Platform Bisnis Ekspor dan Intelijen Pasar ”Inaexport” Diluncurkan
Inaexport memiliki akses informasi intelijen pasar yang saat ini sudah sebanyak 538 informasi. Informasi itu antara lain memuat tentang komoditas, standardisasi produk, dan kebutuhan pasar sejumlah negara.
Oleh
Hendriyo Widi
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kementerian Perdagangan meluncurkan platform binis ke binis Inaexport untuk mengembangkan ekspor produk-produk unggulan Indonesia. Para pelaku usaha dan industri, termasuk usaha kecil menengah siap ekspor, dapat memanfaatkan platform itu untuk mendapatkan informasi, mempelajari, dan memperluas pasar ekspor.
Inaexport diluncurkan secara hibrida oleh Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi di Jakarta, Senin (11/4/2022) sore. Platform yang dirintis sejak 2019 ini memiliki 11.852 pelaku ekspor terdaftar dan 538 informasi pasar.
Inaexport juga telah menampilkan 6.248 produk Indonesia. Kategori produk-produk tersebut beragam, mulai dari pertanian, pakaian, mobil dan motor, perawatan dan kecantikan, energi, bahan kimia, perangkat keras dan lunak, elektronik, serta konstruksi dan real estat.
Didi Sumedi mengatakan, Inaexport merupakan platform bisnis ke bisnis (business to business) resmi Pemerintah Indonesia. Platform ini mirip lokapasar dan dapat menjembatani eksportir atau calon eksportir degan pembeli dari negara lain.
Bedanya dengan platform perdagangan yang lain, Inaexport memiliki akses informasi intelijen pasar yang saat ini sudah mencapai 538 informasi. Informasi itu, antara lain, memuat tentang komoditas, standardisasi produk, dan kebutuhan pasar sejumlah negara yang didukung dan dimutakhirkan oleh 48 perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri.
”Selain itu, para pembeli dan penjual juga dapat saling terhubung atau melakukan kontak dagang langsung menggunakan fitur chat (percakapan daring). Pembeli dari luar negeri juga dapat menyampaikan permintaan (inquiry) kepada eksportir Indonesia,” ujarnya.
Inaexport memiliki akses informasi intelijen pasar yang saat ini sudah sebanyak 538 informasi. Informasi itu, antara lain, memuat tentang komoditas, standardisasi produk, dan kebutuhan pasar sejumlah negara.
Didi menambahkan, ke depan, Kementerian Perdagangan akan meningkatkan sejumlah fitur Inaexport. Misalnya, fitur konsultasi bisnis, kalatog elektronik, pameran virtual, aplikasi bergerak (mobile), serta penambahan bahasa asing, seperti Arab, Mandarin, dan Perancis, untuk mengakomodasi pembeli dari berbagai belahan dunia.
Dalam kesempatan yang sama, Jerry menuturkan, Inaexport dapat memotong rantai perdagangan sehingga nilai produk tersebut bisa semakin efisien. Pembeli dari luar negeri bisa langsung menjajaki bisnis dan bertransaksi dengan pelaku usaha di Indonesia tanpa perantara.
Di sisi lain, pelaku UKM juga dapat memanfaatkan informasi pasar yang ada dalam platform itu. Banyak calon eksportir, termasuk UKM, yang selama ini kurang mendapatkan informasi mengenai komoditas-komoditas yang dibutuhkan negara-negara lain beserta standardisasi produknya.
”Persoalan lain yang dihadapi para pelaku UKM siap ekspor adalah mempertahankan kontinuitas atau keberlanjutan produk, baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Oleh karena itu, baik pemerintah maupun pelaku usaha diharapkan mampu menjaga keberlanjutan ekspor tersebut,” tuturnya.
Jerry juga berharap, pelaku ekonomi kreatif yang bergerak di bidang digital dapat memanfaatkan Inaexport. Salah satu peluang yang bisa diambil dan didorong adalah mengeskpor produk digital berupa gim.
Mengekspor produk digital, seperti gim daring, lebih efisien ketimbang mengekspor produk konvensional. ”Ekspornya tidak perlu menggunakan peti kemas atau kargo pesawat, melainkan cukup menggunakan perangkat bergerak mulai dari transaksi hingga pengirimannya,” ujarnya.
Mordor Intelligence mencatat, pasar gim dunia, baik konsol maupun daring, pada 2021, senilai 198,4 miliar dollar AS dan diperkirakan mencapai 339,95 miliar dollar AS pada 2027. Tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) gim global diperkirakan sebesar 8,94 persen pada 2022-2027.
Industri tersebut tumbuh cepat lantaran imbas dari pandemi Covid-19 yang membuat banyak orang lebih banyak beraktivitas di rumah. Hal itu juga dipengaruhi oleh peluncuran teknologi 5G oleh 170 operator seluler di sejumlah negara per November 2021.
Pelaku ekonomi kreatif yang bergerak di bidang digital dapat memanfaatkan Inaexport. Salah satu peluang yang bisa diambil dan didorong adalah mengeskpor produk digital berupa gim.
Sementara berdasarkan riset Newzoo, perusahaan penyedia layanan data dan wawasan terkait gim dan olahraga eklektronik (e-sports), nilai ekonomi gim di Indonesia pada 2020 sebesar 1,7 miliar dollar AS. Namun, pengembang gim lokal hanya menyerap 0,5 persen atau sekitar 8 juta dollar AS.
Adapun berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, pendapatan industri gim Indonesia pada 2020 sebesar 1,8 miliar dollar AS dan pada 2021 naik menjadi 2,8 miliar dollar AS.