Harga Daging Melambung, Pedagang Minta Jaminan Ketersediaan
Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia menilai perlu memastikan pasokan daging mencukupi permintaan yang cenderung naik. Bulog mengimpor 36.000 ton daging kerbau impor setelah 20.000 ton di tahap pertama.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Harga daging sapi di sejumlah daerah, seperti DKI Jakarta dan sekitarnya, terus naik, menjadi sekitar Rp 145.000 per kilogram. Para pedagang menilai ada peningkatan permintaan menjelang Idul Fitri tahun ini, tetapi mereka berharap stok daging tetap terjamin. Terkait itu, pemerintah memastikan ketersediaan, termasuk dengan memberi alternatif daging kerbau beku.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional yang dimutakhirkan Jumat (15/4/2022), DKI Jakarta menjadi provinsi dengan harga daging sapi kualitas 1 tertinggi, yakni mencapai Rp 152.500 per kilogram (kg), lalu diikuti Aceh, Kepulauan Bangka Belitung, Riau, dan Jawa Barat. Adapun rata-rata nasional harga daging sapi per Kamis (14/4/2022) mencapai Rp 134.200 per kg.
Sementara menurut Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, harga rata-rata nasional daging sapi paha belakang, per Kamis (14/4/2022), mencapai Rp 132.400 per kg. Angka itu meningkat 2,32 persen dibandingkan dengan harga bulan lalu, yakni Rp 129.400 per kg.
Sekretaris Jenderal DPP Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Mujiburohman saat dihubungi, Jumat (15/4/2022), membenarkan bahwa harga daging segar di pasar tengah naik. Menurut dia, para pedagang rata-rata menjual daging sapi dengan harga Rp 145.000 per kg. Selain stok yang terbatas, harga daging sapi hidup pun naik dan menyebabkan meningkatnya belanja pedagang.
”Prinsipnya, selama stok melimpah, pedagang pasar masih senang (harga tinggi). Namun, yang jadi masalah jika ketersediaan menipis sementara kebutuhan masyarakat meningkat sehingga harga naik,” kata Mujiburohman.
Menurut dia, daging impor beku yang sudah diimpor Perum Bulog lebih banyak dikuasai oleh distributor, sedangkan pedagang hanya bisa gigit jari. ”Kami berharap, distribusi atas barang-barang kebutuhan pokok (termasuk daging) lancar dan berkelanjutan sehingga stabilitas harga di pasar terwujud,” katanya.
Menjelang Lebaran, lanjut Mujiburohman, pemerintah perlu memastikan pasokan cukup atau seimbang dengan permintaan. ”Melihat tren saat ini, pemerintah harus menguasai (bahan) kebutuhan pokok penting. Juga, jangan sampai BUMN seperti Bulog hanya sebagai calo kuota impor, di mana barangnya dikuasai swasta,” ucap Mujiburohman.
Sementara itu, Sekjen Induk Koperasi Pasar (Inkoppas) Ngadiran menyebutkan, tingginya harga daging belum disertai peningkatan daya beli masyarakat sehingga pedagang relatif sulit menjual. Ia berharap distribusi dapat berjalan lancar sehingga harga dapat stabil.
”Inkoppas sudah mengajukan ke Bulog, tetapi masih disuruh menunggu. Mudah-mudahan pedagang-pedagang kami mendapat alokasi,” ujar Ngadiran.
Lanjutkan impor
Guna memastikan cadangan stok daging nasional, terutama untuk mencukupi kebutuhan saat Ramadhan dan Idul Fitri, Perum Bulog melanjutkan impor daging kerbau beku dari India. Tahap pertama, yakni 20.000 ton daging kerbau beku, telah rampung diimpor per akhir Maret 2022. Selanjutnya, pada tahap kedua, akan diimpor sebanyak 36.000 ton hingga Lebaran nanti. Sebagian di antaranya tiba di Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (14/4/2022).
Direktur Utama Bulog Budi Waseso, yang mengecek kedatangan daging kerbau beku impor itu, mengatakan, penugasan impor daging kerbau beku oleh pemerintah kepada Bulog pada 2022 total sebanyak 100.000 ton. Langkah itu untuk memberikan altenatif bagi konsumen, sekaligus menjaga stabilitas harga, khususnya pada Ramadhan dan Idul Fitri.
”Kedatangan stok daging impor oleh Bulog sangat dibutuhkan guna menjawab persoalan ketersediaan daging yang mengalami tren kenaikan permintaan saat Ramadhan dan menjelang Idul Fitri. Saya memantau langsung dan minta untuk langsung didistribusikan dan diprioritaskan untuk konsumen langsung,” kata Budi dalam keterangannya.
Budi menambahkan, pihaknya juga sudah mengatur agar proses kedatangan daging impor dilakukan secepat mungkin. Selanjutnya, dengan sarana pendingin serta jaringan infrastruktur Bulog, stok daging itu didistribusikan ke seluruh Indonesia. Sejumlah wilayah yang sudah terdistribusi, langsung melakukan operasi pasar.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional (National Food Agency) Arief Prasetyo Adi mengemukakan, harga daging sapi terpantau di angka Rp 130.000-Rp 140.000 per kg. Kenaikan disebabkan naiknya harga sapi bakalan internasional sehingga berdampak pada yang di dalam negeri.
”Sapi bakalan di luar negeri harganya sudah meningkat dari 3,6 dollar AS (per kg), bahkan hari ini sudah di atas 4,2 dollar (per kg). (Namun), kami akan pastikan sampai dengan Lebaran, daging sapi tersedia dalam jumlah cukup dan harganya terjangkau,” ujar Arief saat meninjau kebutuhan barang pokok di Pasar Tradisional Rawamangun, Jakarta, Kamis (14/4/2022).
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, yang juga hadir dalam tinjauan itu, menuturkan, saat ini daging kerbau mulai disukai masyarakat. Sebelumnya, daging itu memang kurang diminati karena cara jualnya yang berbeda dengan daging sapi di pasaran. Namun, kini masyarakat sudah mulai beralih, salah satunya karena harga yang lebih murah.