Bersiap Mudik Lebaran
Dua Lebaran sebelumnya, mudik Lebaran dilarang pemerintah karena wabah Covid-19. Tahun ini, seiring dengan peningkatan daya tahan masyarakat lewat vaksin lengkap hingga ”booster”, perjalanan mudik diizinkan kembali.
Lebih kurang dua pekan lagi, momok kemacetan lalu lintas di jalur mudik Lebaran berada di depan mata. Dari siaran radio, obrolan ringan penyiar meminta pendengar berbagi kisah tentang pengalaman mudik Lebaran. Ternyata, ingatan pendengar tentang macetnya jalur mudik masih begitu kuat.
Dua Lebaran sebelumnya, mudik Lebaran dilarang pemerintah karena wabah Covid-19. Tahun ini, seiring peningkatan daya tahan masyarakat lewat vaksin lengkap hingga booster atau vaksin penguat, perjalanan mudik diizinkan kembali.
Seorang pendengar yang berbagi kisah mudiknya melalui radio menyebutkan, roti sobek adalah salah satu bekal yang selalu dipersiapkan. Karena yang bersangkutan juga memiliki bayi, susu formula juga prioritas untuk dibawa.
Tidak disebutkan, kemana arah pulang kampungnya. Hanya diceritakan, kemacetan di jalan tol ataupun jalan alternatif sulit diprediksi. Kalau pada waktu normal hanya membutuhkan waktu sekitar 7-8 jam, perjalanan mudiknya pernah terhitung lebih dari 14 jam. Selain kemacetan, faktor kelelahan membuatnya menepi sejenak untuk sekadar beristirahat di dalam mobil.
Maklum, karena berbagai hal, sang pendengar tersebut baru bisa mudik menjelang Lebaran saat terjadi puncak arus mudik.
Pada Lebaran tahun ini, puncak arus mudik, seperti diperkirakan Kementerian Perhubungan, akan terjadi pada 29 dan 30 April 2022 pukul 07.00-09.00 WIB. Selain merupakan hari libur bersama yang ditetapkan pemerintah, periode tersebut menjadi puncak arus mudik juga karena umumnya pemudik mulai berangkat sehabis sahur.
Rancangan antisipasi kemacetan lalu lintas pun disusun pemerintah dan kepolisian, mulai dari rencana alternatif memberlakukan jalur contra flow, jalan satu arah, penentuan ganjil atau genap plat nomor kendaraan, hingga mengatur pembatasan kendaraan angkutan barang.
Baca juga: Lintas Pantai Selatan Lengkapi Tiga Jalur Mudik di Jawa
Salah satu perhatian Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi saat meninjau kesiapan Jalan Tol Jakarta-Cikampek, pertengahan pekan lalu, adalah ketersediaan sarana toilet di area peristirahatan jalan tol. Pemudik dari Jakarta yang memanfaatkan Jalan Tol Layang Sheikh Mohammed bin Zayed atau dikenal Jalan Tol Layang Jakarta-Cikampek diperkirakan bakal menggunakan rest area terdekat di Kilometer 57. Penambahan toilet darurat menjadi poin penting yang mesti disiapkan.
Gerbang pembayaran tol juga menjadi perhatian. Kecepatan pembayaran jalan tol yang bergantung pada sistem teknologi cashless harus dioptimalkan. Di lain sisi, kesiapan pemudik untuk menyediakan dana yang cukup pada kartu elektronik juga perlu diingatkan.
Dari data survei Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan, total jumlah pemudik diperkirakan 85,5 juta orang, antara lain menuju Jawa Tengah sekitar 23,5 juta, Jawa Timur 16,8 juta, Jawa Barat 14,7 juta, dan Yogyakarta 3,9 juta. Adapun jumlah pemudik yang menuju Sumatera diperkirakan 12 persen dari total 85,5 juta orang atau sekitar 10,26 juta orang.
Untuk mengurangi penumpukan pemudik, sektor angkutan penyeberangan telah bersiap jauh-jauh hari sebelum Lebaran. Posko Angkutan Lebaran PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) beroperasi mulai 22 April 2022 (H-10) hingga 10 Mei 2022 (H+7).
Pelabuhan Merak, Bakauheni, dan Ketapang diperkirakan bakal marak pemudik. Lintasan penyeberangan lainnya yang juga menjadi perhatian adalah Pelabuhan Lembar, Kayangan, Balikpapan, Bangka, Bajoe, dan Sibolga.
Tercatat, dermaga siap operasi sebanyak 66 unit, dengan total kapal yang beroperasi sebanyak 234 unit (66 unit kapal ASDP dan 168 unit non-ASDP). Asumsi perhitungan trafik pada Angkutan Lebaran tahun ini berjumlah 17.600 trip atau naik 16 persen dibandingkan dengan realisasi tahun 2021 sebanyak 15.100 trip. Total jumlah penumpang diperkirakan 3,2 juta orang atau naik 65 persen dibandingkan dengan realisasi tahun 2021 sebanyak 1,94 juta orang. Kendaraan roda dua diperkirakan 144.000 unit atau naik 47 persen dibandingkan dengan realisasi 2021 sebesar 98.000 unit.
Kendaraan roda empat diperkirakan sekitar 238.000 unit atau naik 59 persen dibandingkan dengan realisasi periode sama tahun lalu sebanyak 149.000 unit. Adapun truk logistik diperkirakan 181.000 unit atau naik 24 persen dibandingkan dengan realisasi tahun lalu sebanyak 146.000 unit sehingga total seluruh kendaraan diperkirakan 582.000 unit atau naik 44 persen dibandingkan realisasi periode sama tahun lalu sebanyak 403.000 unit.
Momok kemacetan lalu lintas menuju penyeberangan masih menjadi pekerjaan rumah yang harus terus dibenahi. Rekayasa pengaturan lalu lintas saja tidaklah cukup agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di sekitar pelabuhan. Ketersediaan kapal dan ketepatan waktu pemberangkatan dan kedatangan kapal menjadi faktor kunci.
Penyeberangan antarpulau juga memiliki kendala lain yang perlu diantisipasi, seperti cuaca ekstrem. Cuaca yang berubah sewaktu-waktu, terutama kecepatan angin yang berpotensi menghambat pelayaran, bisa saja terjadi.
Era digitalisasi sesungguhnya menjadi peluang memberikan kemudahan bagi pemudik. Salah satu kemudahan yang didorong ASDP adalah sistem pembelian tiket secara online. Memesan tiket kapal penyeberangan jauh-jauh hari tampaknya belum menjadi pilihan masyarakat dibandingkan dengan membeli secara langsung menjelang keberangkatan.
Mengutip catatan ASDP, pembelian tiket secara daring melalui aplikasi rata-rata hanya 15,7 persen. Sementara 84,3 persen pembelian tiket masih dilakukan di agen atau channel penjualan lainnya. Padahal, pembelian langsung menjadi penyebab antrean masuk ke pelabuhan.
Jadi, agar bisa berlebaran dengan lancar di kampung halaman, perjalanan mudik sebaiknya dipersiapkan dengan matang.