Perbaikan Kabel Laut Ruas Merauke-Timika Terkendala
Perbaikan jaringan tulang punggung telekomunikasi Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Sulawesi Maluku Papua Cable System ruas Merauke - Timika diperkirakan baru bisa mulai dilakukan 23 Mei 2022 karena keterbatasan kapal.
Oleh
MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perbaikan jaringan tulang punggung telekomunikasi Sistem Komunikasi Kabel Laut Sulawesi Maluku Papua Cable System atau SMPCS ruas Merauke-Timika, yang putus 27 Maret 2022, diperkirakan baru bisa mulai dilakukan pada 23 Mei 2022. Hal itu karena ada keterbatasan kapal untuk proses pengangkutan dan perbaikan.
Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) SMPCS dimiliki oleh PT Telkom Indonesia Tbk (Telkom). Direktur Network dan Information Technology Solution Telkom, Herlan Wijanarko, saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (10/5/2022), mengatakan, perkiraan waktu perbaikan itu karena ada keterbatasan kapal berbendera merah putih yang biasa digunakan untuk mengangkut dan memperbaiki kabel laut telekomunikasi.
SKKL Jakarta-Surabaya milik Telkom juga sedang butuh perbaikan. Oleh karena itu, kapal digunakan oleh Telkom Indonesia untuk memperbaiki SKKL Jakarta-Surabaya terlebih dulu hingga tuntas pada 6 Mei 2022. Kapal yang sama kemudian harus mengisi bahan bakar, akomodasi, hingga kebutuhan perbaikan kabel laut di Batam (Kepulauan Riau). ”Kapal yang sama akan mulai berlayar dari Batam ke Merauke besok Rabu (11/5/2022),” ujarnya.
Permintaan kebutuhan data internet di wilayah yang terdampak putusnya SKKL SMPCS ruas Merauke-Timika mencapai 42 gigabit, sedangkan jaringan cadangan yang tersedia hanya 3,25 gigabit. Pihak Telkom Indonesia berkomitmen menyediakan layanan suara secara penuh kepada masyarakat, tetapi akses ke data internet terbatas.
”Gangguan terhadap kabel laut telekomunikasi bermacam-macam, seperti longsor bawah laut dan aktivitas nelayan,” ujar Herlan. SKKL SMPCS ruas Merauke-Timika putus di kedalaman 60 meter dengan jarak 270 kilometer dari tepi pantai Merauke.
Sebelumnya, Ketua Bidang Hubungan Antarlembaga Asosiasi Sistem Komunikasi Kabel Laut Seluruh Indonesia (Askalsi) Eky S Pratomo, menyatakan, Indonesia merupakan pasar nomor lima di dunia untuk konten internet. Oleh karena itu, sejumlah perusahaan teknologi global, termasuk dari subsektor telekomunikasi, ramai-ramai membangun sistem komunikasi kabel laut (SKKL) yang melintasi Indonesia.
Facebook, misalnya, menyatakan sedang membangun dua SKKL untuk menghubungkan Amerika Utara dengan Indonesia dan Singapura. SKKL pertama diberi nama Echo, dibangun bersama konsorsium Alphabet Google dan PT XL Axiata Tbk, dan ditargetkan selesai pada tahun depan. Sementara SKKL kedua, yakni Bifrost, dikerjakan bersama PT Telekomunikasi Indonesia International dan Keppel Midgard Holdings Pte Ltd, dan diharapkan selesai pada 2024.
Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebutkan, SKKL Indonesia saat ini memiliki panjang sekitar 115.000 kilometer, termasuk di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sepanjang 55.000 kilometer. Pemerintah berharap ada kolaborasi dan kerja sama antarpelaku industri telekomunikasi dalam mengembangkan dan utilisasi SKKL sehingga bisa dimaksimalkan untuk mendukung transformasi digital di Tanah Air.