan karena kendala hujan yang terus mengguyur wilayah Sidoarjo. ”Dikarenakan hujan terus, terjadi rembesan air (infiltrasi) pada celah runway yang rusak sehingga menggerus fungsi perekatnya,” kata Heru (Kompas.id, 7 Februari 2019).
Dua bulan sebelum kejadian tersebut, tepatnya pada 12 Desember 2018, pengelola Bandara Juanda menerima laporan kerusakan landas hubung (taxi way). Akibat kerusakan itu, roda bagian belakang (mainwheel) pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-264 rute Surabaya-Balikpapan ambles di landas pacu.
Dua hari sebelumnya, 10 Desember 2018, juga terjadi kerusakan di landas hubung (taxi way) Bandara Juanda yang mengakibatkan roda pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-316 rute Surabaya-Banjarmasin mengalami stuck atau tidak bisa digerakkan. Roda belakang pesawat ambles di aspal area taxi out.
Catatan kerusakan landasan Bandara Juanda sejatinya lebih panjang. Pada 20 Mei 2018 terjadi kerusakan pada aspal landas pacu Bandara Juanda yang mengakibatkan pesawat Lion Air JT 922 rute Surabaya-Denpasar gagal terbang karena roda depan (nosewheel) ambles. Kerusakan diduga karena hujan deras yang terus mengguyur sehingga menggerus lapisan aspal landasan.
Pekerjaan overlay atau perkerasan aspal Bandara Juanda sebenarnya sudah dilakukan sejak 2017. Dari total panjang landasan 3.000 meter, pekerjaan perkerasan pada tahap awal ini direncanakan sepanjang 1.700 meter. Sisanya sepanjang 1.300 meter akan dilanjutkan pada periode 2019-2020. PT AP I selaku pengelola bandara sudah menyiapkan anggaran.